Badan Informasi Geospasial bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT melakukan survei landas kontinen di luar 200 mil laut di utara Papua. Survei tersebut bertujuan untuk mengumpulkan data pendukung pengajuan penambahan wilayah kedaulatan Indonesia.
Kegiatan survei landas kontinen merupakan salah satu kegiatan prioritas nasional BIG. ”Survei landas kontinen telah dilaksanakan pada Juli-September 2019 dengan menggunakan Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I milik BPPT,” ujar Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Hasanuddin Z Abidin, Selasa (29/10/2019), di Jakarta.

KOMPAS/JUMARTO YULIANUS–Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza (kedua dari kiri) menyerahkan Hasil Kegiatan Survei Batimetri Landas Kontinen Indonesia di Utara Papua Tahun 2019 kepada Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Hasanuddin Z Abidin (kedua dari kanan) di Jakarta, Selasa (29/10/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Indonesia berusaha memperluas wilayah kedaulatan dengan mengajukan tambahan wilayah landas kontinen di luar 200 mil di utara Papua kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa. Landas kontinen itu memberikan hak berdaulat berupa hak untuk mengelola dasar laut beserta sumber daya alam yang terkandung di dalamnya seperti minyak dan gas bumi.
Pada dasarnya sebuah negara memiliki hak landas kontinen sampai dengan 200 mil dari garis pantai atau dari garis pangkal kepulauan. Hak ini bisa bertambah sampai dengan 350 mil kalau negara yang bersangkutan dapat membuktikan secara ilmiah bahwa wilayah tambahan landas kontinen tersebut merupakan kelanjutan alami dari negara tersebut.
Hasanuddin mengatakan, Indonesia sudah menyelesaikan penyusunan dokumen pengajuan klaim landas kontinen di wilayah utara Papua pada 2018. Dokumen tersebut juga telah disampaikan pada awal 2019 kepada Komisi Batas Landas Kontinen PBB (United Nation Commission on the Limits of the Continental Shelf/UN-CLCS).
”Indonesia dijadwalkan untuk mempresentasikan pengajuan ini di sidang UN-CLCS pada awal 2020,” kata Hasanuddin di sela-sela acara Pemaparan dan Penyerahan Hasil Kegiatan Survei Batimetri Landas Kontinen Indonesia di Utara Papua Tahun 2019, Selasa (29/10/2019), di Jakarta.
NINO CITRA ANUGRAHANTO–Kepala Badan Informasi Geospasial Hasanuddin Z Abidin.
Hasanuddin mengatakan, tujuan utama kegiatan survei itu untuk membuktikan apakah Eauripik Rise merupakan perpanjangan alami (natural prolongation) dari daratan Papua. Selain itu, survei ini juga bermaksud untuk melakukan verifikasi kaki lereng (foot of slope) terhadap data yang sudah disampaikan dalam dokumen submisi ke PBB.
Total luas landas kontinen di luar 200 mil laut di utara Papua yang disampaikan dalam dokumen submisi adalah 196.568,9 kilometer persegi. Luas landas kontinen tersebut lebih besar dibandingkan dengan luas landas kontinen di luar 200 mil laut di barat Sumatera yang hanya 4.209 kilometer persegi.
”Namun, terdapat wilayah pengajuan yang tumpang tindih (overlap) dengan pengajuan serupa oleh tiga negara lain, yaitu dengan Federasi Mikronesia, Papua Nugini, dan Palau. Kami juga belum tahu Indonesia akan dapat berapa nanti,” kata Hasanuddin.
Morfologi dasar laut
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan BIG dalam kegiatan survei landas kontinen Indonesia di perairan utara Papua. Survei tersebut dilakukan menggunakan wahana KR Baruna Jaya I BPPT dengan tujuan melakukan survei batimetri multibeam untuk mendapatkan gambaran morfologi dasar laut area survei.
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS–Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza (kedua dari kiri) menyerahkan maket Kapal Riset Baruna Jaya I kepada Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Hasanuddin Z Abidin (kedua dari kanan) di Jakarta, Selasa (29/10/2019).
”Dalam kegiatan survei landas kontinen ini, kami menggunakan satu peralatan yang baru direvitalisasi, yaitu Sistem Multibeam Echosounder Teledyne Hydrosweep DS. Peralatan itu bisa melakukan survei dan pemetaan laut dalam yang kemampuannya mencapai kedalaman 11.000 meter,” tuturnya.
Dengan peralatan tersebut, menurut Hammam, KR Baruna Jaya I berhasil memperoleh model tiga dimensi morfologi dasar laut perairan di utara Papua. ”Hasil survei dan pemetaan itu selanjutnya dapat digunakan sebagai data primer untuk mendukung dokumen submisi ekstensi landas kontinen Indonesia,” katanya.
Pelaksanaan survei landas kontinen Indonesia turut didukung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, serta Universitas Diponegoro.–JUMARTO YULIANUS
Editor EVY RACHMAWATI
Sumber: Kompas, 30 Oktober 2019