Aturan Pajak Ganjal Riset oleh Swasta

- Editor

Senin, 24 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aturan perpajakan yang berlaku di Indonesia saat ini dinilai menghambat peranan swasta pelaku industri untuk terlibat dalam riset yang serius. Oleh sebab itu, pemerintah diharapkan bisa mengamendemen aturan tersebut untuk mendorong pengembangan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Demikian disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang PS Brodjonegoro saat menyampaikan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture Tahun 2017 di Auditorium Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, Rabu (23/8). Orasi ilmiah berjudul “Arah Kebijakan Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa” ini digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun Ke-50 LIPI.

Menurut Bambang, yang menjabat Menteri Keuangan periode 2014-2016, anggaran pengembangan iptek di Indonesia masih sangat kecil, yakni hanya 0,1 persen dari produk domestik bruto (PDB). Itu pun 80 persennya bertumpu pada anggaran pemerintah. Hanya sekitar 20 persen dana riset yang berasal dari industri/swasta.
Sebagai perbandingan, negara-negara maju memiliki anggaran riset 1-3 persen dari PDB dan sekitar 75 persennya berasal dari swasta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Deduksi pajak
Salah satu pemicu besarnya kontribusi swasta dalam riset iptek di negara-negara maju itu ialah kebijakan insentif pajak melalui mekanisme deduksi pajak. Keringanan pajak diterapkan pada modal yang ditanamkan swasta untuk kegiatan riset iptek yang bisa memberi nilai tambah produk domestik.
Menurut Bambang, negara-negara tetangga, seperti Thailand dan Malaysia, telah menerapkan deduksi pajak hingga dua kali lipat untuk mendorong swasta melakukan riset. Singapura bahkan telah menerapkan deduksi empat kali lipat.

Masalahnya, undang-undang perpajakan di Indonesia, yakni UU Nomor 28 Tahun 2007 dan UU Nomor 42 Tahun 2009 hanya membolehkan deduksi pajak tunggal (single tax deduction).
Bambang mengatakan, saat menjabat Menteri Keuangan, ia pernah mencari celah penerapan kebijakan tersebut, tetapi belum memungkinkan karena UU perpajakan tak mendukung. Karena itu, ia berharap Menteri Keuangan saat ini mendorong amendemen UU perpajakan agar mengakomodasi ketentuan deduksi pajak berlipat kali.

Menanggapi usulan amendemen aturan perpajakan tersebut, Wakil Kepala LIPI Bambang Subiyanto mengatakan, pihaknya bersama Dirjen Riset dan Pengembangan Kemenristek dan Dikti pernah mengajukan usulan amendemen UU pajak untuk deduksi pajak tersebut akhir tahun lalu. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjutnya.

Bambang menambahkan, iptek yang dikuasai dan dikembangkan memberi kekuatan tidak hanya di sektor ekonomi dan daya saing bangsa, tetapi juga politik dan keamanan.(YUN/ABK)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 Agustus 2017, di halaman 14 dengan judul “Aturan Pajak Ganjal Riset oleh Swasta”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB