Tumbuhkan Kreativitas Anak Lewat “Toy Library”

- Editor

Selasa, 1 Januari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Acara peluncuran Pustaka Mainan Anak Kreatif atau “Toy Library”, di Kantor Yayasan Rumah Komunitas Kreatif (YRKK), Bekasi, Sabtu (29/12/2018).

Tidak semua anak usia dini mempunyai akses terhadap mainan. Kerap kali orang tua menilai bermain dengan mainan hanya membuang waktu. Padahal bermain merupakan salah satu cara untuk mengasah kemampuan motorik anak.

Hal itu mengemuka dalam acara peluncuran Pustaka Mainan Anak Kreatif atau “Toy Library”, di Kantor Yayasan Rumah Komunitas Kreatif (YRKK), Bekasi, Sabtu (29/12/2018). Menurut Ella Yulaelawati, pendiri YRKK sekaligus perintis “Toy Library”, sejak usia dini anak harus diberikan haknya untuk bermain dan mengenal lingkungan sekitarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kami percaya bahwa anak belajar secara kreatif dan produktif melalui proses menemukan. Beri kesempatan bagi mereka untuk bermain dan belajar dengan mencoba sendiri,” kata Ella.

MELATI MEWANGI UNTUK KOMPAS–Salah satu fasilitas kolam di Pustaka Mainan Anak Kreatif atau “Toy Library”, di Kantor Yayasan Rumah Komunitas Kreatif (YRKK), Bekasi, Sabtu (29/12/2018).

Konsep “Toy Library” menyediakan alat main yang sesuai dengan kebutuhan usia anak. Permainan edukatif juga disediakan untuk menunjang tumbuh kembang anak. Konsep ini memberikan pengalaman belajar yang berbeda untuk anak karena menyediakan ruang main untuk anak.

Konsep itu juga bertujuan untuk mendukung keluarga dalam hal pengasuhan anak. Serta, meminjamkan mainan kepada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan orang tua.

“Toy Library” Anak Kreatif yang didirikan Ella memiliki sejumlah fasilitas yaitu, bengkel main, ruang sensori, dan ruang baca anak kreatif yang berada di rumah pohon. Selain itu terdapat permodelan sawah dan kolam budidaya ikan.

“Kami ingin perpustakaan itu bukan hanya untuk meminjam alat main. Namun, juga sekaligus menjadi tempat pembelajaran langsung bagi anak-anak,” ujar Ella.

Beragam alat main yang tersedia di Pustaka Mainan Anak Kreatif atau “Toy Library”, di Kantor Yayasan Rumah Komunitas Kreatif (YRKK), Bekasi, Sabtu (29/12/2018).

Permodelan sawah yang ditanami padi itu bertujuan untuk mengenalkan kepada anak-anak agar mengenal sumber pangan yang mereka konsumsi. Anak juga diberi kebebasan untuk bereksperimen dengan menggunakan berbagai bahan sederhana antara lain, botol bekas, membuat slime dari lem, dan cuka dapur untuk roket terbang.

Menurut Ella, PAUD amat relevan dalam upaya menumbuhkan kreativitas. Anak dalam periode usia dini sudah punya kesiapan belajar. ”Jadi, itu menstimulasi atau menumbuhkan kesukaan belajar dan potensi anak karena sudah ada bibitnya dalam diri anak,” kata Ella.

Mengutip penilaian Indeks Kreativitas Global 2015 oleh Martin Prosperity Institute, Ella menyebutkan kreativitas masyarakat Indonesia terbilang rendah, di urutan ke-115 dari 135 negara. Indeks kreativitas dilihat dari aspek teknologi, talenta, toleran. (Kompas, 7/4/2018)

Sementara itu, Penasehat Himpunan Pendidik Anak Usia Dini Indonesia Gusnawirta T Fasli menyampaikan, sebaiknya anak didorong untuk berinteraksi dengan lingkungannya sejak kecil. Interaksi yang baik dengan mainan dan alam akan membuat mereka semakin cerdas dan kreatif. Para orang tua berkontribusi dalam proses pencerdasan anak, anak seyogianya dijauhkan dari perangkat gawai terus menerus. (MELATI MEWANGI/ E01)–NASRULLAH NARA

Sumber: Kompas, 31 Desember 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB