WHO: Covid-19 Bisa Terus Beredar di Bumi

- Editor

Jumat, 15 Mei 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan bahwa virus korona baru penyebab Covid-19 kemungkinan akan terus beredar di masyarakat. Itu berarti, perjuangan melawan penyakit tersebut masih panjang.

Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan, virus korona baru yang menyebabkan Covid-19 ini bisa menjadi endemik seperti HIV. Ini berarti virus tersebut bisa tidak akan bisa hilang dan akan terus beredar di masyarakat.

”Penting untuk meletakkan ini di atas meja: virus ini mungkin hanya menjadi virus endemik lain di komunitas kita dan virus ini mungkin tidak akan pernah hilang,” kata pakar kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan, dalam jumpa pers virtual, dari Geneva, Swiss, Rabu (13/5/2020).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sekalipun publik global saat ini mengharapkan agar Covid-19 bisa segera di atasi, menurut Ryan, kita perlu mempersiapkan diri menghadapi perang panjang, bahkan selamanya dengan virus penyakit infeksi mematikan ini.

”Saya pikir penting bagi kita untuk realistis dan saya tidak berpikir siapa pun dapat memprediksi kapan penyakit ini akan hilang,” tambahnya.

Menurut Ryan, jika nanti telah ditemukan vaksin, tetap dibutuhkan upaya besar-besaran untuk mengimplementasikannya. Saat ini lebih dari 100 calon vaksin dikembangkan, sebagian telah memasuki tahap uji klinis.

Dia mencontohkan, penyakit menular seperti campak juga telah ditemukan vaksinnya. Namun, sampai saat ini penyakit ini belum bisa dieliminasi dari muka Bumi.

Sejak diketahui muncul pada awal Januari 2020, hingga Kamis (14/5/2020) ini Covid-19 telah menginfeksi 4.429. 725 orang dan menewaskan 298.174 orang di 213 negara. Sementara di Indonesia jumlah kasusnya yang telah diketahui 15.438 orang dan terus bertambah tiap hari.

Tergantung kita
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus masih optimistis kita mengendalikan pandemi ini dengan upaya yang keras. ”Arahnya ada di tangan kita dan ini adalah urusan semua orang. Kita semua harus berkontribusi untuk menghentikan pandemi ini,” ungkapnya.

Ahli epidemiologi WHO, Maria van Kerkhove, menambahkan, kita perlu membangun pola pikir bahwa akan membutuhkan waktu lama untuk keluar dari pandemi ini.

WHO menyampaikan peringatan ini saat banyak negara mulai membuka kembali aktivitas ekonomi. Uni Eropa, misalnya, berencana membuka kembali secara bertahap perbatasan yang telah ditutup oleh pandemi. Demikian halnya, Pemerintah Indonesia berencana melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Sejumlah negara yang telah lebih dulu membuka aktivitas ekonomi kini dihadapkan pada munculnya kasus infeksi baru Covid-19. Hal ini, misalnya, dilaporkan di Wuhan, China, yang menjadi episenter awal, yang melaporkan adanya tujuh kasus baru pada Rabu.

Kasus baru di Wuhan untuk pertama kalinya muncul kembali pada Minggu (10/5/2020), yang sebelumnya tidak ditemukan adanya kasus infeksi sejak 3 April 2020. Pembukaan kembali Wuhan dari karantina dilakukan pada 8 April. (REUTER/BBC/AP)

Oleh AHMAD ARIF

Editor EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 14 Mei 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB