Habitat Badak Sumatera Dipantau

- Editor

Selasa, 23 Januari 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) yang populasinya semakin sedikit dan tersebar di beberapa wilayah di Indonesia harus segera dikumpulkan menjadi satu habitat untuk menghindari ancaman kepunahan. Penguatan pendataan dan pemantauan habitat secara langsung pun dibutuhkan agar target peningkatan populasi tercapai.

Populasi badak sumatera saat ini kurang dari 100 ekor. Populasi badak sumatera semakin menurun karena ancaman perburuan dan deforestasi yang marak terjadi di 10 tahun terakhir. Tanpa upaya pelestarian yang sungguh-sungguh, badak sumatera diperkirakan punah dalam 20 tahun mendatang.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menerjunkan tim penyelamatan badak sumatera ke Kutai Barat, Kalimantan Timur, untuk menyelamatkan 14 badak di kawasan itu. Badak-badak itu akan ditranslokasikan ke lahan seluas 6.000 hektar dengan konsep sama Suaka Rhino Sumatera di Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Lokasinya di bekas tambang PT Kelian Ekuatorial Mining yang telah direklamasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KOMPAS/ANGGER PUTRANTO–Bayi badak betina bernama Delilah menyantap buah-buahan bersama induknya Ratu di Sumatera Rhino Sanctuary, Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Kamis (27/7/2017). Di tempat sama sebelumnya lahir pula badak yang lalu diberi nama Andatu pada tahun 2012.

”Kami sedang meng-capture dan menyelamatkan badak-badak tersebut agar terhindar dari ancaman-ancaman, seperti deforestasi dan perburuan,” kata Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam KLHK Bambang Dahono Adji di kantornya, Jakarta, Senin (22/1).

Terkontrol
Bambang mengatakan, pihaknya berharap badak-badak tersebut kawin secara semialamiah, tetapi tetap terkontrol karena KLHK menargetkan pertumbuhan populasi badak tersebut sebesar 10 persen. Di lahan translokasi juga akan dibangun bank sperma, sama seperti di TNWK. Tujuannya, agar suatu saat badak di Kutai Barat dapat dikawinkan dengan badak di TNWK. ”Jadi, tidak akan terjadi hubungan sedarah, dan bayi yang terbentuk juga akan sehat,” kata Bambang.

Secara terpisah, Koordinator Konservasi Badak Nasional World Wide Fund Indonesia Yuyun Kurniawan mengatakan, kekhawatiran ancaman kepunahan badak sumatera nyata karena terjadi penurunan populasi badak dan populasinya tersebar. ”Kondisi ini membuat badak sumatera tidak punya jaminan bertahan jangka panjang,” ujarnya.

Karena itu, Yuyun berharap pemerintah segera mengumpulkan badak-badak yang tersebar menjadi satu habitat sehingga strategi pengembangbiakan dapat berjalan dengan baik. ”Perlu pengembangbiakan badak sumatera yang intensif kalau mau target peningkatan populasi tercapai,” kata Yuyun.

Menurut Yuyun, penguatan hukum juga dibutuhkan untuk menekan maraknya perburuan dan deforestasi. Penguatan hukum yang dimaksud adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang saat ini telah dirancang perubahannya.

Wakil Ketua Komisi IV Viva Yoga Mauladi mengatakan, draf RUU No 5/1990 telah diserahkan kepada Presiden Joko Widodo pada 20 November 2017. Draf tersebut akan dibahas lagi di DPR bersama KLHK. (DD18)

Sumber: Kompas, 23 Januari 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 2 Oktober 2025 - 16:30 WIB

Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB