BPPT Revitalisasi Kapal Riset Kelautan

- Editor

Selasa, 5 Desember 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pembangunan Tol Laut dan Poros Maritim Dunia yang dicanangkan pemerintah menuntut serangkaian survei kelautan di seluruh perairan Indonesia. Untuk mendukung program tersebut, Balai Teknologi Survei Kelautan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi perlu melakukan peremajaan atau revitalisasi kapal riset Baruna Jaya.

Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Muhammad Ilyas, Senin (27/11), di Jakarta, menjelaskan, pada tahap awal, perbaikan dilakukan untuk kapal riset Baruna Jaya I yang beroperasi sejak 1989.

Menurut Ilyas, revitalisasi Multibeam Echosounder (MBES) dilakukan BPPT bekerja sama dengan PT Samudera Marine Indonesia dan Teledyne Technologies Denmark. Kapal buatan Perancis ini ditingkatkan kemampuannya untuk survei hidro-oseanografi dan survei batimetri laut hingga laut dalam sampai 11 kilometer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Saat ini belum ada kapal riset di Indonesia yang mampu memetakan dasar laut hingga kedalaman itu,” ujarnya.

Revitalisasi peralatan survei kelautan Baruna Jaya I dimulai dengan meningkatkan kemampuan alat pengindraan jauh berbasis sensor akustik yang disebut MBES. Peralatan ini dioperasikan untuk survei pemetaan laut dalam.

“Beberapa sensor pendukung juga terpasang pada MBES, antara lain sistem penentuan posisi, sensor gerak, sensor kecepatan suara, sistem akuisisi, dan pemroses data hasil survei. Dengan serangkaian sensor ini, MBES dapat menentukan profil permukaan dasar laut dan kedalaman air dengan cakupan area dasar laut yang luas,” ucap Ilyas.

Saat ini alat itu sedang diuji kelayakannya di laut. Pengujian selama sembilan hari terbagi dalam dua leg (tahap). Leg pertama mulai 25 hingga 29 November 2017, bertujuan untuk mengalibrasi MBES dan uji pengukuran kedalaman hingga 11 km dari permukaan laut.

“Kalibrasi dilaksanakan di sekitar Selat Sunda yang memiliki kedalaman lebih kurang 1.000 meter,” ujarnya.

Selanjutnya, leg kedua dilaksanakan 30 November-3 Desember 2017 untuk mendeteksi adanya patahan di selatan Pulau Jawa. Pada tahap ini diuji kemampuan MBES untuk mendeteksi obyek dasar laut dan uji coba resolusi.

Dengan fungsi ini bisa diketahui obyek dasar laut, seperti kapal tenggelam atau obyek lain di dasar laut sekitar Selat Sunda. Selain itu akan dilakukan pengukuran batimetri di selatan Palabuhanratu pada kedalaman 500-1.500 meter.

Berbagai aplikasi
Dengan sarana baru itu, kapal BJ-I akan dikembangkan sebagai kapal multiguna untuk melaksanakan berbagai jenis survei kelautan guna mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Potensi penggunaannya seperti survei jalur kabel, jalur pipa, penempatan buoy gempa dan tsunami, serta survei geoteknik untuk pembangunan jembatan dan infrastruktur di laut.

“Selain itu, sarana ini juga membantu pemetaan jalur kapal di pelabuhan, studi geodinamik, dan pencarian sumber migas di dasar laut,” urai Ilyas.

Karena itu, menurut Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT Wimpie Agoeng Noegroho, pengoperasiannya diharapkan dapat membantu berbagai pihak.

BPPT antara lain membantu Badan Informasi Geospasial memetakan lingkungan laut nasional, terutama laut dalam. BPPT juga terlibat dalam Pengembangan Konektivitas Palapa Ring Timur untuk pemilihan dan penentuan jalur kabel bawah laut.

Selama pengoperasiannya sejak 28 tahun lalu, Baruna Jaya I antara lain pernah dikerahkan untuk mendukung Operasi SAR, yaitu dalam pencarian pesawat Air Asia QZ 8501 pada 2014-2015. Selain BJ I untuk melaksanakan survei kelautan dan perikanan, selama ini BPPT juga mengoperasikan Baruna Jaya II, III, dan IV. (*/YUN)

Sumber: Kompas, 28 November 2017

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB