Teknologi 5G Menuntut Kesiapan Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi

- Editor

Selasa, 18 September 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejak organisasi pengatur standar seluler 3GPP resmi merilis spesifikasi standar pertama 5G on-standalone new radio (NR) pada Desember 2017, uji coba pengembangan produk berbasis 5G langsung ramai dilakukan. Sebulan terakhir, pembicaraan uji coba dilanjutkan dengan kesiapan infrastruktur jaringan telekomunikasi.

Country Manager VMWare Indonesia Cin Cin Go, Senin (17/9/2018), di Jakarta, berpendapat, infrastruktur jaringan berbasis sistem legacy yang masih banyak dipakai oleh operator telekomunikasi. Jaringan berbasis legacy tersusun atas peranti keras dan lunak sebatas berfungsi sebagai penghantar untuk lalu lintas data, telepon, dan video. Desain jaringan ini tidak mendukung konsumsi layanan seluler, terutama data berkapasitas besar dan cepat sesuai standar teknologi 5G.

”Kondisi tersebut menuntut peningkatan sistem dengan menggelar virtualisasi fungsi jaringan (network functions virtualization/NFV) pada infrastruktur yang ada sekarang. Dengan demikian, cara kerja infrastruktur jaringan telekomunikasi menjadi lebih otomatis dan semakin fleksibel,” kata Cin Cin Go.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

FRANSISKUS WISNU W DANY UNTUK KOMPAS–Autonomous electric vehicle, mobil tanpa pengemudi, ini memanfaatkan teknologi 5G. Mobil dilengkapi sensor yang memungkinkan untuk berjalan secara otomatis tanpa pengemudi.

NFV memungkinkan digelarnya virtualisasi di sejumlah layanan jaringan, seperti di router, firewall, load balancers, core networks, SD-WAN yang fungsinya sekarang masih dipegang oleh sistem perangkat lunak terdedikasi yang mereka bangun sendiri.

Direktur Eksekutif dan Presiden Produk dan Solusi Huawei David Wang mengatakan, industri telekomunikasi harus melakukan perluasan jaringan. Dampaknya secara langsung adalah membuat pengeluaran operasional operator melambung melampaui pendapatan. Untuk perluasan hingga pemeliharaan jaringan demi sambut 5G, dia menggambarkan, beban biaya operator 100 kali lebih besar dibandingkan perusahaan aplikasi internet (over-the-top/OTT).

Belum lagi, operator telekomunikasi harus mempersiapkan arsitektur infrastruktur jaringan telekomunikasi untuk produk spesifik yang menggunakan teknologi akses seluler 5G, seperti mobil swakendara.

”Selama ini, industri telekomunikasi memiliki jenis layanan jaringan untuk ponsel, internet untuk rumah, dan layanan akses seluler bagi bisnis atau perusahaan. Sementara sistem jaringan pendukung mobil swakendara memiliki karakteristik berbeda. Misalnya, untuk kondisi jalan dan ekosistem operasional, beberapa ruas jalan tol dimungkinkan berfungsi sebagai pusat data serta jalan di perkotaan dan pedesaan sudah memiliki jaringan akses internet,” tutur David.

Ericsson meluncurkan jaringan akses radio atau Radio Access Network (RAN) Compute. RAN Compute adalah arsitektur jaringan yang memungkinkan operator mendistribusikan fungsi RAN secara fleksibel, seperti beamforming dan kontrol radio yang diperlukan untuk menyempurnakan kinerja penggunaan dan mengurangi total biaya kepemilikan.

Presiden Direktur Ericsson Indonesia Jerry Soper mengatakan, RAN Compute merupakan solusi yang diperuntukkan bagi penyedia layanan mobile yang akan lebih mudah melakukan implementasi 5G.–CAECILIA MEDIANA

Sumber: Kompas, 17 September 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB