Produksi Mobil Listrik Buatan Indonesia Direncanakan Tahun 2017
Pengembangan baterai litium sebagai komponen utama mobil listrik memasuki tahap pabrikasi. Pabrik percontohan itu dibangun di kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, yang menjadi bagian dari tonggak penting peta jalan pengembangan mobil listrik nasional.
Pabrik memproduksi tiga baterai berkapasitas 20 kilowatt jam (kWh) per bulan. ”Selama ini baterai harus diimpor,” kata Ketua Konsorsium Nasional Riset Baterai Litium Bambang Prihandoko di Jakarta, Jumat (18/7). Kemampuan itu bukti kemandirian Indonesia mewujudkan mobil nasional bertenaga listrik.
Riset baterai itu mendukung program pemerintah membuat low emission green car, yaitu kendaraan berbasis listrik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Konsorsium nasional riset baterai litium dibentuk tahun 2012, diinisiasi Kementerian Riset dan Teknologi. Konsorsium terdiri dari unsur akademis, bisnis, dan pemerintah, di antaranya melibatkan UI, ITS, dan Unlam. Dari pihak industri dan litbang antara lain LIPI, BPPT, dan Batan. Penelitian dan pengembangan yang dilakukan terkait baterai litium ion adalah pembuatan baterai sekunder litium ion.
”Program riset ini dari hulu ke hilir berjalan paralel dan sinergi,” kata Bambang. Pada bagian hulu dibuat bahan kimia baterai berasal dari batuan alam Indonesia, seperti batuan fosfat dari Kabupaten Bojonegoro, mangan dari Kabupaten Trenggalek dan Tasikmalaya, serta batuan litium dari Kabupaten Banjar.
Menurut Deputi Pendayagunaan Iptek Kementerian Ristek Pariatmono Sukardo, baterai merupakan komponen penting dalam mobil listrik yang dikembangkan sejak 2012. Pada pengembangan baterai litium, Kementerian Ristek mendukung mengadakan infrastruktur riset, yaitu peralatan uji dan proses di laboratorium dan pabrik percontohan.
Adapun beberapa laboratorium yang dibangun, yakni Pusat Penelitian Metalurgi LIPI (proses pembuatan senyawa mangan dan besi) dan Pusat Penelitian Fisika LIPI (proses pembuatan sel baterai dan uji). Adapun di PSTBM-Batan dibuat sampel uji baterai litium.
Tingkatkan kemampuan
Menurut Evvy Kartini, pakar material maju dan teknik hamburan neutron pada Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir Batan, daya baterai bisa ditingkatkan menggunakan material nano. Pada uji coba skala mikro sel, daya hantar listrik baterai material nano sekitar 10 kali daripada material konvensional. Titik lelehnya pun meningkat lima kali.
”Dengan baterai ini, mobil listrik dapat melaju sejauh 100 kilometer,” kata Bambang. Saat ini, pengembangan baterai litium masih kapasitas 60 kWh per kilogram. Ini belum memadai untuk menggerakkan mobil listrik. Tahun depan diharapkan dihasilkan baterai 120 kWh/kg.
Secara nasional, pengembangan mobil listrik memasuki tahap ketujuh. Untuk sampai tahap pematangan hingga siap produksi tinggal dua tahap lagi. ”Mobil listrik buatan Indonesia akan diproduksi tahun 2017,” kata Asisten Deputi Menristek Bidang Iptek Pemerintah Pariatmono Sukardo. Uji coba mobil listrik dilakukan di lima kota sejak November 2013. (YUN)
Sumber: Kompas, 21 Juli 2014