Sejarah Ilmu Kedokteran

- Editor

Rabu, 14 Juni 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bila seorang manusia primitif kemasukan duri pada jarinya, duri itu dicabutnya dan jarinya terasa baik. la mempraktekkan pengobatan —artinya, ia melakukan sesuatu untuk mengurangi perasaan tak enak atau sakit. Terkadang manusia primitif itu merasa sakit yang tidak diketahuinya sebab musababnya. Tetapi sekalipun ia tak mengerti apa yang menyebabkannya sakit, diusahakannya untuk melakukan sesuatu untuk mengurangi atau menghilangkan perasaan sakitnya.

Dalam hal ini obat yang digunakannya mungkin sesuatu yang kita sebut ilmu sihir. Ilmu sihir ini mungkin merupakan mantera, suatu boneka yang terbuat dari batu, lukisan pada dinding guanya atau rebusan daun-daunan. Karena banyak penyakit sesudah beberapa waktu akhirnya hilang juga, manusia primitif itu menyangka, bahwa ilmu sihirnya berhasil baik.

Terkadang secara kebetulan ditemukannya suatu cara pengobatan yang benar-benar menolong. Panasnya api mungkin mengurangi rasa perih pada bahu yang keseleo, atau rebusan ramu-ramuan mungkin menghilangkan sakit perutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di antara bangsa-bangsa primitif dewasa ini kedokteran dan ilmu sihir masih bercampur baur. Seorang dukun dianggap orang yang menguasai ilmu sihir. Tetapi ia juga mengetahui beberapa hal yang praktis untuk menolong seorang sakit atau seorang yang cedera. Pada banyak suku primitif sang dukun dapat memasang atau membeIat tulang yang patah. Ia mengenal tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat menenangkan atau menidurkan orang sakit, atau untuk pencuci perut.

Kebudayaan-kebudayaan purbakala yang kita kenal mempunyai tabib. Bangsa Bablionia meninggalkan tulisan-tulisan mengenai pengobatan dan menggambarkan berbagai penyakit begitu jelasnya, sehingga dokter-dokter zaman sekarang dapat menandainya.

Orang Mesir purba umum percaya bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat yang menyelinap ke dalam tubuh si sakit. Cara mengobatinya menggunakan antara lain mantera atau doa untuk mengusir roh jahat itu. Tapi untuk penyembuhan digunakan juga pil dan salap yang mengandung obat bius seperti candu dan minyak jarak (kastroli). Pada bagian luar badan dilakukan pembedahan.

Ilmu Kedokteran Yunani dan Rumawi
Menurut penyair Yunani Homerus dan sumber-sumber lain tabib pertama dalam sejarah Yunani ialah AESCULAPIUS. Legenda mengenai kesanggupannya menyembuhkan penyakit berkembang, sehingga ia dianggap seorang dewa. Untuk menghormatinya didirikan kuil-kuil dan mereka yang sakit dibawa bermalam di sini. Pagi-pagi mereka menceritakan mimpinya kepada pendeta-pendeta kuil itu. Pendeta-pendeta ini menafsirkan mimpi itu sebagai pesan dari Aesculapius dan mendasarkan pengobatannya pada apa yang diperintahkan dewa itu secara gaib.

Baik bangsa Yunani maupun bangsa Rumawi mempunyai kuil-kuil untuk menghormati Aesculapius, di mana cara pengobatan yang gaib itu dipraktekkan.

Tetapi dalam pada itu ilmu pengobatan tanpa kekuatan gaib mulai dipraktekkan di Yunani. Kira-kira pada tahun 460 seb.M. di pulau kecil Yunani Cos lahir HIPPOCRATES. Cos rupanya semacam pusat bagi orang-orang yang berminat pada ilmu kedokteran. Ayah Hippocrates ialah seorang tabib. Hippocrates sendiri telah menyelamatkan ilmu pengobatan dari dunia takhyul dan kegaiban, sehingga ia disebut Bapak Ilmu Kedokteran.

Hippocrates tidak memiliki pengetahuan ilmiah yang merupakan dasar ilmu kedokteran dewasa ini. Ia tidak mempunyai pengetahuan mengenai bakteri atau ilmu kimia, atau apa-apa fungsi berbagai organ tubuh. Oleh sebab itu ia tidak dapat menjelaskan sebab-sebab penyakit. Tetapi ia mempunyai pikiran dan semangat yang cocok untuk menjadi dokter yang baik.

Dalam tulisan-tulisannya ia mengajarkan bahwa seorang dokter harus memperhatikan pasiennya secara teliti dan cermat. Ia harus melaksanakan pengobatannya dengan lemah-lembut dan mencoba mendorong berlangsungnya proses penyembuhan yang alami. Dokter sekali-kali tidak boleh mdtg-ambil risiko yang membahayakan pasien. Ia harus menyimpan rahasia-rahasia pasien dan membuktikan bahwa ia patut dipercaya si sakit.

Hippocrates menandai dan melukiskan banyak penyakit. Di antara fakta-fakta ilmu kedokteran sebagai hasil pengamatannya ada yang sama benarnya sekarang dengan 2000 tahun yang lalu. Ia mengatakan umpamanya, “Mereka yang badannya memang gemuk lebih besar kemungkinannya tiba-tiba mati daripada orang yang kurus.” Dan ia menulis, “Tbc biasanya muncul antara umur 18 dan 35 tahun.”

Ilmu kedokteran yang tidak mengandung hal-hal yang gaib ini dilanjutkan oleh Aristoteles, ilmuwan Yunani yang besar itu. Ia meneliti badan binatang secara seksama dan melukiskan pertumbuhannya. Ia bukan dokter, tapi ia membantu membentuk ilmu biologi yang merupakan dasar dari ilmu kedokteran yang tidak mengandung hal-hal yang gaib.

Sesudah Iskandar Zulkarnaen menaklukkan sebagian besar dari dunia yang dikenal dewasa itu, kota Iskandariah di Mesir menjadi pusat ilmu pengetahuan. Di kota ini ada sebuah perpustakaan yang masyhur, banyak perguruan atau sekolah, di antaranya sebuah sekolah kedokteran. Erasistratus (350?-250? Seb.M.) adalah salah seorang guru terbesar di sekolah itu. Bila seorang pasien meninggal, Erasistratus dan mahasiswa-mahawiswanya membedah mayathya untuk mengetahui sebab penyakit yang membawa maut itu.

Bangsa Rumawi adalah bangsa yang praktis. Mereka tidak begitu mementingkan studi dan usaha menemukan ilmu pengetahuan yang baru serupa orang-orang Yunani. Mereka lebih mengutamakan mempraktekkan sesuatu pengetahuan. Mereka menjadikan dunianya tempat yang lebih sehat untuk didiami, sekalipun mereka sedikit melakukan riset ilmiah.

Kota Roma besar dan padat penghuninya. Orang tidak bisa tinggal begitu dekat berdampingan tanpa memindahkan penyakit dari seorang ke orang kalau kebersihan tidak dipelihara dengan teliti. Orang Rumawi membangun terowongan-terowongan besar di bawah kota untuk menyalurkan kotoran dan sampah. Saluran utama Roma yang dinamakan “Cloaca Maxima”, masih digunakan dewasa ini. Orang Rumawi juga mempunyai persediaan air minum yang bersih untuk kotanya. Empat belas buah saluran air yang besar membawa kira-kira 1,1 milyar liter air ke Roma setiap hari. Pejabat-pejabat khusus mengadakan pemeriksaan di pasar-pasar untuk memastikan bahwa tidak ada makanan yang busuk dijual.

Bangsa Rumawi adalah juga yang pertama yang mencoba mengatur usaha pengobatan, sehingga semua orang sakit dapat ditolong. Mereka mulai dengan mengirim dokter-dokter dan alat-alat kedokteran bersama pasukan-pasukan Roma sehingga prajurit-prajurit yang luka dapat dirawat. Sering di rumah seorang dokter di dalam kota ada bilik ekstra, di mana orang-orang sakit, khususnya budak-budak dan orang-orang miskin yang tidak sanggup membayar dokter, mendapat perawatan, Pemerintah Rumawi menggaji dokter-dokter untuk bekerja.

Buku kedokteran pertama dalam bahasa Latin ditulis oleh Celsus (abad pertama Masehi). Dalam sejenis ensiklopedi dikumpulkannya kebanyakan dari ilmu pengetahuan Yunani mengenai kedokteran.

Dokter yang paling masyhur di Roma ialah GALEN (129?-200?M). Tulisan-tulisannya tidak menunjukkan sifat lemah lembut dan baik hati seperti yang terdapat dalam karya Hippocrates. Galen memberi sesuatu penjelasan mengenai setiap organ tubuh. Sarjana-sarjana modern mengetahui bahwa banyak di antara keterangan-keterangannya salah sama sekali. Tapi Galen jarang mau mengakui bahwa ada sesuatu yang tidak diketahuinya.

Kira-kira pada tahun 200 M dunia Barat mengalami masa yang sangat susah, Suku-suku Barbar dari utara menyerbu kota-kota Kerajaan Rumawi. Peperangan berkecamuk, gempa dan wabah penyakit menyebabkan ribuan orang tewas. Gereja Kristen menjadi kekuatan utama yang membawa hukum dan tata tertib. Gereja mengajarkan bahwa orang harus baik terhadap orang sakit dan mencoba menolongnya. Orang-orang Kristen yang pertama mempertaruhkan nyawanya untuk merawat mereka yang sekarat sewaktu wabah menjangkit. Tetapi orang-orang yang alim ini merasa bahwa sehat atau mati semata-mata tergantung pada Tuhan. Mereka tidak berusaha memahami tubuh manusia dan apa yang terjadi bila tubuh itu diserang penyakit. Meroka sama sekali bukan ilmuwan.

Namun selama Abad Pertengahan orang terus berminat pada pengobatan secara ilmiah. Dari abad yang ke-9 sampai abad ke-14 sebuah kota di Itali, Salerno, adalah pusat ilmu medis. Rahib-rahib dari Eropa Barat, orang-orang Yahudi, Arab dan Yunani bertemu di Salerno. Banyak di antara mereka membawa buku-buku berharga yang tertulis dalam bahasa mereka sendiri. Tulisan-tulisan Hippocrates dan dokter-dokter lain zaman dahulu dipelihara baik-baik dan dipelajari.

limu Kedokteran dan Renaissance (1300-1500)
Selama abad ke-13 seluruh Eropa berminat lagi pada ilmu pengetahuan Yunani. Pada tahun 1400 Renaissance atau lahirnya kembali ilmu pengetahuan, mulai berkembang.

Leonardo da Vinci, yang bukan hanya seorang seniman tapi juga seorang sarjana, adalah yang pertama yang meragukan beberapa di antara penjelasan Galen mengenai tubuh manusia. Buku-buku catatan Leonardo da Vinci yang penuh lukisan-lukisan terperinci mengenai jantung, pembuluh darah dan otot-otot merupakan contoh-contoh yang bagus dari pengamatannya yang tajam.

Salah seorang tokoh di bidang kedokteran pada zaman Renaissance ialah Andreas Vesalius (1514-1564). Banyak yang disumbangkannya kepada anatomi, yaitu ilmu pengetahuan mengenai struktur tubuh. Buku pentingnya “Pabrik Tubuh Manusia” yang ditulisnya di Universitas Padua, Itali, dicetak di Basel, Swis. Vesalius adalah seorang sarjana sejati yang tidak mengandalkan karya sarjana-sarjana kuno. seperti Galan dan Aristoteles. Gambar-gambar dalam bukunya dilukis dari tubuh manusia yang sebenamya. Ia memperbaiki banyak kesalahan yang tidak seorang pun menemukannya selama ratusan tahun. Karya sarjana-sarjana ulung zaman dahulu ditiru clan ditiru kembali.

Seorang dokter masyhur lainnya dari zaman yang sarna ialah Ambroise Pare (1517?-1590) yang menjadi dokter utama raja-raja Perancis. Di Eropa pembedahan sering dllakukan oleh tukang-tukang pangkas dan orang-orang lain yang tidak terlatih. Pare, seorang peneliti anatomi baru, membantu untuk menjadikan pembedahan cara penyembuhan yang sama terhormatnya dengan cara-cara yang lain.

Ketika Pare menjadi dokter tentera Perancis, setiap orang yakin bahwa luka-luka yang ditimbulkan oleh tembakan peluru, mengandung racun. Ada dokter yang mencurahkan minyak yang mendidih ke dalam luka-luka itu untuk membasmi racun itu. Pare yang ketika itu masfia muda, suatu waktu kehabisan minyak, lalu mengobati beberapa pasiennya tanpa minyak. Ia heran melihat, bahwa pasien-pasien ini leblla baik keadaannya tanpa diobati dengan menggunakan minyak panas itu. la menulis tentang penemuannya dan mengatakan, “Lalu dalam hatiku aku memutuskan untuk tidak lagi berbuat kejarn membakar luka-luka orang-orang yang malang itu.”

Kira-kira pada waktu yang sama dokter Swis Paracelsus (1493?-1541) menghidupkan kembali gagasan Yunani, bahwa pengalaman adalah kunci dari cara menyembuhkan orang sakit secara tepat. Ia menimbulkan kemarahan profesor-profesor lain pada Universitas Basel, di mana ia mengajar, dengan menyerang kepercayaan mereka pada buah pikiran Galen dan dengan memberi kuliah dalam bahasa Jerman dan bukannya dalam bahasa Latin. Ia mengajar dengan membawa para mahasiswanya ke ranjang si sakit ketimbang memberi kuliah di dalam kelas. Ia salah seorang yang pertama yang membawakan pengetahuan ilmu kimia ke dalam ilmu kedokteran dan menganjurkan jenis-jenis obat baru yang dibuat berdasarkan ketentuan-ketentuan ilmu pengetahuan dan bukan berdasarkan takhyul. la umpamanya memperkenalkan “laudanum” (larutan candu dalam alkohol), belerang dan air raksa, tiga macam zat yang hingga sekarang masih digunakan. Namun di antara pendapatnya ada yang dewasa ini dicap sebagai takhyul.

GALILEO, orang pertama yang me-ninjau langit lewat teropongnya, membawa pandangan baru dalam penelitian alam. Ia meyakini bahwa setiap benda dalam alam, bila mungkin, harus diperiksa dengan seksama. Galileo mementingkan matematika, sebab ini merupakan ilmu pengetahuari yang berusaha memberikan jawaban yang tepat. Pendekatannya membawa perubah- an pada semua ilmu.

Pada zaman Galileo seorang Italia yang lain Fabricius dari Acquapendente (1537-1619) memperbaiki cara melakukan pembedahan dan mengadakan penemuan-penemuan mengenai struktur tubuh manusia. Ia umpamanya melihat bahwa urat darah halus mempunyai katup, yang digambarkannya sebagai pintu-pintu kecil.

Salah seorang mahasiswa Fabricius yang masyhur ialah William Harvey yang menjadi dokter raja Inggeris James I dan Charles I. Harvey menduduki tempat tersendiri dalam sejarah ilmu medis. Selama kira-kira 20 tahun ia melakukan percobaan-percobaan dan meneliti caranya darah mengalir dalam tubuh. Sejak zaman Aristoteles dan Galen dokter-dokter meyakini bahwa hati (lever) membuat persediaan darah yang tidak putus-putusnya, yang meng-alir melalui urat-urat dan habis digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh yang dicapainya. Tetapi Harvey membuktikan bahwa darah yang sama beredar terus menerus dalam badan dan melalui paru-paru setiap kali darah itu beredar. Gerakan keliling yang terus-menerus ini menurut pengamatannya “disebabkan oleh denyutan jantung.” Dengan demikian maka untuk pertama kali dalam sejarah, orang mengetahui apa sebenarnya jantung itu: sebuah pompa yang hidup.

Marcello Malpighi (1628-1695), seorang guru besar anatomi di Bologna, Itali, menyelesaikan penelitian tentang bagaimana darah beredar dengan memperlihatkan bagaimana pembuluh-pembuluh dan urat-urat darah halus berhubungan satu sama lain dengan perantaraan jaringan saluran-saluran kecil yang disebut kapiler (pembuluh rambut). Malpighi melakukan penemuan ini dengan bantuan suatu pendapatan baru, mikroskop, yang memungkinkannya melihat detil-detil yang tak tertangkap
oleh mata Harvey yang tidak menggunakan alat itu. Mikroskop untuk pertama kali menjadi alat yang berguna bagi ilmu kedokteran di tangan seorang pembuat lensa yang pintar, seorang Belanda yang ber-nama Anton van Leeuwenhoek. Sekalipun ia tidak mendapat pendidikan formal sebagai sarjana, Leeuwenhoek ialah seorang pengamat ilmiah. Ia lukis gambar-gambar pertama binatang-binatang bersel tunggal yang disebut protozoa dan dapat dilihat lewat mikroskop.

Sementara itu Thomas Sydenham (16241689), seorang dokter London yang masyhur, membawa pendekatan baru dalam pekerjaan mengobati orang sakit. Atau lebih baik dikatakan, ia kembali ke gagasan Hippocrates: penelitian pasien. Gagasan ini selama ratusan tahun diabaikan semua orang, kecuali beberapa orang seperti Paracelsus. Kebanyakan dokter lebih suka melihat buku-buku untuk menelaah teori-teori yang rumit mengenai penyakit Menurut pendapat Sydenham cara yang paling pasti untuk memahami suatu penyakit ialah meneliti orang yang terserang penyakit itu.

Di Holland Herman Boerhaave (1668-1738) melaksanakan gagasan Sydenham lebill jauh lagi. Sebagai seorang yang ahli di bidang kimia, anatomi, botani, demikian pula ilmu kedokteran praktis, Boerhaave berusaha menggabungkan pengetahuannya di bidang mu yang berbeda-beda itu untuk menolong orang sakit. Serupa Sydenham ia mulai di tepi ranjang dengan meneliti si sakit.

Ilmu Pengobatan pada Abad ke-18
Giovanni Batista Morgagni (1682- 1771), seorang ahli anatomi yang bekerja di Padua pada awal abad ke-18, maju selangkah lagi dengan menghubungkan akibat-akibat penyakit dengan sebab-sebabnya. Dengan jalan memeriksa badan manusia-manusia yang mati disebabkan berbagai penyakit, dibuktikannya bahwa kerusakan-kerusakan pada organ-organ seperti lever atau ginjal mempunyai hubungan langsung dengan tanda-tanda dan gejala-gejala penyakit itu.

Penelitian organ-organ yang dipengaruhi oleh penyakit disebut anatomi patologis. Dengan mempertimbangkannya sebagai bagian dari apa yang harus dipertimbangkan oleh seorang dokter yang berpraktek, Morgagni sangat membantu kemajuan ilmu kedokteran.

Luigi Galvani (1737-1798), se orang Italia yang hidup pada abad ke-18, berminat pada sistem jaringan saraf. Dalam percobaan yang dilakukannya dengan otot-otot seekor kodok Galvani menunjukkan bahwa aliran listrik yang dewasa itu diliputi rahasia, mempengaruhi saraf-saraf dan menyebabkan otot-otot bergerak.

Sementara itu orang-orang lain menliti berbagai bagian badan dan bagaimana gerakan bagian-bagian itu.

Di Perancis Antoine Lavoisier (1743- 1794) meneliti segi-segi kimia dari pernafasan. Ia mengadakan percobaan-percobaan untuk mengetahui apakah tu-buh manusia menggunakan sama banyaknya oksigen sewaktu ia bekerja dengan sewaktu otot-ototnya istirahat. Eksperimen-eksperimennya membuktikan bahwa manusia memerlukan lebih banyak oksigen bila otot-ototnya bekerja.

Seorang warga Perancis yang lain, Philippe Pinel (1745-1826), seorang dokter di rumah sakit Paris, sangat kaget dan ngeri oleh kenyataan bahwa banyak pasien penyakit jiwa dirantai. Ia meyakinkan pemerintahnya untuk mengadakan perubahan dalam perlaku-an terhadap mereka yang berpenyakit jiwa. Sebagaimana yang telah diduga Pinel, keadaan pasien-pasien itu bertambah baik berkat perlakuan yang lebih ramah terhadap mereka. Pinel ialah pembaharu pertama yang masyhur dalam lapangan psikiatri atau ilmu penyakit jiwa, yaitu cabang ilmu kedokteran yang mencoba menerapkan ilmu
pengetahuan dalam penyembuhan penyakit jiwa.

Tidak lama sesudah pembaharuan Pinel yang penting itu Rene Laennec (1781-1826) membawa kemajuan baru dalam ilmu kedokteran dengan menciptakan stetoskop. Dengan melekatkan alat baru ini pada dada pasien dan mendengarkan melalui suatu alat pendengar, seorang dokter dapat dengan jelas mendengar bunyi pernafasan dan denyutan jantung. Dengan cara demikian Laennec memungkinkan para dokter untuk mengetahui apakah seseorang menunjukkan tanda-tanda menderita penyakit jantung atau penyakit paru-paru.

Sedang Laennec meneliti masalah penyakit dada, seorang dokter tentara AS, William Beaumont, berhasil mengetahui banyak mengenai bagaimana perut manusia mencernakan makanan. Salah seorang pasien Beaumont tertembak pada perutnya. Lukanya sembuh dan meninggalkan parut serupa lobang kancing. Lewat lobang ini Beatunont dapat mengamat-amati cara perut bekerja. Ia menemukan, bahwa perut mengeluarkan cairan-cairan tertentu, yang mengubah makanan menjadi bahan yang dapat digunakan tubuh.

Tidak lama kemudian Claude Bernard (1838-1878) dari Perancis meneliti fungsi lever atau hati. Melalui eksperimen ditemukannya bahwa lever anjing membuat gula, sekalipun bila anjing itu tidak mendapat gula dalam makanannya. Penemuannya ini membukti-kan bahwa binatang-binatang, serupa tumbuh-tumbuhan, membuat gula di dalam badannya. Bernard juga meneliti organ yang lain, yaitu pankreas (kelenjar ludah perut) dan menunjukkan ja-lan untuk kemudian menjelaskan asal penyakit gula atau diabetes, di mana tubuh tidak menggunakan gula sebagaimana mestinya.

Sumbangan-sumbangan abad ke-19 ke-pada ilmu kedokteran
Sekalipun banyak-didapat pengetahuan baru di bidang kedokteran, penyakit-penyakit seperti cacar yang dengan cepat menular dari seorang ke orang lain masih banyak membawa korban. Dokter “kampung” Inggeris Edward Jenner-lah yang berjasa memperkenalkan caranya melindungi manusia terhadap penyakit cacar. Jenner mendengar, bahwa orang-orang yang mendapat suatu penyakit yang tidak berbahaya yang disebut cacar lembu (“cowpox”), tidak terserang oleh penyakit cacar. Dicobanya menyuntik seorang anak laki-laki dengan cairan dari jari seorang gadis pemerah susu yang kena infeksi cacar lembu. Kemudian disuntiknya anak itu kembali dengan cairan yang berasal dari infeksi penyakit cacar, ternyata anak itu tetap sehat.

Berdasarkan penemuan ini Jenner memperkembangkan pencacaran atau vaksinasi. Orang-orang yang sudah dicacar (menjadi) kebal terhadap penyakit cacar. Metode Jenner telah menyela-matkan ribuan jiwa. Dewasa ini penyuntikan telah diperkembangkan untuk melindungi orang terhadap banyak penyakit lain.

Sekalipun para sarjana bertambah banyak pengetahuannya tentang bagaimana tubuh manusia bekerja, mereka tidak banyak pengertiannya tentang sebab musabab penyakit. Sepanjang sejarah, banyak negara, bahkan benua-benua dilanda penyakit menular. Dalam suatu wabah (epidemi) terkadang setengah dari penduduk kota meninggal. Namun tidak seorang pun mengetahui, bagaimana penyakit itu pindah dari seorang ke seorang.

Ada pendapat samar-samar, bahwa penularan penyakit ada hubungannya dengan keadaan atau sifat kurang bersih. Akhirnya penularan penyakit dihubungkan dengan organisme-organisme kecil yang terdiri dari satu sel tunggal yang kelihatan dibawah mikroskop. Sekali orang memahami bahwa bakteri-bakteri atau kuman-kuman yang menimbulkan penyakit, mulailah orang memikirkan cara-cara untuk menghentikan penularan.

Ignaz Semmelweis (1818-1865) dan Joseph Lister adalah dua di antara dokter-dokter pertama yang mencoba mengontrol penyebaran infeksi. Di se-buah rumah sakit di Wina Semmelweis menemukan, bahwa banyak perempuan mendapat demam yang fatal sesudah melahirkan. Ia percaya bahwa demam itu mungkin ada hubungannya dengan kenyataan, bahwa mahasiswa-mahasiswa kedokteran mengobati perempuan-perempuan itu setelah melakukan pekerjaan di bidang anatomi. Menurut pendapat Semmelweis tangan mahasiswa-mahasiswa inilah yang mungkin menyebabkan infeksi. Sebab itu ia menuntut supaya mahasiswa-mahasiswa itu membersihkan tangannya dengan seksama sebelum menolong perempuan-perempuan yang akan melahirkan. Akibatnya demam itu praktis hilang dari rumah sakit itu. Dokter-dokter lain tersinggung ketika Semmelweis mengatakan bahwa mereka tidak cukup bersih dan mereka tidak percaya apa yang dikatakannya.

Serupa Semmelweis Lister yakin bahwa banyak pasien mati akibat infeksi oleh kuman-kuman. Ia menuntut kebersihan bila ia melakukan operasi, dan ia juga menggunakan semprotan yang membunuh kuman-kuman di udara. Namun ia menyadari bahwa adalah lebih baik lagi untuk menghindarkan bahaya infeksi dengan mengusahakan agar kamar bedah bebas dari kuman. Ia mulai menggunakan teknik pensterilan segala sesuatu yang bersentuhan dengan pasien sewaktu operasi —artinya ia membuat semua instrumen bebas kuman sama sekali.

Semmelweis dan Lister percaya bahwa infeksi disebabkan oleh bakteri-bakteri yang untuk pertama kali dilihat Leeuwenhoek lewat mikroskopnya.

Yang menemukan lebth banyak tentang “tingkah laku” bakteri ialah Louis Pasteur. Sebagai seorang ahli kimia ia berusaha mengungkapkan apa yang menyebabkan fermentasi atau peragian, yaitu proses yang menyebabkan susu menjadi masam dan anggur berubah menjadi cuka. Istilah “pasteurisasi” yang berasal dari namanya, berarti proses pemanasan suatu cairan seperti susu sampai bakteri-bakterinya mati.

Pasteur juga memperkenalkan vaksinasi untuk menghindarkan “anthrax”, suatu penyakit yang dewasa itu membunuh ribuan ternak. Dan ia menemukan obat terhadap “rabies” atau penyakit anjing gila yang sering membawa korban. Manusia yang luar biasa ini sudah pada tempatnya rnendapat penghormatan-penghormatan yang diterimanya.

Sedang Pasteur bekerja di laboratoriumnya untuk mengetahui lebili banyak mengenai infeksi, Edwin Chad-wick (1800-1890) melakukan perjuangan yang sama dengan cara lain. Ia melihat bahwa hidup bersesak-sesak dan dalam keadaan kotor, tidak baik untuk kesehatan manusia. Ketika di Inggeris berjangkit demam tipus, dilihatnya bahwa banyak orang-orang yang miskin mati. Lalu ia mengadakan kampanye untuk memperbaiki cara orang hidup. Chadwick menginginkan saluran-saluran kotoran yang lebih baik, jalan-jalan yang lebih bersih dan persediaan air bersih. Ia memelopori perjuangan agar pemerintah mengambil sikap yang baru menuju perbaikan kesehatan umum.

Di Jerman Robert Koch, serupa Pasteur, menunjukkan minat yang besar pada bakteri, dan ia menemukan cara-cara baru untuk menelitinya lewat mikroskop. Karyanya menetapkan bakteriologi sebagai suatu lapangan ilmu pengetahuan khusus. Koch membuktikan apa yang diyakini dokter-dokter sejak Hippocrates: bahwa penyakit tbc mudah menular.

Ilmu kedokteran pada abad ke-20
Sedang penyelidik-penyelidik ilmu kedokteran berusaha meneliti sumber-sumber penyakit, seorang Jerman yang lain memberikan kepada ilmu kedokteran suatu alat yang baru. Wilhelm Conrad Rontgen (1845-1923) menemu-kan sinar X dan dengan cepat memahami nilainya bagi para dokter. Sinar yang baru ditemukan itu dapat menembus kulit dan otot untuk membuat gambaran tulang dan organ-organ tubuh. Sesudah mula-mula digunakan untuk melihat tulang-tulang yang patah, sinar X segera ternyata berguna pula untuk menemukan penyakit perut dan paru-paru.

Suatu pandangan baru mengenai penyakit jiwa lahir dengan karya Sig-mund Freud, seorang dokter di Wina. Cabang ilmu kedokteran yang ditekuninya dinamakan psikoanalisa.

Freud ialah orang pertama yang meneliti cara-caranya pikiran bawah sadar bekerja. Ia menemukan bahwa mimpi-mimpi dan kenang-kenangan masa kanak-kanak seorang pasien sering memberikan petunjuk untuk menjelaskan penyakit jiwanya.

Pada abad ke-19 dan ke-20 Amerika Serikat banyak menghasilkan dokter. William Osler yang dilahirkan dan mendapat pendidikannya di Kanada, bekerja selama sebagian besar dari kehidupannya di AS. Ia masyhur bukan hanya karena menolong pasien-pasiennya, tapi juga karena pelajaran yang diberikannya. Ini banyak dilakukannya di samping ranjang-ranjang rumah sakit. Serupa dengan Sydenham ia berpendapat bahwa cara yang langsung iintuk memahami suatu penyakit ialah dengan jalan meneliti orang-orang yang men-deritanya.

William Mayo (1861-1939) dan Charles Mayo (1865-1939) memberikan sumbangannya kepada ilmu kedokteran pada abad ke-20. Mereka memulai kariernya sebagai ahli bedah, kemudian mendirilcan sebuah klinik di Rochester (Minnesota), yang banyak jasanya di bidang pengobatan. Pola mereka mendirikan sebuah rumah sakit pusat yang besar yang perlengkapannya cukup untuk menghadapi setiap masalah, ternyata berfaedah dan dicontoh di mana-mana.

Dalam kemajuan ilmu bedah modem tempat khusus diduduki anesthesia atau pembiusan yang membuat pasien tidak sadar, sehingga ia tidak merasa sakit sewaktu dioperasi. Pada tahun 1799 Sir Himphry Davy yang pertama yang menganjurkan agar pasien disuruh menghirup “nitrous oxide gas”, secara populer disebut “gas tertawa,” untuk menidurkannya sebelum ia dioperasi. Horace Wells (1815-1848), seorang dokter gigi di Connecticut, telah mencoba sendiri gas itu ketika ia menyuruh cabut giginya; ternyata ia tidak merasa sakit. Akibatnya ia mulai menggunakan gas itu pada pasien-pasiennya.

Seorang dokter kampung di Georgia (AS), Crawford Long (1815-1878), dianggap yang pertama yang menggunakan ether sebagai obat bius sewaktu operasi. Karena ether berbentuk cairan, maka menggunakannya lebih mudah daripada gas.

Kira-kira pada waktu yang sama pada tahun 1846 Wiliam Thomas Green Morton (1819-1968) yang pernah bekerja bersama Wells, memperlihatkan kepada sekumpulan orang di Boston bagaimana baiknya hasil penggunaan ether. Sejak itu penggunaan ether meluas dengan cepat sekali dan melahirkan norma baru dalam pembedahan. Mengusahakan agar pasien tidak merasa sakit berarti, bahwa ketelitian dan kebersihan dapat menggantikan kecepat- an sebagai tujuan pembedahan dan operasi-operasi yang lebih luas dapat dilakukan.

Pada permulaan tahun 1970-an para dokter mulai berminat pada akupunk-tur, suatu teknik pengobatan Cina. Dokter-dokter Barat yang mengunjungi Cina melihat bagaimana pembedahan-pembedahan besar dilakukan pada pasien-pasien yang sadar sepenuhnya tanpa mereka merasa sakit. Baru-baru ini dokter-dokter Cina mulai menggunakannya untuk pembiusan.

Dalam akupunktur jarum yang halus ditusukkan pada titik-titik tertentu di bawah kulit dan diputar cepat-cepat. Terkadang aliran listrik bervoltase rendah disalurkan lewat jarum itu sebagai ganti memutar-mutarnya. Seorang ahli akupunktur dilatih mengenal ratusan titik khusus pada permukaan tubuh sebagai tempat menusukkan jarum. Titik-titik khusus dan jumlah jarum yang cligunakan tergantung pada daerah di mana perasaan sakit itu akan dihilangkan.

Pembiusan dengan akupunktur dapat menjadi alat yang penting dalam ilmu kedokteran. Banyak dokter yang akan menyambut baik pembiusan yang tidak tergantung pada penggunaan bahan-bahan kimia. Penggunaan bahan-bahan kimia sering mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan pada pasien. Akupunktur juga akan lebih bermanfaat lagi bila dapat menghilangkan sakit kepala, sakit gigi dan penyakit-penyakit lain sebagaimana dikatakan oleh beberapa di antara penyokong metode ini.

Tidak ada yang mengetahui dengan pasti, mengapa akupunktur menghilangkan perasaan sakit. Salah satu teori mengemukakan bahwa jarum-jarum akupunktur menimbulkan terus-menerus aliran perasaan tidak sakit dalam jaringan urat saraf, sehingga menahan perasaan nyeri.

Banyak dokter terkesan oleh hasil pembiusan dengan akupunktur. Tetapi masih banyak percobaan yang harus dilakukan sebelum mereka dapat mengatakan dengan pasti bahwa akupunktur termasuk salah satu alat dan teknik ilmu kedokteran modern.

Abad ke-20 telah menghasilkan banyak sekali pengetahuan baru yang dapat digunakan untuk menolong orang sakit. Mungkin penemuan tunggal yang paling penting ialah yang dilakukan oleh Sir Alexander Fleming, ahli bakteriologi yang menemukan antibiotik yang pertama, pennicilin. Akhirnya inilah zat yang berbahaya bagi banyak jenis bakteri, tapi tidak berbahaya bagi manusia.

Sesudah pennicilin ditemukan, banyak antibiotik lain ditemukan, di antaranya streptomycin yang mempunyai manfaat khusus. Satu demi satu penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri, seperti tbc, syphilis, dan pneumonia, hampir dapat dikuasai seluruhnya. Pembedahan juga dapat dilakukan lebih aman, sebab infeksi dapat dihindarkan atau dihilangkan.

Obat-obat baru yang lain telah meringankan banyak penyakit manusia. Para sarjana telah berhasil membuat zat-zat yang menyerupai zat-zat yang dibuat tubuh sendiri, seperti insulin, cortisone, sari thyroid dan berbagai macam hormon. Semuanya digunakan untuk menolong mereka yang badannya tidak cukup membuat zat-zat itu. Di antaranya ada pula yang digunakan untuk keperluan-keperluan lain.

Obat-obat yang berpengaruh terhadap pikiran telah banyak membantu penderita-penderita penyakit jiwa untuk kembali ke kehidupan normal. Yang terpenting di antaranya ialah obat-obat penenang yang dapat mengindarkan pasien-pasien penyakit jiwa melaku-kan tindakan-tindakan kekerasan.

Dengan bertambahnya pengetahuan manusia mengenai kelistrikan dan radio-aktivitas, menyusul pula cara-cara untuk menggunakan kekuatan-kekuatan ini dalam ilmu medis. Impuls-impuls listrik dalam otak manusia dapat diukur dengan alat yang disebut “electroencephalograph”. Yang terdapat di dalam jantung diukur dengan “electrocardiograph. ” Kedua mesin ini memungkinkan dokter untuk menemukan luka-luka atau bagian-bagian yang sakit dalam otak dan untuk mengamat-amati bagaimana jantung seorang pasien bekerja. Para dokter dapat membuat foto-foto sinar X yang memperlihatkan jaringan pembuluh darah hanya dengan menambahkan pada darah suatu cairan yang kelihatan hitam pada film sinar X. Zat-zat radioaktif dapat digunakan untuk menemukan penyakit dan untuk menyembuhkannya.

Kira-kira pada permulaan abad ini para dokter berhasil mengukur tekanan darah dengan alat yang disebut -sphyg-momanometer”. Pengukuran ini memberitahukan berapa kuatnya jantung seorang pasien memompa darahnya melalui pembuluh-pembuluh nadi.

Pada abad ini juga dokter-dokter berhasil mengambil darah dari seseorang dan dengan aman memindahkannya ke tubuh orang lain yang banyak kehilangan darah.

Dengan bertambahnya pengetahuan orang mengenai tubuh manusia, para sarjana telah mempersiapkan test-test laboratorium untuk berbagai penyakit. Secercah darah atau sepotong kecil jaringan dari badan dapat memberi berbagai keterangan mengenai seorang pasien.

Belakangan ini ahli-ahli bedah mencapai kemajuan yang pesat dalam penggantian organ-organ tubuh manusia. Mereka dapat memasukkan pembuluh buatan manusia untuk mengganti pembuluh-pembuluh darah. Mereka telah berhasil memindahkan beberapa organ dari manusia yang satu ke manusia yang lain, antara lain apa yang disebut “pencangkokan” atau transplantasi jantung. Mereka membuat alat-alat listrik kecil yang disebut “pemacu jantung” untuk membuat jantung terus berdenyut dengan mantap. Mereka bahkan dapat langsung membedah jantung de-ngan menggunakan sebuah pompa mekanis untuk membuat darah beredar terus selagi mereka bekerja.

Berbagai jenis ilmu pengetahuan — fisika, kimia, biologi, matematika — memberikan sumbangannya kepada mu kedokteran. Ilmu kedokteran ialah caranya menggunakan ilmu pengetahuan untuk menolong orang yang sakit. Sejarahnya panjang dan menarik, namun para dokter dewasa ini mengetahui bahwa dalam banyak hal mereka baru dalam tahap permulaan; masih banyak lagi yang dapat dipelajari mengenai caranya menolong orang sakit.

IBNU SINA atau AVICENNA (980-1037) ialah seorang dokter, filosof, astronom dan penyair Arab. Karyanya yang paling masyhur ialah “Peraturan-peraturan Kedokteran” yang digunakan selama lebili dari 600 tahun sebagai buku pelajaran dan sewaktu-waktu masih digunakan di negara-negara Timur. Ia menggambarkan penyakit kejang mulut (lockjaw), radang selaput dada (pleurisy), pembiusan dengan minuman, percobaan-percobaan dengan binatang dan pengobatan malaria dalam bukunya. Ia juga menulis 68 buku mengenai teologi dan falsafah, 11 buku mengenai astronomi dan sains, 16 buku mengenai ilmu kedokteran dan 4 buku syair.

Ibnu Sina dilahirkan di Bokhara, sebuah kota di Asia Tengah dan sekarang bagian dari Rusia. Pada usia 20 tahun ia sudah masyhur sebagai orang yang paling terpelajar pada zamannya.

Sumber: Dunia Ilmu, No 16

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 63 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB