Tekan Polusi dengan Ubah Gaya Berkendara

- Editor

Selasa, 14 Juni 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Emisi bahan bakar kendaraan bermotor menjadi salah satu penyumbang polusi udara. Namun, emisi gas buang dari kendaraan bisa dikurangi dengan menerapkan eco-driving atau teknik mengemudi yang baik sehingga kendaraan lebih ramah lingkungan.

Hal itu dikatakan Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Karliansyah pada Eco- Driving Rally, di Jakarta, akhir pekan lalu. Dengan teknik mengemudi yang benar, BBM bisa dihemat 15-20 persen.

“Sekitar 70 persen pencemaran udara berasal dari transportasi. Dengan eco-driving, emisi ke udara bisa berkurang. Pada dasarnya, eco-driving menghemat bahan bakar, menjaga udara bersih, dan pengendara aman (dari kecelakaan),” ujar Karliansyah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selama ini, KLHK bekerja sama dengan perusahaan jasa transportasi, seperti Blue Bird dan HIBA Utama, untuk menerapkan teknik mengemudi itu. “Sosialisasi agar pengendara mereka terlatih berkendara ramah lingkungan,” ucapnya.

Selain bagi pengendara angkutan jasa, teknik mengemudi ramah lingkungan itu juga bisa diterapkan semua orang. Peserta Eco-Driving Rally diharapkan menyosialisasikan teknik berkendara yang baik kepada keluarga dan rekan.

Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono menambahkan, penerapan eco-driving terkait upaya menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK). “Harapannya, program KLHK menghadapi perubahan iklim tercapai,” ujarnya.

Seperti diberitakan, sesuai komitmen nasional yang ditetapkan, target penurunan emisi GRK Indonesia 29 persen secara mandiri dan 41 persen dengan bantuan luar negeri pada 2020. Teknik mengemudi ramah lingkungan diharapkan berperan dalam upaya itu.

Tanpa kendaraan
Karliansyah menambahkan, upaya lain mengurangi pencemaran udara ialah pelaksanaan hari tanpa kendaraan dan penanaman tanaman di hutan kota yang menyerap polutan. “Di daerah-daerah, pembuatan jalur sepeda dan jalan kaki signifikan menekan polusi,” ucapnya.

Eco-Driving Rally diawali lokakarya dan diikuti sejumlah komunitas mobil, antara lain, dari Jakarta, Bogor, dan Subang. Dengan menempuh rute sejauh 28 kilometer, para peserta melewati berbagai pengujian, salah satunya terkait penghematan BBM.

Michael dari Komunitas Tusser mengatakan, contoh teknik mengemudi yang baik ialah membiarkan mobil melaju pelan tanpa menginjak gas saat hendak berhenti di lampu merah. (C03)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Juni 2016, di halaman 14 dengan judul “Tekan Polusi dengan Ubah Gaya Berkendara”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB