Sesar Garsela Kembali Picu Gempa hingga Bandung

- Editor

Selasa, 12 Februari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sesar Garsela Kembali Picu Gempa hingga BandungGempa bumi kembali dirasakan di Bandung, Jawa Barat, Senin (11/2/2019) pukul 13.08.50. Episenter gempa berkekuatan M 4,1 ini terletak di darat sekitar 17 kilometer tenggara Kabupaten Bandung dengan kedalaman 10 kilometer.

”Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat aktivitas sesar Garsela (Garut Selatan),” kata Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah II Tangerang Selatan Joko Siswanto.

—Gempa yang dirasakan di Bandung berpusat di sesar Garsela, Senin (11/2/2019). BMKG, 2019

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Data BMKG, guncangan gempa ini dirasakan di daerah Bojongsoang dan Banjaran, Kabupaten Bandung, dengan skala II Modified Mercalli Intensity (MMI). Belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.

Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan BMKG Daryono mengatakan, pada pukul 13.25 WIB terjadi gempa susulan dengan skala M 2,3. Dia mengatakan, sesar Garsela telah lama diketahui aktif. Namun, belakangan sesar ini lebih kerap memicu gempa bumi.

Gempa berkekuatan M 3 juga terjadi di zona sesar Garsela pada Senin (21/1/2019) pukul 10.53 WIB. Sesar ini pula yang pada 18 Juli 2017 memicu gempa M 3,7 yang menimbulkan kerusakan bangunan dan Control Room Kamojang 4 milik Pertamina Geothermal Energy.

KOMPAS/ AGUS SUSANTO–Petani menuju ladang melewati jaringan pipa pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (21/3/2015). Potensi energi panas bumi di Indonesia diketahui mencapai 28.000 megawatt atau sekitar 40 persen dari total cadangan energi panas bumi dunia.

”Hasil monitoring kami di BMKG sejak tahun 2009 tidak pernah ada gempa di zona sesar Garsela dengan kekuatan atau magnitudo yang melebihi M 5,0. Rata-rata gempa berkekuatan kecil, tetapi sangat dangkal sehingga dirasakan oleh masyarakat dan berpotensi merusak,” kata Daryono.

Dua segmen
Menurut penelitian Andri Dian Nugraha dari Global Geophysics Research Group Institut Teknologi Bandung (ITB), sesar Garsela dibagi dua segmen, yaitu Rakutai sepanjang 19 km dan Kencana sepanjang 17 km. Meski diketahui segmennya, untuk kepentingan mitigasi masih diperlukan pemetaan dengan skala rinci.

Keberadaan sesar Garsela ini menambah kompleks sumber gempa di Jawa Barat. Kajian Pepen Supendi dari Teknik Geofisika ITB dan tim yang dipublikasikan di jurnal Geoscience Letter tahun 2018 berhasil mengidentifikasi 168 lokasi sumber gempa dangkal, kurang dari 30 km, di Jabar pada 2009-2015.

Gempa-gempa ini diduga berkaitan dengan aktivitas sesar Cimandiri, Lembang, dan Baribis, juga zona sesar lokal di Garut Selatan yang diberi nama Garsela.

Dalam tulisan ilmiah itu juga disebutkan, aktifnya sesar-sesar di Jabar berpotensi memicu bencana karena lokasinya yang berdekatan dengan kawasan berkepadatan penduduk tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, populasi di Jabar mencapai 46.183.642 dan sebagian besar tinggal di dekat jalur patahan.

Selain sesar Garsela, jalur patahan di darat yang paling dikhawatirkan di Jabar adalah sesar Lembang yang memanjang 29 kilometer arah timur-barat di utara Bandung. Jalur sesar ini melewati bangunan perumahan, sekolah, hingga bangunan militer.

Oleh AHMAD ARIF

Sumber: Kompas, 11 Februari 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 11 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB