Palang Pintu Kereta Api Berbasis GPS Dan Radio Frekuensi – Buka-Tutup Otomatis jika Ada Getaran KA

- Editor

Rabu, 27 Juli 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tingginya angka kecelakaan lalu lintas akibat perlintasan rel kereta api (KA) tanpa palang pintu menantang ide kreatif dua mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Mereka membuat terobosan dengan menciptakan palang pintu otomatis melalui sarana getar. Hasil risetnya tertulis lengkap dalam tugas akhir berjudul ”Tutup Palang Pintu Kereta Api Otomatis Berbasis Global Positioning System (GPS) dan Radio Frekuensi”. Dua mahasiswa itu adalah Andri Setyawan dan Ayu Citraningtyas.

Mahasiswa semester 6 Jurusan Elektro Industri D3 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS ini memutuskan membuat tugas akhir sebagai bentuk kepedulian sosial masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kemarin,hasil kreasi dua mahasiswa itu diadu dengan hasil karya mahasiswa lain dalam bentuk Lomba Tugas Akhir Mahasiswa PENS.Karya kedua mahasiswa ini agak berbeda,baik karya maupun lokasinya.

Jika mahasiswa lain cukup di aula gedung,karya Andri dan Ayu ini justru berada di ruang terbuka halaman PENS yang berdekatan dengan parkir sepeda motor. ‘’Sistem kerjanya kan pakai GPS,jadi cari tempat yang terbuka,”tutur Andri. Dia menjelaskan,sistem kerja otomatis palang pintu ini bergantung kesamaan antara GPS pada garis lintang bujur palang dan KA.

Untuk karya tersebut,mereka menguji dengan dua kondisi berbeda, yakni saat KA melaju dengan kecepatan kurang dari 25 km per jam dan berjarak 60 meter dari alat serta saat kereta melaju dengan kecepatan lebih dari 25 km per jam dengan jarak 120 meter dari alat.”Palang bisa menutup otomatis juga bergantung kecepatan kereta,”ungkap dia.

Saat kereta melaju lebih cepat,alat akan lebih sensitif dan palang pintu akan menutup lebih cepat dibandingkan saat KA melaju kurang dari 25 km per jam.Setelah KA lewat dan berjarak sekitar 50 meter, palang pintu akan membuka otomatis. Dia menambahkan,alat ini juga dilengkapi lampu penanda untuk menunjukkan sistem otomatis bekerja.

Ketika KA melintas,lampu akan menyala. Dari situ ada komunikasi lewat radio frekuensi antara kereta dan palang pintu. ”Pada jarak 60 meter untuk kereta berkecepatan kurang dari 25 km per jam,lampu penanda akan berwarna merah serta terdengar sirene dan palang pintu pun menutup otomatis,”ucap Andri.

Namun,jika sistem otomatis tidak berfungsi karena ada beberapa kendala,kedua mahasiswa ini sudah melakukan antisipasi.Menurut Ayu, jika terjadi kendala, petugas bisa menggunakan prinsip kerja manual.Dengan demikian, komunikasi lewat radio frekuensi menjadi andalan untuk alat ini.

‘’Jadi enaknya kalau otomatisnya tidak fungsi, manualnya masih bisa,” ungkap mahasiswa asal Sidoarjo ini. Untuk menyelesaikan tugas senilai Rp2,5 juta ini, Ayu dan Andri menyelesaikan selama sekitar tiga bulan.

Berbagai bahan yang digunakan untuk merealisasikan tugas akhir itu di antaranya aluminium untuk bahan palang pintu,motor driver,dan power supply.‘’Karya ini sangat mungkin dikembangkan dan diterapkan karena sangat penting untuk keselamatan pemakai jalan,”kata Ayu. ARIEF ARDLIYANTO Surabaya

Sumber: Koran Sindo, 27 Juli 2011

 

PALANG PINTU KERETA API BERBASIS GPS DAN RADIO FREKUENSI – Buka-Tutup Otomatis jika Ada Getaran KA PDF Print
Wednesday, 27 July 2011
Tingginya angka kecelakaan lalu lintas akibat perlintasan rel kereta api (KA) tanpa palang pintu menantang ide kreatif dua mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Mereka membuat terobosan dengan menciptakan palang pintu otomatis melalui sarana getar. Hasil risetnya tertulis lengkap dalam tugas akhir berjudul ”Tutup Palang Pintu Kereta Api Otomatis Berbasis Global Positioning System (GPS) dan Radio Frekuensi”. Dua mahasiswa itu adalah Andri Setyawan dan Ayu Citraningtyas.
Mahasiswa semester 6 Jurusan Elektro Industri D3 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS ini memutuskan membuat tugas akhir sebagai bentuk kepedulian sosial masyarakat.
Kemarin,hasil kreasi dua mahasiswa itu diadu dengan hasil karya mahasiswa lain dalam bentuk Lomba Tugas Akhir Mahasiswa PENS.Karya kedua mahasiswa ini agak berbeda,baik karya maupun lokasinya.
Jika mahasiswa lain cukup di aula gedung,karya Andri dan Ayu ini justru berada di ruang terbuka halaman PENS yang berdekatan dengan parkir sepeda motor. ‘’Sistem kerjanya kan pakai GPS,jadi cari tempat yang terbuka,”tutur Andri. Dia menjelaskan,sistem kerja otomatis palang pintu ini bergantung kesamaan antara GPS pada garis lintang bujur palang dan KA.
Untuk karya tersebut,mereka menguji dengan dua kondisi berbeda, yakni saat KA melaju dengan kecepatan kurang dari 25 km per jam dan berjarak 60 meter dari alat serta saat kereta melaju dengan kecepatan lebih dari 25 km per jam dengan jarak 120 meter dari alat.”Palang bisa menutup otomatis juga bergantung kecepatan kereta,”ungkap dia.
Saat kereta melaju lebih cepat,alat akan lebih sensitif dan palang pintu akan menutup lebih cepat dibandingkan saat KA melaju kurang dari 25 km per jam.Setelah KA lewat dan berjarak sekitar 50 meter, palang pintu akan membuka otomatis. Dia menambahkan,alat ini juga dilengkapi lampu penanda untuk menunjukkan sistem otomatis bekerja.
Ketika KA melintas,lampu akan menyala. Dari situ ada komunikasi lewat radio frekuensi antara kereta dan palang pintu. ”Pada jarak 60 meter untuk kereta berkecepatan kurang dari 25 km per jam,lampu penanda akan berwarna merah serta terdengar sirene dan palang pintu pun menutup otomatis,”ucap Andri.
Namun,jika sistem otomatis tidak berfungsi karena ada beberapa kendala,kedua mahasiswa ini sudah melakukan antisipasi.Menurut Ayu, jika terjadi kendala, petugas bisa menggunakan prinsip kerja manual.Dengan demikian, komunikasi lewat radio frekuensi menjadi andalan untuk alat ini.
‘’Jadi enaknya kalau otomatisnya tidak fungsi, manualnya masih bisa,” ungkap mahasiswa asal Sidoarjo ini. Untuk menyelesaikan tugas senilai Rp2,5 juta ini, Ayu dan Andri menyelesaikan selama sekitar tiga bulan.
Berbagai bahan yang digunakan untuk merealisasikan tugas akhir itu di antaranya aluminium untuk bahan palang pintu,motor driver,dan power supply.‘’Karya ini sangat mungkin dikembangkan dan diterapkan karena sangat penting untuk keselamatan pemakai jalan,”kata Ayu.? ARIEF ARDLIYANTO Surabaya
Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 16 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB