Mobil Listrik Diuji Coba

- Editor

Kamis, 1 Mei 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Biaya Riset Rp 7 Miliar
Dua mobil listrik buatan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya akan diuji coba pada Tour de Java tujuan Jakarta-Yogyakarta pada 2-6 Mei 2014. Namun, optimisme mewujudkan mobil listrik nasional dari hasil uji coba kedua mobil itu terkendala daya tahan baterai yang minim dan tiadanya stasiun pengisian bahan bakar umum listrik.

Mohammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, saat meluncurkan dua mobil listrik, Ezzy ITS I dan Ezzy ITS II, buatan mahasiswa Institut Teknologi Surabaya, Selasa (29/4), di Jakarta, mengatakan, uji coba untuk menentukan keandalan mobil melintasi berbagai jenis medan perjalanan.

Meskipun begitu, Nur Yuniarto, dosen pembimbing tim Pembuatan Mobil Listrik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), menuturkan. Pengujian kualitas dan daya tahan baterai akan menjadi tantangan uji coba kedua mobil saat menempuh perjalanan 784 kilometer (Jakarta-Surabaya).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ezzy ITS I dan II memiliki konsep mobil perkotaan (city car) sehingga hanya memiliki empat tempat duduk. Keduanya menggunakan baterai jenis lithium polimer, LiPoFe4, dengan daya 20 kilowatt-hour. Dengan daya baterai tersebut, kedua mobil dapat menempuh jarak 100 kilometer dalam 3 jam. Ini adalah daya tahan baterai secara normal. Jika mobil dikendarai secara cepat, daya tahan baterainya jadi berkurang. Mobil hanya bisa melaju selama 1 jam.

Akibatnya, pada proses uji coba pekan depan, menurut Nur, Ezzy I dan II akan menggunakan generator set (genset) sebagai pengganti baterai saat dayanya berkurang.

”Kedua mobil bisa diisi daya listrik seperti model pengisian telepon seluler. Hingga saat ini, pengisian energi mobil hanya bisa dilakukan di rumah atau lokasi yang punya daya listrik tinggi,” ujar Nur.
Baterai Tiongkok

Bagi Nur, kendala itu bisa diatasi jika Indonesia telah memiliki stasiun pengisian bahan bakar umum listrik. Namun, langkah pendirian tersebut belum ada sehingga baterai Ezzy ITS I dan II pun dibeli tim pembuat dari Tiongkok.

”Harga baterai jenis lithium polimer adalah Rp 200 juta,” ungkapnya.

Agus Subekti, Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), menyatakan bahwa pihaknya telah mengeluarkan dana Rp 7 miliar untuk proyek mobil listrik ITS. Setiap tahun, ITS mendapatkan dana itu dari Kemdikbud. Pemberian dana ini telah dimulai sejak proyek mobil listrik nasional dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2012.

Berdasarkan catatan Kompas (20/3/2012), selain ITS, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga meminta Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, dan Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk mengembangkan riset mobil listrik.

Namun, bagi Nur, jumlah dana sebesar itu cukup kecil karena kebutuhan anggaran pembelian komponen mesin, motor listrik, dan pengembangan penelitian lain besar. Dia mencontohkan, pengembangan mobil listrik di Tiongkok membutuhkan dana puluhan triliun rupiah.

”Saat pembuatan pun, kami bekerja sama dengan Universitas Oxford, Inggris, dalam hal riset motor listriknya,” kata Nur.

Kemdikbud telah berencana agar mobil listrik buatan ITS itu dapat menjadi mobil listrik nasional. Namun, proses penciptaan stasiun pengisian energi kurang dibahas.

”Sebelum Oktober 2014, Kemdikbud dan ITS telah harus telah bekerja sama dengan instansi pemerintah lainnya untuk membicarakan produksi mobilnya,” kata Nuh. (A05)

Sumber: Kompas, 1 Mei 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Haroun Tazieff: Sang Legenda Vulkanologi yang Mengubah Cara Kita Memahami Gunung Berapi
BJ Habibie dan Teori Retakan: Warisan Sains Indonesia yang Menggetarkan Dunia Dirgantara
Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Jumat, 13 Juni 2025 - 11:05 WIB

Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer

Jumat, 13 Juni 2025 - 08:07 WIB

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Rabu, 11 Juni 2025 - 20:47 WIB

Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan

Berita Terbaru

Artikel

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Jumat, 13 Jun 2025 - 08:07 WIB