Studi Mahasiswa Tiongkok Terkendala Layanan Visa

- Editor

Rabu, 8 Juni 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Minat anak-anak muda Indonesia untuk kuliah di Tiongkok sangat besar. Sebaliknya, anak-anak muda Tiongkok yang menuntut ilmu di Indonesia masih sangat sedikit. Salah satu kendalanya adalah belum adanya layanan visa belajar di Indonesia.

Jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Tiongkok mencapai sekitar 14.000 orang. Sementara mahasiswa Tiongkok yang belajar di Indonesia hanya 700-900 orang.

“Tidak adanya visa belajar di Indonesia menjadi salah satu penyebab sedikitnya anak muda Tiongkok yang mau belajar di Indonesia. Rata-rata mereka yang kuliah di Indonesia menggunakan visa kunjungan sosial,” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing Priyanto Wibowo, Selasa (7/6), di Beijing, Tiongkok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Wartawan Kompas, Aloysius Budi Kurniawan, dari Beijing melaporkan, setiap tahun, Pemerintah Indonesia menyediakan alokasi beasiswa belajar di Indonesia untuk 25-30 mahasiswa Tiongkok melalui program beasiswa Darma Siswa. Rata-rata, mahasiswa Tiongkok yang kuliah di Indonesia adalah mahasiswa jurusan sastra Indonesia.

Yang menarik adalah negara berpenduduk 1,4 miliar tersebut memiliki delapan perguruan tinggi yang mengajarkan program pendidikan bahasa Indonesia. Artinya, ada ketertarikan dari masyarakat Tiongkok untuk belajar tentang budaya Indonesia, khususnya bahasa Indonesia.

“Dengan hanya mengantongi visa kunjungan sosial, maka setiap enam bulan sekali mahasiswa Tiongkok harus memperpanjang visa mereka. Sementara itu, jika mereka memiliki visa pelajar, mereka bisa tinggal hingga meraih gelar master atau doktoral dalam jangka waktu tertentu,” ucap Priyanto yang juga pengajar di Universitas Indonesia.

Jumlah mahasiswa Tiongkok yang belajar di luar negeri sangat tinggi. Di Indonesia jumlahnya memang masih sangat sedikit, tetapi di negara lain, seperti Australia, justru sangat tinggi. Mahasiswa Tiongkok yang belajar di Australia mencapai 195.000 orang.

Program internasional
Selain karena persoalan birokrasi, menurut Priyanto, minimnya jumlah mahasiswa Tiongkok yang belajar di Indonesia juga karena perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia kurang memiliki program-program internasional yang sesuai dengan minat mahasiswa Tiongkok. Sebagian besar di antara mereka sangat berminat pada bahasa dan budaya.

Dalam rangka mendorong kerja sama pendidikan dan kebudayaan antara Pemerintah Indonesia dan Tiongkok, Duta Besar Republik Indonesia untuk Tiongkok Soegeng Rahardjo menginisiasi pendirian Perkumpulan Persahabatan Alumni Tiongkok- Indonesia (Perhati). Perkumpulan ini diharapkan mampu menyediakan sumber daya manusia bagi bangsa Indonesia yang paham budaya Tiongkok.
————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Juni 2016, di halaman 11 dengan judul “Studi Mahasiswa Tiongkok Terkendala Layanan Visa”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:41 WIB

Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial

Berita Terbaru

Profil Ilmuwan

Mengenal Achmad Baiquni, Ahli Nuklir Pertama Indonesia Kelahiran Solo

Selasa, 29 Apr 2025 - 12:44 WIB

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB