Berikan Pendidikan yang Benar

- Editor

Kamis, 19 November 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Baca Tulis Dikenalkan Terlalu Dini
Pada jenjang pendidikan anak usia dini, yaitu 0-6 tahun, tidak semestinya ada pembelajaran membaca dan berhitung. Anak sebaiknya hanya dikenalkan pada prakeaksaraan, seperti keterampilan berbahasa. Itu pun proses pembelajarannya harus lewat permainan.

Hal itu mengemuka dalam diskusi pendidikan “Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang Holistik dan Terintegrasi: Prospek dan Tantangan” yang diselenggarakan Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP), Rabu (18/11) di Jakarta.

Dalam studi ACDP disebutkan, ada kesalahpahaman umum orangtua, yakni menganggap kualitas PAUD diukur dari hasil membaca dan berhitung anak. Kondisi ini membahayakan perkembangan anak. Pasalnya, PAUD sejatinya untuk merangsang, bermain, dan mempersiapkan keterampilan awal membaca dan berhitung anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Bukti penelitian menyebutkan, pendidikan prasekolah memiliki dampak signifikan pada nilai tes anak ketika mereka menginjak usia 11, 14, dan 16 tahun,” sebut laporan ACDP.

Direktur Pembinaan PAUD Direktorat Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ella Yulaelawati menekankan pentingnya pendekatan dan pelatihan bagi orangtua agar dipahami bahwa PAUD belum saatnya mengajarkan membaca dan berhitung.

Tedjawati dari Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan menambahkan, di daerah banyak orangtua yang menuntut anaknya bisa membaca dan berhitung. Ini bisa dijembatani dengan komunikasi antara guru dan orangtua.

Hal ini dibenarkan Aries Susanti dari PAUD Masjid Istiqlal. Orangtua kerap kali menuntut anaknya agar bisa membaca dan berhitung, padahal sesungguhnya lebih penting memberikan pendidikan yang benar. Untuk itu, pihaknya sering berdiskusi dengan orangtua murid melalui forum orangtua murid sekaligus menyelenggarakan pelatihan-pelatihan keorangtuaan.

Minat naik
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah anak yang masuk ke kelompok bermain, taman kanak-kanak, dan taman penitipan anak meningkat. Menurut laporan Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2004/2005, hanya 7,2 juta dari 28,2 juta anak usia 0-6 tahun (25,3 persen) yang menerima layanan PAUD. Hanya 2,63 juta anak usia 5-6 tahun (32,26 persen) yang menerima layanan PAUD.

Tahun 2010, jumlah anak usia 5 tahun yang berpartisipasi dalam PAUD formal ataupun nonformal 57 persen. (LUK)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 November 2015, di halaman 11 dengan judul “Berikan Pendidikan yang Benar”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Haroun Tazieff: Sang Legenda Vulkanologi yang Mengubah Cara Kita Memahami Gunung Berapi
BJ Habibie dan Teori Retakan: Warisan Sains Indonesia yang Menggetarkan Dunia Dirgantara
Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Jumat, 13 Juni 2025 - 11:05 WIB

Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer

Jumat, 13 Juni 2025 - 08:07 WIB

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Rabu, 11 Juni 2025 - 20:47 WIB

Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan

Berita Terbaru

Artikel

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Jumat, 13 Jun 2025 - 08:07 WIB