Inovasi layanan pusat keselamatan publik atau public safety center Rumah Sakit Umum Daerah Dr Iskak Tulungagung, Jawa Timur mendapat penghargaan dari International Hospital Federation.
Anugerah emas kategori tanggung jawab sosial rumah sakit dari International Hospital Federation, Jumat (8/11/2019), di Oman, membuktikan kekuatan visi dan misi kemanusiaan dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr Iskak Tulungagung, Jawa Timur. Penghargaan diraih berkat inovasi layanan pusat keselamatan publik atau public safety center.
Program public safety center (PSC) ala RSUD Dr Iskak mengalahkan 92 organisasi rumah sakit dan 191 judul inovasi dari 34 negara finalis. Program itu berkarakter biaya rendah kualitas tinggi dengan basis layanan call center 119, 0355320119, atau aplikasi Emergency Button-PSC 119 Kabupaten Tulungagung pada perangkat Android.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Emergency button atau tombol kedaruratan merupakan pengembangan dari layanan call center 119 dan PSC 0355320119. Untuk mendapatkan layanan ini, warga, khususnya di Tulungagung, harus mengunduh aplikasi Emergency Button-PSC 119 Kabupaten Tulungagung pada telepon seluler berbasis sistem operasi Android. Aplikasi yang bisa didapat dari Google Playstore ini dikembangkan oleh Harmoni Integra.
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO–Di pusat komando Public Safety Center (PSC) RSUD Dr Iskak Tulungagung, petugas merespons laporan warga tentang situasi kedaruratan. PSC menjadi program prima terkomprehensif yang baru-baru ini mendapat penghargaan dari International Hospital Federation.
Dengan aplikasi yang sudah aktif, warga yang mengalami atau mengetahui adanya situasi kedaruratan cukup memencet tombol pada layar ponsel selama 1-2 detik. Saat itu juga pemberitahuan masuk ke layar-layar monitor di pusat komando kedaruratan di salah satu ruang lantai dua RSUD Dr Iskak, Jalan Dr Wahidin Sudiro Husodo, Tulungagung. Operator akan segera merespons dengan mengetik pemberitahuan, lalu menelepon. Respons diusahakan maksimal 15 detik.
Hal itulah yang dialami oleh Rofik Jemmy dan Annas Muzakki, petugas jaga pusat komando, Rabu (13/11/2019) siang. Bersama kedua rekan lainnya, mereka sibuk menerima dan membalas situasi kedaruratan yang dilaporkan oleh warga. ”Terima kasih sudah menghubungi call center ini, ada apa?” kata Rofik saat menelepon warga penginfo.
Saat bersamaan, Annas memelototi monitor untuk mencari lokasi pemberi berita sekaligus ambulans terdekat yang siaga. Menghubungi dan bertanya kepada penginfo amat penting untuk menghindari tim respons kecele atau dikerjai. Saat itu, warga memberi tahu peristiwa kecelakaan. Warga ditanyai di mana lokasi kecelakaan sekaligus penanda terdekat, misalnya gedung, taman, atau tugu. Selanjutnya, petugas akan menghubungi tim kepolisian terdekat dan mengirim tim ambulans.
Kecelakaan terjadi dalam radius 5 kilometer dari RSUD sehingga ambulans yang dikirim berasal dari balai kesehatan ini. Selain itu, petugas jaga juga menginformasikan ke aparatur pemerintahan (kelurahan/desa, kecamatan), militer, dan organisasi kemanusiaan.
Pertolongan
Di lapangan, penanganan situasi kedaruratan bisa dikatakan komprehensif sebab melibatkan berbagai lembaga berwenang. Polisi di lokasi segera membuat pengamanan dan jalan bagi masuknya tim ambulans. Jika ada kebakaran, petugas pemadam dapat bertindak dengan cepat. Untuk kecelakaan, pertolongan terhadap korban hanya dapat diberikan oleh tim yang terampil atau teruji.
”Misalnya ada korban kecelakaan, tidak boleh langsung ditolong apalagi oleh mereka yang tidak terlatih. Bisa-bisa korbannya malah tewas,” ujar Moh Yasin, Kepala IGD RSUD Dr Iskak.
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO–Suasana di IGD RSUD Dr Iskak Tulungagung, Jawa Timur. Layanan kedaruratan di sini mendapat kepuasan tinggi dari masyarakat. RSUD mendahulukan menolong pasien tanpa melihat latar belakangnya.
Tim ambulans balai kesehatan, baik rumah sakit, puskesmas, klinik, maupun organisasi kemanusiaan di Tulungagung, hampir seluruhnya sudah dibekali keterampilan memberi pertolongan kepada korban kedaruratan. Mereka sangat terlatih sehingga pertolongan tidak akan membuat cedera atau luka korban bertambah. Prinsipnya, pertolongan harus segera diberikan tetapi jangan sampai malah mengancam keselamatan korban kedaruratan.
Setelah pertolongan pertama, kondisi kedaruratan korban akan dilihat. Jika bisa ditangani di puskesmas atau rumah sakit terdekat, akan ditangani di sana. Jika tidak, akan dibawa dan ditangani di RSUD Dr Iskak.
Direktur RSUD Dr Iskak, Supriyanto Dharmoredjo, mengatakan, prinsip pemberian layanan tim kesehatan di Tulungagung adalah menolong terlebih dahulu sampai tuntas. Latar belakang pasien apakah kaya atau miskin, peserta jaminan kesehatan nasional atau bukan, diabaikan. ”Korban atau pasien harus diselamatkan sebab tidak ada yang lebih berharga daripada nyawa manusia,” kata Supriyanto.
Pengembangan
Aplikasi ini diluncurkan setahun lalu. Aplikasi juga telah terhubung dengan global positioning system (GPS) yang memastikan lokasi pengirim informasi. Siapa pun yang ingin mengaktifkannya perlu mendaftar secara daring dengan memasukkan nomor telepon, alamat rumah, dan surat elektronik untuk verifikasi dan aktivasi akun.
Dalam perkembangan, aplikasi ini juga bisa dimanfaatkan bukan sekadar untuk mengabarkan dan penanganan kedaruratan. Ada juga warga yang memakai aplikasi ini untuk memberi tahu aparatur negara bahwa sedang meninggalkan rumah dan atau anak-anak. Dengan begitu, aparatur diharapkan membantu masyarakat menjaga kediaman atau anak- anak yang sedang ditinggalkan sementara.
”Kami sangat mendukung pengembangan aplikasi ini sebab bertujuan menghadirkan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat,” ujar Bupati Tulungagung Maryoto Birowo saat dikonfirmasi terpisah. Menurut Maryoto, pejabat forum komunikasi pimpinan daerah (pemerintahan, kepolisian, dan kemiliteran) dapat turut memantau aktivitas layanan PSC dari ruang kerja masing- masing.
Adapun PSC Tulungagung memang bukan yang pertama. Namun, bisa dibilang tergolong komprehensif dibandingkan dengan layanan serupa di Indonesia dan dunia. Layanan ini seperti halnya layanan 911 di Amerika Serikat. Di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong layanan 119 (PSC) di kabupaten/kota. RSUD Dr Iskak membuat penjabaran secara berbeda dengan menjadi ”pusat komando” sekaligus kolaborasi antarlembaga (kepolisian, kemiliteran, dan pemerintahan).
Penunjang
PSC juga dapat menunjang sejumlah inovasi yang terlebih dahulu dikenalkan oleh RSUD Dr Iskak. Misalnya, layanan sindroma akut (laskar) untuk respons kilat kepada masyarakat yang menderita penyakit jantung. Dari data yang ada, RSUD telah memiliki pusat informasi pasien jantung. Jika tombol kedaruratan menyala dan berasal dari kediaman pasien, bisa diyakini itu permintaan pertolongan untuk penanganan sakit jantung.
Sebelumnya, RSUD juga memiliki inovasi sistem pendaftaran online tanpa antre (Si Poetri). Aplikasi yang juga terdapat di Playstore ini sangat membantu pasien untuk registrasi layanan kesehatan dari rumah. Pasien akan mendapat kepastian jam layanan dan dokter yang akan menangani.
Si Poetri merupakan pengembangan dari sistem pendaftaran tutol dewe (Si Tole). Selain melalui aplikasi, pendaftaran layanan kesehatan bisa dilaksanakan di RSUD secara manual di loket atau memakai komputer yang telah disediakan. Layanan ini tentu untuk mengakomodasi kalangan masyarakat yang belum paham pengoperasian perangkat teknologi informasi terkini.
Apa yang memayungi layanan kesehatan di RSUD ini, menurut Supriyanto, tak lain adalah kemanusiaan dalam wujud menghadirkan ”negara” untuk rakyat. Warga berhak mendapat pelayanan dari aparatur negara. RSUD Dr Iskak mencoba menerjemahkannya dalam bentuk sederhana sesuai kompetensinya, yakni pelayanan publik bidang kesehatan yang cepat dan selamat.
Oleh AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
Sumber: Kompas, 25 November 2019