Prototipe Bus Listrik Varian III Dikembangkan

- Editor

Jumat, 2 Mei 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengembangan prototipe bus listrik atau bertenaga baterai sampai pada tahap varian III. Dasep Ahmadi, perancang varian terbaru itu, telah menyerahkan delapan prototipe kendaraan kepada Kementerian Riset dan Teknologi.

Semua bus listrik itu akan diuji coba di Taman Mini Indonesia Indah untuk mengantar pengunjung menuju anjungan. Bus mampu melaju dengan kecepatan 150 kilometer (km) per jam. Selama uji coba, bus tidak boleh melaju di jalanan umum.

”Peluncuran resminya 10 Juni mendatang,” kata Pariatmono Sukardo, Pemimpin Proyek Teknologi Unggulan Mobil Listrik Kementerian Riset dan Teknologi, Selasa (29/4), di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain prototipe baru buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi itu, Dasep juga merancang delapan bus listrik varian II yang diuji coba tahun lalu di lingkungan perkantoran BUMN, antara lain BRI, PGN, dan PLN. Varian II berbeda dalam hal susunan kursi yang melingkar dan menempel di sekeliling dinding bus. Varian III ini berkapasitas 20 susunan kursi, sama seperti bus umumnya.

Adapun varian I bus listrik yang disebut Hevina (Hybrid Electric Vehicle Indonesia) merupakan hasil desain dan rekayasa peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Bus Hevina berkapasitas penumpang 17 orang dan mampu melaju dengan kecepatan 100 km per jam.

hevina-lipi-_120626205616-653Sebelum mulai membuat bus listrik tahun 2011, para peneliti LIPI telah merintis mobil listrik mungil, yaitu Marlip  (Marmut Listrik LIPI). Marlip karya Totok MS Soegandi dan Masrah yang digerakkan motor listrik itu beroperasi hingga delapan jam.

Bermuatan 6-8 penumpang, Marlip melaju dengan kecepatan 40 km per jam. Tahun 2003, LIPI membuat tiga prototipe  Marlip yang dioperasikan di Kebun Raya Bogor. Marlip ketika itu diarahkan untuk memenuhi target pemerintah yang mencanangkan penggantian bajaj tahun 1996.

Selain mengembangkan desain otomotif, para perekayasa juga meningkatkan kemampuan baterai dan menurunkan bobot kendaraan dengan material ringan tetapi kuat. Pembuatan baterai atau aki dilakukan LIPI dalam sebuah konsorsium.

Saat ini, LIPI membangun pabrik skala percobaan (pilot plant) untuk memproduksi tiga baterai kapasitas 20 kilowatt jam (kWh) per bulan. ”Dengan baterai ini, mobil listrik dapat melaju sejauh 100 km,” ujar Kepala Konsorsium Riset Baterai Litium Bambang Prihandoko. (YUN)

Sumber: Kompas, 2 Mei 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB