Tren Universitas di Dunia Berubah

- Editor

Selasa, 25 Februari 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kerja sama universitas-universitas di dunia dengan kalangan industri di bidang riset kini kian erat. Jika industri membutuhkan riset suatu persoalan, mereka mendatangi universitas karena universitas punya banyak tenaga ahli dan mahir melakukan riset.

”Tren universitas dunia kini sudah berubah. Universitas tidak sekadar mengutamakan pendidikan, tetapi mengembangkan riset melalui jalinan kerja sama dengan kalangan industri,” kata Ketua Dewan Pembina Forum Rektor Indonesia Laode M Kamaluddin, saat mengunjungi Kompas, Senin (24/2). Rombongan dipimpin Ketua Forum Rektor Indonesia Ravik Karsidi yang diikuti Rektor Universitas Mataram Sunarpi dan pendiri Tanri Abeng University, Tanri Abeng.

Kerja sama yang semakin erat antara universitas dan kalangan industri tersebut, kata Laode, menguntungkan kedua belah pihak. Ia menguraikan berbagai contoh di Korea Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di sana, kalangan industri sangat diuntungkan oleh riset-riset yang dilakukan perguruan tinggi di bidang teknologi informasi, otomotif, energi, ataupun riset lainnya. Sebaliknya, perguruan tinggi juga sangat diuntungkan karena hasil-hasil riset mereka bermanfaat untuk masyarakat dan bangsa.

”Melihat tren dunia inilah dalam Konvensi Forum Rektor Indonesia, beberapa waktu lalu, kami salah satunya merekomendasikan agar perguruan tinggi tidak lagi di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tapi, di bawah Kementerian Riset dan Teknologi,” kata Ravik Karsidi, yang juga Rektor Universitas Sebelas Maret Solo.

e7106310b47f4e85946c0fe3e7db8cc9Jika di bawah Kementerian Riset dan Teknologi, lanjut Ravik, arah riset perguruan tinggi bisa lebih terarah dan aplikatif.

”Tentu tidak semua riset harus aplikatif. Ada pula riset-riset perguruan tinggi untuk ilmu murni atau bidang lain yang bertujuan untuk pengembangan ilmu,” kata Ravik.

Sementara itu, Tanri Abeng mengatakan, posisi perguruan tinggi seperti abad ke-20 harus ditinggalkan jika bangsa ini ingin maju dan bersaing di pentas global. ”Salah satunya, riset perguruan tinggi harus lebih aplikatif. Salah satu caranya, menjalin kerja sama lebih erat dengan kalangan industri,” katanya.

Di Indonesia, ketersambungan riset perguruan tinggi ataupun lembaga-lembaga riset dengan dunia industri masih menjadi persoalan. Banyak hasil riset berhenti pada skala laboratorium, konsep, dan prototipe. (THY)

Sumber: Kompas, 25 Februari 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB