Ragam Spesies Tanaman Diukir Detail di Relief Candi Borobudur

- Editor

Senin, 11 Mei 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Puluhan spesies tanaman yang hidup dan ditanam oleh masyarakat Jawa kuno terukir secara mendetail dan akurat pada Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
BALAI KONSERVASI BOROBUDUR–Gambaran tanaman pisang terukir di relief Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Puluhan spesies tanaman yang hidup dan ditanam oleh masyarakat Jawa kuno terukir secara mendetail dan akurat pada Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Hal ini terlihat pada panel-panel relief yang ada pada pagar langkan, lorong, hingga kaki candi.

Peneliti Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Destario Metusala, mengatakan, pada beberapa jenis tanaman, penggambaran detail tersebut sangat istimewa karena pemahat bisa menggambarkan figur tanaman dalam bentuk yang tidak biasa, yang sekaligus juga menggambarkan tahapan pertumbuhannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal ini antara lain dilihatnya pada penggambaran figur tanaman seroja atau lotus pada relief Lalitavistara, di mana daun digambarkan berbentuk segiempat dan lotus digambarkan masih dalam bentuk cawan, serta belum memiliki kelopak bunga.

”Setelah kami teliti dan dibandingkan dengan bentuk aslinya, daun berbentuk segiempat adalah penampakan dari daun dari tanaman yang akan berbunga. Adapun lotus, yang berbentuk cawan tersebut, menggambarkan kuntum yang dalam proses melepaskan diri dari perhiasan bunganya,” ujarnya, Sabtu (9/5/2020).

Penggambaran detail lainnya juga terlihat pada penggambaran tanaman sukun, di mana pemahat menggambarkan hingga ke anak-anak daun. Penggambaran secara akurat juga dilakukan pada bentuk buah dan posisinya pada tanaman.

Gambaran flora di Candi Borobudur terdapat di relief Lalitavistara, Jataka, Karmawibhangga, dan Gandavyuha.

KOMPAS/AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO—Pengunjung di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur, Minggu (2/2/2020). Kebun Raya Purwodadi yang telah berusia 79 tahun bersama dengan tiga kawasan konservasi serupa mengalami alih kelola dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ke swasta, yakni PT Mitra Natura Raya. Alih kelola bertujuan mendorong manfaat lebih besar untuk masyarakat tanpa mengurangi fungsi utama pelestarian, penelitian, pendidikan, jasa lingkungan, dan pariwisata.

Balai Konservsi Tanaman Kebun Raya Purwodadi sendiri sudah melakukan penelitian pada relief Lalitavistara. Relief ini memiliki 120 panel dengan lebih dari 2.000 figur tumbuhan terukir di dalamnya. Keanekaragaman jenis tanaman ini dipastikan akan lebih banyak ditemukan di tiga bagian relief lainnya, yang masing-masing memiliki lebih dari 300 panel.

BALAI KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA PURWODADI—Gambaran salah satu jenis relief tanaman di Candi Borobudur yang diteliti oleh Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi.

Polong-polongan
Keseluruhan tanaman yang tergambar di relief Lalitavistara bisa dikelompokkan dalam 63 spesies, dari 34 famili, dan yang terbanyak adalah dari Fabaceae atau polong-polongan. Mengacu pada kitab Buddha, Lalitavistara Sutra, sebagian tanaman adalah tanaman khas India dan sebagian lainnya adalah tanaman yang terdapat di Indonesia dan India. Namun, secara khusus, pemahat Candi Borobudur juga berimprovisasi menggambarkan 49 jenis tanaman khas Indonesia, seperti majalegi, asam, ketapang, dan pulai.

Penggambaran figur tanaman secara akurat tersebut, menurut Destario, makin menakjubkan karena pekerjan memahat, mengukir relief, dilakukan oleh pemahat pada lempeng batu yang sudah terpasang pada bangunan, dan bukan pada lempengan lepas.

”Kami menyimpulkan pekerjaan mengukir dilakukan di atas batuan yang sudah terpasang. Karena dalam penelitian, kami menemukan ada batuan yang terpasang di dinding, belum selesai diukir,” ujarnya.

Demikian beragam jenia tanamn yang diukir ini, menurut Destario, menunjukkan bahwa masyarakat Jawa kuno memiliki kecenderungan memperhatikan dan sangat memahami pertumbuhan tanaman yang ada di sekitarnya.

”Kanekaragaman tanaman tersebut juga dirasa bernilai penting sehingga perlu diekspresikan dalam relief dalam bangunan suci seperti Candi Borobudur,” ujarnya.

BALAI KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA PURWODADI—Gambaran tanaman sukun yang terukir di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Konservator Balai Konservasi Borobudur (BKB), Jati Kurniawan, mengatakan bahwa selain sebagai penghias, penggambaran figur tanaman seringkali dipakai sebagai pembatas cerita.

”Dalam sejumlah cerita yang terukir di relief, tanaman digunakan sebagai pemisah antaradegan yang menghubungkan hubungan tentang karma atau hubungan sebab akibat,” ujarnya.

Ragam jenis tanaman yang biasa ditemui di masa kini dan terukir di relief antara lain adalah pisang, mangga, durian, dan padi. Pada penggambaran tanaman padi, menurut Jati, bahkan tergambar detail meliputi sawah dan aktivitas perburuan tikus dengan melibatkan anjing.

Oleh REGINA RUKMORINI

Editor: AGNES SWETTA PANDIA

Sumber: Kompas, 9 Mei 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 14 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB