Waspadai Keberulangan Gempa Lampung

- Editor

Selasa, 3 Mei 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gempa berkekuatan 5,8 skala Richter melanda Lampung, Senin (2/5) pukul 11.21. Meskipun dirasakan hingga Jakarta dan Bandung, gempa dilaporkan tidak merusak daerah sekitar sumber gempa, termasuk di Kabupaten Tanggamus. Di daerah ini guncangan terasa 10-15 detik.

Berdasarkan peta tingkat guncangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kekuatan guncangan gempa di daerah Krui, Liwa, Tanggamus, Kota Agung, dan Bandar Lampung mencapai skala intensitas IV MMI (Modified Mercalli Intensity). “Luasnya daerah yang merasakan gempa karena kedalaman hiposenternya menengah,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Senin (2/5), di Jakarta.

Pusat gempa di darat berjarak 28 km barat daya Tanggamus. Hiposenter gempa di kedalaman 127 km di bawah muka tanah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanggamus Zulyadi, dalam laporannya ke Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), gempa dirasakan sedang di Tanggamus. “Tidak ada kerusakan bangunan,” ujarnya.

Sementara itu, menurut Kepala Stasiun Geofisika Kotabumi BMKG Lampung Joharman mengatakan, gempa dirasakan cukup kuat di beberapa kabupaten, di antaranya Lampung Barat, Lampung Utara, dan Pesisir Barat. “Guncangan terasa 10-15 detik di Tanggamus. Di kabupaten lain 2-3 detik,” ujarnya.

Rawan gempa
Berdasarkan data BMKG, daerah Lampung memang rawan gempa karena lokasinya dekat zona subduksi lempeng dan dilintasi zona sesar Sumatera. Gempa merusak terakhir terjadi di Liwa, Lampung Barat, 15 Februari 1994. Gempa itu menewaskan 196 orang dan 2.000 orang luka-luka.

Ditinjau dari kedalaman hiposenter, menurut Daryono, gempa kali ini merupakan gempa menengah akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Hiposenter pada zona Benioff: zona subduksi lempeng yang sudah menukik di bawah Lempeng Eurasia.

Di Jakarta, Deputi Bidang Geofisika BMKG Masturiyono mengatakan, berdasarkan sistem pengukur geomagnet bumi di Stasiun Geofisika Liwa, Lampung, gempa kemarin telah diketahui prekursornya, 19 dan 20 April.

Prekursor atau gejala kegempaan ditunjukkan rasio polarisasi gelombang elektromagnet yang tercatat sistem sensor. Polarisasi adalah perbandingan antara kuat medan magnet bumi komponen vertikal dan horizontal.

Selain 19 dan 20 April, pada 30 April terekam prekursor yang lebih besar polarisasinya. Perlu kewaspadaan di wilayah Lampung dan Banten akan gempa lebih besar sekitar medio Mei.(YUN/AIK/VIO)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Mei 2016, di halaman 14 dengan judul “Waspadai Keberulangan Gempa Lampung”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB