Sejak organisasi pengatur standar seluler 3GPP resmi merilis spesifikasi standar pertama 5G on-standalone new radio (NR) pada Desember 2017, uji coba pengembangan produk berbasis 5G langsung ramai dilakukan. Sebulan terakhir, pembicaraan uji coba dilanjutkan dengan kesiapan infrastruktur jaringan telekomunikasi.
Country Manager VMWare Indonesia Cin Cin Go, Senin (17/9/2018), di Jakarta, berpendapat, infrastruktur jaringan berbasis sistem legacy yang masih banyak dipakai oleh operator telekomunikasi. Jaringan berbasis legacy tersusun atas peranti keras dan lunak sebatas berfungsi sebagai penghantar untuk lalu lintas data, telepon, dan video. Desain jaringan ini tidak mendukung konsumsi layanan seluler, terutama data berkapasitas besar dan cepat sesuai standar teknologi 5G.
”Kondisi tersebut menuntut peningkatan sistem dengan menggelar virtualisasi fungsi jaringan (network functions virtualization/NFV) pada infrastruktur yang ada sekarang. Dengan demikian, cara kerja infrastruktur jaringan telekomunikasi menjadi lebih otomatis dan semakin fleksibel,” kata Cin Cin Go.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
FRANSISKUS WISNU W DANY UNTUK KOMPAS–Autonomous electric vehicle, mobil tanpa pengemudi, ini memanfaatkan teknologi 5G. Mobil dilengkapi sensor yang memungkinkan untuk berjalan secara otomatis tanpa pengemudi.
NFV memungkinkan digelarnya virtualisasi di sejumlah layanan jaringan, seperti di router, firewall, load balancers, core networks, SD-WAN yang fungsinya sekarang masih dipegang oleh sistem perangkat lunak terdedikasi yang mereka bangun sendiri.
Direktur Eksekutif dan Presiden Produk dan Solusi Huawei David Wang mengatakan, industri telekomunikasi harus melakukan perluasan jaringan. Dampaknya secara langsung adalah membuat pengeluaran operasional operator melambung melampaui pendapatan. Untuk perluasan hingga pemeliharaan jaringan demi sambut 5G, dia menggambarkan, beban biaya operator 100 kali lebih besar dibandingkan perusahaan aplikasi internet (over-the-top/OTT).
Belum lagi, operator telekomunikasi harus mempersiapkan arsitektur infrastruktur jaringan telekomunikasi untuk produk spesifik yang menggunakan teknologi akses seluler 5G, seperti mobil swakendara.
”Selama ini, industri telekomunikasi memiliki jenis layanan jaringan untuk ponsel, internet untuk rumah, dan layanan akses seluler bagi bisnis atau perusahaan. Sementara sistem jaringan pendukung mobil swakendara memiliki karakteristik berbeda. Misalnya, untuk kondisi jalan dan ekosistem operasional, beberapa ruas jalan tol dimungkinkan berfungsi sebagai pusat data serta jalan di perkotaan dan pedesaan sudah memiliki jaringan akses internet,” tutur David.
Ericsson meluncurkan jaringan akses radio atau Radio Access Network (RAN) Compute. RAN Compute adalah arsitektur jaringan yang memungkinkan operator mendistribusikan fungsi RAN secara fleksibel, seperti beamforming dan kontrol radio yang diperlukan untuk menyempurnakan kinerja penggunaan dan mengurangi total biaya kepemilikan.
Presiden Direktur Ericsson Indonesia Jerry Soper mengatakan, RAN Compute merupakan solusi yang diperuntukkan bagi penyedia layanan mobile yang akan lebih mudah melakukan implementasi 5G.–CAECILIA MEDIANA
Sumber: Kompas, 17 September 2018