Pasangan badak sumatera jantan Andalas dan betina Ratu di Suaka Rhino Sumatera siap menghasilkan individu baru, pekan ini. Pasangan yang sama, pada 2012, menghasilkan Andatu, yang disebut sebagai kesuksesan konservasi badak.
“Prediksi kami, betina Ratu melahirkan 5 Mei hingga 7 Mei,” kata dokter hewan Suaka Rhino Sumatera (SRS), Zufli Arsan, dihubungi dari Bandar Lampung, Minggu (1/5). SRS adalah lembaga konservasi badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) yang bekerja sama dengan Taman Nasional Way Kambas mengelola lahan 9.000 hektar di Taman Nasional Way Kambas.
Saat ini, Ratu telah dipindahkan dari kandang habituasi (boma) berukuran 200.000 meter persegi ke boma lebih kecil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Zulfi menuturkan, kendati diharapkan lahir alami, tim dokter SRS tetap akan mendampingi Ratu. Tim dokter akan dibantu dokter dari Kebun Binatang Australia serta dokter dan pawang badak senior dari Amerika Serikat.
Hingga kemarin, tim dokter SRS belum mengetahui jenis kelamin calon individu baru itu. Beberapa kali upaya pemeriksaan melalui ultrasonografi (USG) belum menunjukkan hasil.
Secara terpisah, Kepala Balai Taman Nasional Way Kambas Subakir menyambut baik kesiapan kelahiran individu baru badak sumatera di SRS. Ia berharap proses kelahiran lancar, kondisi induk dan bayi sehat.
“Kelahiran bisa menjadi bukti kesuksesan konservasi badak sumatera di Taman Nasional Way Kambas. Kelahiran itu dapat memunculkan kembali semangat konservasi satwa liar yang terancam punah,” katanya. Saat ini, ada enam badak sumatera (tiga betina, tiga jantan) di SRS.
Konservasi badak di Asia ditandai dengan penangkaran badak pertama, sekitar 120 tahun lalu di India. (GER)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Mei 2016, di halaman 14 dengan judul “Betina Ratu Siap Melahirkan Lagi”.