Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh dan kepolisian memastikan tiga gajah yang mati di Aceh seminggu ini akibat diracun. Dugaan sementara, motifnya karena gading.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Genman Suhefti Hasibuan, di Idi, Aceh Timur, Selasa (9/9), mengatakan, dari tanda-tanda fisik di tubuh, dua gajah yang mati di Aceh Timur kemungkinan diracun. Demikian pula gajah di Aceh Jaya. ”Dilihat dari kondisi bangkainya, tak mungkin ketiganya mati dijebak atau ditembak. Pasti karena diracun,” ujarnya.
Dugaan demi gading muncul dari bentuk potongan wajah dan ujung gading. ”Bentuk potongan sangat rapi. Pemotongnya kemungkinan sangat paham dan mengenal gajah,” kata Genman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hari Minggu (7/9), dua gajah dilaporkan mati di perkebunan sawit Desa Jambo Reuhat, Banda Alam, Aceh Timur. Sebelumnya, Kamis (4/9), satu gajah dilaporkan mati di kawasan Sungai Cengeh, Desa Panggong, Krueng Sabee, Aceh Jaya. Ketiga gajah berusia sekitar 14 tahun dengan bobot lebih dari 2 ton. Ketiganya mati dengan kondisi kepala hancur dan gading hilang dipotong.
Kepala Bidang Humas Polda Aceh Kombes Gustav Leo menuturkan, polisi belum bisa memastikan motif peristiwa tersebut. ”Kami masih mendalami kedua kasus itu,” katanya.
Koordinator Wildlife Aceh Ratno Sugito Von Muharram mengatakan, pemerintah harus tegas menata habitat gajah agar tak ada lagi konflik gajah-manusia. Data BKSDA Aceh, ada lebih dari 20 laporan konflik gajah-manusia di Aceh pada Januari-September 2014. (DRI)
Sumber: Kompas, 10 September 2014