Tekad Mahasiswa Undip Asal Numfor Membangun Daerah Asalnya

- Editor

Senin, 19 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mahasiswa baru Universitas Diponegoro, Anthonetha Mirino (17) asal Pulau Numfor, Kabupaten Biak Numfor, Papua Barat bertekad membangun daerah asalnya selepas kuliah kelak. Itu demi terwujudnya pembangunan yang merata di Indonesia.

Anthonetha mengatakan hal itu pada Orientasi Diponegoro Muda (ODM) di kampus Universitas Diponegoro (Undip), Kota Semarang, Minggu (18/8/2019). Acara tersebut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Anthonetha Mirino (17), mahasiswa Universitas Diponegoro asal Kabupaten Biak Numfor, Papua Barat, di kampus Undip, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (18/8/2019). Dengan bersekolah tinggi, ia berharap bisa berkontribusi bagi pembangunan kampung halamannya kelak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dulu saya pernah memegang jaket almamater Undip. Saya bertekad, tiga tahun lagi harus masuk Undip. Sekarang, saya mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Undip. Saya pilih itu karena masih banyak orang dibutuhkan orang untuk membangun Papua,” kata Anthonetha.

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, berfoto dengan Anthonetha Mirino (17), mahasiswa Universitas Diponegoro asal Kabupaten Biak Numfor, Papua Barat, di kampus Undip, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (18/8/2019). Puan memberi hadiah gitar kepada Anthonetha.

Menurut Anthonetha, sejak SD ia merantau ke Kabupaten Manokwari, Papua Barat dan tinggal bersama orangtua angkatnya hingga SMP. Pada SMA, ia kemudian mendapat program beasiswa dan belajar di Banten, hingga kemudian mendapat kesempatan kuliah di Undip.

Ia menuturkan, pembangunan di Pulau Numfor masih terasa kurang. “Saya merasakan listrik menyala hanya dari pukul 17.00 hingga 22.00. Kota Biak (ibu kota kabupaten) dibangun, tetapi di Pulau Numfor masih kurang. Kelak, saya ingin membangun kampung halaman saya,” ujarnya.

Di atas panggung, bersama Menteri Puan, Anthonetha menyanyikan lagu Karna Su Sayang, yang juga membuat ribuan mahasiswa baru Undip yang hadir ikut bernyanyi dan berjoget. Anthonetha juga sempat berswafoto hingga kemudian mendapat hadiah gitar dari Puan.

Mahasiswa baru Undip lainnya yakni Putri Nur Cahyani, yang berasal dari Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Menurut dia, motivasinya berkuliah di Fakultas Kedokteran Undip yakni ingin membawa perubahan bagi tingkat kesehatan di daerah asalnya tersebut.

“Selama ini, saya suka berkeliling ke pelosok-pelosok dan menemukan banyak anak-anak yang tidak pengetahuannya tentang kesehatan kurang. Karena itu, saya ingin kuliah setinggi-tingginya agar ilmu yang didapat antinya bisa saya berikan untuk daerah asal saya,” ujar Putri.

Kesempatan perempuan
Puan menuturkan, apa yang ditekadkan oleh Anthonetha dan Putri merupakan semangat untuk menunjukkan bahwa perempuan bisa melakukana seperti apa yang dilakukan laki-laki. Apalagi, saat ini, kesempatan bagi perempuan untuk menjadi pemimpin sudah makin terbuka.

Ia mencontohkan Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla yang memiliki delapan menteri perempuan. “Artinya, kesempatan sudah terbuka dan makin luas. Tidak ada lagi dalam posisi tertentu, hanya laki-laki. Semua sudah dibuka dan didobrak,” kata Puan.

Menurutnya, perempuan bersama kaum laki-laki harus bahu membahu dan gotong royong dalam membangun bangsa. Terutama yakni generasi muda yang nantinya akan menjadi para pemimpin bangsa. Semua harus bersatu demi menunjukkan bahwa Indonesia merupakan bangsa besar.

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, berfoto dengan sejumlah mahasiswa baru Universitas Diponegoro, di kampus Undip, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (18/8/2019). Dalam kesempatan itu, Puan memberi hadiah kepada sejumlah mahasiswa.

ADITYA PUTRA PERDANA

Editor AGNES SWETTA PANDIA

Sumber: Kompas, 18 Agustus 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB