Vaksin Zika Ditemukan

- Editor

Rabu, 18 Desember 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

FILE - In this Friday, Feb. 12, 2016 file photo, Lara, who is less then 3-months old and was born with microcephaly, is examined by a neurologist at the Pedro I hospital in Campina Grande, Paraiba state, Brazil. On Wednesday, April 13, 2016, the U.S. Centers for Disease Control and Prevention said there's enough evidence now to declare that the Zika virus during the mother's pregnancy causes the microcephaly birth defect and other brain abnormalities. (AP Photo/Felipe Dana, File)

FILE - In this Friday, Feb. 12, 2016 file photo, Lara, who is less then 3-months old and was born with microcephaly, is examined by a neurologist at the Pedro I hospital in Campina Grande, Paraiba state, Brazil. On Wednesday, April 13, 2016, the U.S. Centers for Disease Control and Prevention said there's enough evidence now to declare that the Zika virus during the mother's pregnancy causes the microcephaly birth defect and other brain abnormalities. (AP Photo/Felipe Dana, File)

Vaksin untuk virus zika berhasil dikembangkan tim peneliti dari Universitas Adelaide. Temuan ini memberikan harapan baru untuk melawan virus yang ditularkan nyamuk dan bisa menyebabkan bayi lahir dengan mikrosefalus.

Para peneliti dari Universitas Adelaide berhasil mengembangkan vaksin untuk virus zika. Temuan ini memberikan harapan baru untuk melawan virus yang ditularkan nyamuk dan bisa menyebabkan bayi lahir dengan mikrosefalus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

AP PHOTO/FELIPE DANA, FILE–Lara, bayi berusia tiga bulan yang lahir dengan mikrosefalus, diperiksa ahli saraf di Rumah Sakit Pedro I, di Campina Grande, Negara Bagian Paraiba, Brasil, Rabu (13/4/2016). Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menyatakan, ada cukup bukti untuk mendeklarasikan infeksi virus zika pada ibu hamil menyebabkan bayi lahir dengan mikrosefalus dan kelainan otak lain.

Temuan itu telah dipublikasikan di jurnal internasional Science Advances, pekan lalu. Tim virologi dipimpin Eric Gowans dan Branka Grubor-Bauk yang berbasis di Basil Hetzel Institute for Translational Health Research dan didukung oleh The Hospital Research Foundation, Universitas Adelaide, Australia. ”Ini merupakan studi vaksin pertama yang menunjukkan vaksin berbasis sel-T dapat memberikan perlindungan pada infeksi zika sistemik,” kata Grubor-Bauk, dalam siaran pers.

Zika merupakan ”flavivirus” yang ditularkan nyamuk dan bisa menyebabkan mikrosefalus, yaitu cacat lahir di mana kepala bayi jauh lebih kecil dari normal. Zika juga memicu cacat lahir parah pada bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi.

Grubor-Bauk menambahkan, timnya berhasil mengembangkan vaksin baru melawan zika yang terbukti efektif dalam model tikus. Berikutnya, vaksin akan diuji klinis tahap pertama. Penggunaan vaksin yang efektif untuk zika akan mencegah infeksi pada ibu hamil dan efek bawaan pada janin. ”Virus zika merugikan orang hamil dan belum ada terapi atau vaksin yang tersedia,” katanya.

Uji klinis
Dengan kesuksesan pada uji laboratorium, langkah selanjutnya adalah membawa vaksin ini untuk uji klinis ke manusia fase I. ”Ini melibatkan studi pra-klinis lebih lanjut yang penting untuk mengidentifikasi dosis paling efektif dan menunjukkan perlindungan terhadap infeksi zika dalam model pra-klinis penyakit yang berbeda,” kata Grubor-Bauk.

REUTERS/JOHN VIZCAINO–Sejumlah perempuan Kolombia menyimak penjelasan dari petugas kesehatan tentang cara mencegah penyebaran virus zika, di terminal kendaraan umum, di Bogota, Kolombia, 31 Januari 2016.

Dia berharap, jika vaksin itu sukses dalam uji klinis untuk mengimunisasi perempuan yang memiliki usia reproduksi dan paling berisiko, kita bisa menghentikan dampak buruk infeksi zika pada kehamilan dan membuat perbedaan besar bagi kesehatan komunitas global.

Sebelumnya, tim peneliti dari Perelman School of Medicine, University of Pennsylvania, Amerika Serikat, juga mengumumkan temuan vaksin zika dengan dosis tunggal. Temuan yang dipublikasikan di jurnal Nature, Kamis, 2 Februari 2017, itu telah diujicobakan pada tikus dan monyet dengan hasil menjanjikan.

”Kami telah mengobservasi kecepatan dan durasi kekebalan tanpa efek samping sehingga kami optimistis kandidat vaksin ini memberikan harapan bagi strategi global untuk melawan virus zika,” kata Drew Weissman, anggota tim peneliti.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Februari 2016, pernah mengumumkan status darurat global menghadapi serangan virus zika. Status darurat diberlakukan menyusul besaran dan cepatnya sebaran serangan serta lonjakan angka kasus mikrosefalus atau bayi lahir dengan gangguan perkembangan otak akibat infeksi virus zika. Di Brasil, sejak Oktober 2015, diperkirakan ada 4.000 kasus kelahiran bayi dengan mikrosefalus.

Virus zika diketahui telah ditemukan di Jambi dan dilaporkan Lembaga Eijkman sejak 2015. Juga muncul dari laporan warga Australia positif terinfeksi virus zika setelah digigit monyet di Bali. Pada 2013, ada kasus serupa sehingga diperkirakan virus ini sudah beredar cukup luas di Indonesia.
Oleh AHMAD ARIF

Editor EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 17 Desember 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB