Pengawasan E-Dagang Lemah

- Editor

Senin, 2 November 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Importir Harus Tunjukkan Sertifikat SNI
Pengawasan produk impor ilegal di sektor jasa perdagangan sistem elektronik atau e-dagang masih lemah. Cukup banyak produk yang dijual melalui perdagangan sistem elektronik tidak sesuai ketentuan yang berlaku dan belum mendapat sertifikat dari kementerian terkait.

Ketua Asosiasi Importir Seluler Indonesia (AISI) Eko Nilam kepada Kompas, Minggu (1/11), mengatakan, ada beberapa produk ponsel yang belum mendapatkan sertifikat dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, tetapi sudah dijual dalam jaringan. Hal itu dapat merugikan importir yang mengimpor barang secara legal. “Konsumen juga dirugikan karena produk itu tidak dilindungi dengan jaminan purnajual,” katanya.

Eko mengingatkan, pengawasan perlu dilakukan di pelabuhan-pelabuhan yang menjadi pintu masuk produk impor, termasuk produk impor ilegal. Melalui pelabuhan resmi, produk impor yang tidak memenuhi persyaratan juga kerap kali lolos. Pengawasan yang sama perlu diterapkan bagi produk-produk impor yang dibeli melalui transaksi elektronik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

4a2ac64fbfd34502a57153fa778be5cfDirektur Penindakan dan Penyidikan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (BC) Harry Mulya mengatakan, Bea dan Cukai akan mengawasi setiap produk impor yang masuk Indonesia, termasuk produk impor yang dibeli melalui e-dagang, BC akan mengawasi saat barang tiba di bandara dan Kantor Pos Lalu Bea. “Kami akan meneliti apakah barang-barang impor itu termasuk barang yang dilarang atau komersial. Kalau termasuk barang yang dilarang, akan kami tahan. Jika barang komersial akan kami kenakan bea masuk dan pajak,” katanya.

BC, lanjut Harry, akan melihat kelengkapan syarat produk impor tersebut. Jika produk itu diwajibkan berstandar nasional Indonesia (SNI), importir harus menunjukkan sertifikat produk penggunaan tanda (SPPT) SNI. Jika tidak, BC akan menahan barang itu sampai importir bisa menunjukkan SPPT SNI.

Pedagang bingung
Di sisi lain, banyak pedagang yang bingung terhadap penerapan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 72/2015 dan Nomor 73 Tahun 2015. Kedua Permendag mengatur pengawasan SNI dan kewajiban pencantuman label dalam bahasa Indonesia pada barang. Dalam Permendag No 72/2015 diatur pelaku usaha yang memperdagangkan barang wajib mengetahui identitas pemasok barang. Pedagang diharapkan memiliki fotokopi SPPT SNI dari pemasok, importir, atau produsen.

Sejumlah pedagang mempertanyakan apakah regulasi itu berlaku pada e-dagang. Denny, pedagang di ITC Roxy, menanyakan pembelian produk impor berjumlah sedikit yang akan diperjualbelikan lagi.

“Jika saya membeli 10 sepeda impor melalui e-dagang, apakah harus memenuhi persyaratan sesuai ketentuan?” tanya Denny.

Menurut Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kemendag Widodo, jika produk itu wajib SNI, seperti sepeda, berarti tetap harus dilengkapi dengan bukti produk itu ber-SNI, misalnya dengan salinan SPPT SNI. (HEN)
———————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 November 2015, di halaman 17 dengan judul “Pengawasan E-Dagang Lemah”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB