UGM Usulkan Sardjito Jadi Pahlawan Nasional

- Editor

Senin, 26 Februari 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Universitas Gadjah Mada tengah menyusun naskah akademik untuk mengusulkan nama rektor pertama mereka, Profesor Sardjito, sebagai pahlawan nasional. Sardjito dinilai layak menyandang status tersebut mengingat peran besarnya di bidang kesehatan dalam periode revolusi kemerdekaan.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan UGM Djagal Wiseso Marseno mencatat, di masa perang revolusi kemerdekaan, Sardjito rajin menyuplai obat-obatan, makanan, vaksin dan vitamin bagi pasukan TNI. Vitamin untuk para pejuang kemerdekaan itu dahulu dikenal dengan sebutan “Biskuit Sardjito”.

“Atas dasar perjuangan dan pengorbanan Profesor Sardjito yang begitu besar tersebut kami mengusulkan beliau memperoleh gelar pahlawan nasional,” kata Djagal saat dihubungi Kompas, Jumat (23/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM, Sutaryo, menuturkan Sardjito mencetuskan ide pendirian Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) di DIY pada 1954. Rumah sakit tersebut kemudian diberi nama sesuai dengan penggagasnya, yakni RSUP Doktor Sardjito.

Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional untuk Prof Dr Sardjito – Murid TK mengunjungi salah satu ruang di Museum Universitas Gadjah Mada di kompleks kampus UGM, Yogyakarta, yang menampilkan patung Prof Dr Sardjito beserta sejumlah peralatan kerja serta perabotan yang ia gunakan selama masa hidupnya, Jumat (23/2). UGM dan Universitas Islam Indonesia kembali mengusulkan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Sardjito antara lain atas jasa-jasanya dalam dunia kesehatan pada masa perang kemerdekaan.–Kompas/Ferganata Indra Riatmoko (DRA)–23-02-2018

Sosok dokter kelahiran Kabupaten Magetan 13 Agustus 1891 ini juga berperan dalam revolusi fisik dan pendidikan di Indonesia. Sardjito turut membuat berbagai vaksin anti infeksi untuk para pejuang dan tentara Indonesia. Berkat kegigihannya, banyak pejuang Indonesia yang terselamatkan.

Sutaryo mengatakan, sebagai seorang dokter, Sardjito juga melakukan berbagai penelitian penting terkait berbagai penyakit. Salah satu obat hasil penelitian dan dedikasi Sardjito untuk kesehatan masyarakat Indonesia adalah “Calcusol” yang berfungsi sebagai obat batu ginjal.

Dedikasinya dalam bidang pendidikan terlihat dalam pendirian UGM yang kemudian melahirkan cendekiawan dan ilmuwan yang bekerja bagi kepentingan nasional. Sardjito juga tak hanya membidani pendirian UGM, tapi juga pengembangan masa awal pembentukan Universitas Islam Indonesia (UII).

Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional untuk Prof Dr Sardjito – Murid TK mengunjungi salah satu ruang di Museum Universitas Gadjah Mada di kompleks kampus UGM, Yogyakarta, yang menampilkan patung Prof Dr Sardjito beserta sejumlah peralatan kerja serta perabotan yang ia gunakan selama masa hidupnya, Jumat (23/2). UGM dan Universitas Islam Indonesia kembali mengusulkan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Sardjito antara lain atas jasa-jasanya dalam dunia kesehatan pada masa perang kemerdekaan.–Kompas/Ferganata Indra Riatmoko (DRA)–23-02-2018

Saat menjabat rektor di UII pada periode 1963-1970, Profesor Sardjito tidak maumenerima gaji. “Dia selalu menolak uang sidang atau gaji yang disodorkan karena dedikasinya di bidang pendidikan,” ujar Sutaryo.
Usulan kedua

Pada 2012 lalu, UGM pernah mengajukan nama Profesor Sardjito sebagai pahlawan nasional kepada Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X. Setelah melalui proses penyusunan naskah akademik dan mendapat persetujuan dari Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD),

“Saat itu Presiden punya pertimbangan dan kebijakan untuk memberikan gelar pahlawan nasional kepada Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta,” ujar Djagal yang ditunjuk UGM sebagai panitia penyusunan naskah akademik.
Tahun ini, usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Sardjito kembali dilakukan. Pada 27 Februari 2018, lanjut Djagal, kajian akademis, termasuk bukti sejarah, bukti fisik, dan kesaksian masyarakat, akan dikaji dalam forum seminar nasional di Jakarta.

“Kalau semua berjalan lancar, bulan April nanti naskah akademik akan rampung untuk kemudian dikaji Menteri Sosial sebelum mendapatkan persetujuan presiden,” ujarnya.

Dalam keterangan tertulis, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X menyambut baik pengusulan kembali gelar pahlawan nasional untuk Sardjito. Pengusulan ini penting dilakukan karena Sardjito melakukan perjuangan di bidang kesehatan untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan. (DIM)–DIMAS WARADITYA NUGRAHA

SUmber: Kompas, 24 Februari 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 14 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB