Sel Surya; Injeksi Daya, Kurangi Beban

- Editor

Sabtu, 22 November 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mereka yang tinggal di perkotaan mungkin tak pernah lagi berpikir untuk bersusah payah membangun sistem energi listrik sendiri. Sebab, hampir semua kebutuhan listrik dengan mudah bisa dipenuhi dari jaringan listrik PLN selama mampu membayar biaya pemakaian.

Namun, tak demikian dengan Bambang Sumaryo Hadi (54). Meski tersedia 4.400 volt ampere, ia berusaha mengurangi pasokan listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Alumnus Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung lulusan 1984 itu membangun sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang disinkronkan dengan jaringan listrik di rumahnya sehingga kelebihan produksinya bisa diinjeksikan atau dijual lewat jaringan PLN.

Sistem yang dibangun Sumaryo itu tak seperti kebanyakan sistem PLTS yang ada, tetapi lebih praktis. Biasanya sel surya butuh perangkat penyimpan energi, mengingat saat malam panel surya berhenti berproduksi. Perangkat penyimpan (storage) ada banyak jenis, yang biasa dan konvensional adalah memakai sederetan aki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dengan matahari bersinar penuh, 30 panel surya yang terpasang di atas atap memakai kerangka baja ringan menghasilkan daya sampai 6.300 watt. Setiap panel membangkitkan daya 230 watt. Produksi itu amat berlebihan bagi kebutuhan keluarga kecil di daerah Sawangan, Depok, Jabar, tersebut sehingga kelebihan daya diekspor ke jaringan PLN. Untuk itu, perlu ada meteran listrik ekspor-impor khusus dari PLN.

”Cara ini hanya cocok untuk daerah yang pasokan listriknya stabil. Bagi daerah terpencil, apalagi tak terjangkau jaringan PLN, tetap butuh storage. Untuk daerah terpencil, sebaiknya membuat berkelompok, tak sendiri-sendiri, agar lebih mudah penanganannya,” katanya.

Sebagai informasi, arus listrik dari panel sel surya berupa listrik searah atau DC. Supaya bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, harus diubah jadi bolak-balik (AC) sesuai frekuensi dan tegangan PLN.

Untuk itu, dibutuhkan inverter sesuai kapasitas guna mengontrol penyalaan lampu seefisien mungkin. Inverter berkapasitas 6.000 watt milik Sumaryo sekaligus jadi penyerempak gelombang listrik sinusoidal dari inverter dengan gelombang sinusoidal dari jaringan PLN.

Hobi menguntungkan
16760766hKeuntungan sistem itu ialah meniadakan perangkat aki sebagai penyimpan energi. Setiap malam tiba, tetap harus mengimpor dari jaringan PLN. Meski biaya pengadaan aki mahal dan perlu perawatan khusus, Sumaryo masih harus mengeluarkan dana sekitar Rp 100 juta. Itu pun ia mesti membeli serta memasang panel dan instalasi listrik sendiri. ”Saya tertarik sel surya sejak 2010 dan mengikuti perkembangan harganya hingga cukup murah untuk bisa membelinya,” tuturnya.

Hal itu merespons kondisi negeri ini yang berlimpah sinar matahari. Semangat muncul setelah ia kerap berkunjung ke sejumlah daerah terpencil sebagai konsultan manajemen yang diperbantukan di Kementerian Dalam Negeri untuk program pengurangan rakyat miskin.

”Listrik tenaga surya bisa sebagai solusi alternatif, selain mikrohidro yang butuh aliran air,” kata pemilik gelar MBA dari Henley Management College London, Inggris, itu menjelaskan. Untuk sel surya di daerah terpencil, dibutuhkan alat penyimpan daya.

Sistem panel surya
Di Tanah Air, penggunaan
sistem sel surya untuk rumah tangga mulai berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Penggunaan teknologi itu memiliki sejumlah keuntungan, antara lain instalasi mudah, sistem bekerja tanpa bahan bakar dan tak perlu pengoperasian khusus, daya tahan lama, serta tak menimbulkan polusi.

Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto menyatakan, pihaknya mengakomodasi keinginan pelanggan yang punya panel surya di rumah. Namun, jumlah pelanggan yang memasang panel surya di rumah sedikit karena harga panel surya mahal. Meski demikian, di daerah elite, seperti Menteng, Jakarta, ada banyak rumah dipasangi panel surya.

Ada beberapa model perangkat tenaga surya bagi rumah tangga. Ada panel surya yang dilengkapi perangkat penyimpan daya yang dihasilkan di siang hari. Lalu, tenaga surya yang disimpan diubah jadi listrik di malam hari. Ada juga panel surya yang tanpa dilengkapi perangkat penyimpan tenaga surya sehingga saat malam masih mengimpor daya dari PLN. ”Sejumlah pelanggan menggunakan sel surya hanya untuk pemanas air di kamar mandi,” ujarnya.

Setiap pelanggan yang punya panel surya bisa barter atau bertukar daya dengan PLN. Jadi, jika kelebihan daya dari sel surya, bisa diekspor ke jaringan PLN. Hal itu bisa mengurangi rekening tagihan pemakaian listrik bulan berikutnya. Sebaliknya, pelanggan juga bisa mengimpor daya dari jaringan listrik perusahaan listrik itu.

Untuk itu, PLN memasang meteran khusus ekspor-impor listrik yang mencatat berapa daya yang diekspor ke PLN. Selain mengurangi tagihan listrik, penggunaan sel surya juga turut mewujudkan kemandirian energi. (EVY)

Oleh: AW Subarkah

Sumber: Kompas, 22 November 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB