Promosi Doktor; Ekonomi Kerakyatan Bisa Mencegah Krisis

- Editor

Selasa, 21 Juni 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon mendapatkan gelar doktor dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Pendekatan budaya kekeluargaan dan pemikiran Mohammad Hatta (1926-1959) tentang ekonomi kerakyatan diyakini dapat mencegah Indonesia terdampak krisis ekonomi.

Saat mempertahankan disertasinya dalam sidang promosi doktor di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Jakarta, Senin (20/6), Fadli memandang pentingnya dorongan implementasi ekonomi kerakyatan Indonesia melalui pendekatan budaya organik dari masyarakat di Indonesia.

Sidang dihadiri Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Adrianus Laurens Gerung Waworuntu dan promotor Fadli, Muhammad Iskandar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ekonomi kapitalis banyak memberikan kemajuan tetapi meninggalkan masalah. Kapitalisme menjadi bentuk pengisapan dari kolonialisme dan imperialisme. “Dalam kapitalisme, koefisien gini Indonesia naik dari 3,0 menjadi di atas 4,0. Ini artinya kekayaan hanya dikuasai oleh segelintir orang. Itu yang menjadi pertimbangan kenapa ekonomi kerakyatan penting,” kata Fadli Zon saat menjawab pertanyaan penguji.

fadli-zon-sabet-gelar-doktor-UIFadli mengatakan, ekonomi kerakyatan adalah gagasan ekonomi politik Hatta yang dibangun untuk menjawab krisis ekonomi dan kapitalisme yang melanda dunia pada masa depresi besar 1929. Fadli membeberkan kombinasi pemikiran Hatta dari tradisi Minangkabau, Islam, dan Eropa. Tradisi tersebut mencerminkan demokrasi, sosialistis, dan religius dengan semangat memperjuangkan rakyat yang lemah dan terbelakang untuk menjadi kelompok maju dan kuat.

“Hanya pemikiran yang digali dari kehidupan dan kebudayaan Indonesia sendirilah yang dapat memperbaiki nasib rakyat,” kata Fadli.

Konsep politik
Berdasarkan pada pemikiran Hatta, Fadli mengungkapkan bahwa ekonomi kerakyatan adalah konsep politik perekonomian yang didasarkan pada pembangunan daya beli rakyat yang bisa dicapai dengan memperbesar kemampuan produksi rakyat.

“Kedaulatan rakyat adalah kuncinya. Aktivitas ekonomi diperuntukkan bagi rakyat, bukan rakyat untuk aktivitas ekonomi. Salah satunya mengembalikan lagi fungsi koperasi dan peningkatan peran BUMN dalam berkontribusi pada perekonomian Indonesia,” kata Fadli.

Tak hanya membedah ide pemikiran Hatta, Fadli juga menyinggung ideologi ekonomi Hatta yang tidak sejak awal diterapkan dengan komitmen membentuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.

“Bung Hatta agak telat mengonsolidasi ekonomi kerakyatan sehingga implementasinya juga perlu dipikirkan. Tidak ada tempat untuk menerapkan pandangan ekonomi waktu dulu karena lebih ada konsentrasi pada politik,” kata Fadli.

Bagi Fadli, tidak ada kata terlambat untuk menerapkan ekonomi kerakyatan dalam postur pembangunan di Indonesia. Diperlukan komitmen untuk menilik kembali landasan konstitusi dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyorot demokrasi ekonomi. Cita-cita membentuk ekonomi kerakyatan bisa didorong melalui aktivitas partai politik dan perannya di parlemen.

Memperbaiki situasi
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto turut mengapresiasi pemikiran Fadli Zon dalam memandang masa depan perekonomian Indonesia melalui pendekatan budaya dan pemikiran dari Mohammad Hatta. Menurut Prabowo, konsep ekonomi kerakyatan dapat memperbaiki situasi ekonomi di Indonesia yang terus memihak kapitalisme.

“Ini pemikiran yang cukup bagus. Dalam ekonomi, koperasi, BUMN, dan swasta sangat berperan penting. Swasta sudah punya peran yang sangat luas. Tetapi sudah saatnya koperasi dan BUMN itu ditingkatkan. Jangan hanya kedok saja bikin anak perusahaan,” katanya.

Prabowo menambahkan, kebijakan ekonomi perlu memperjuangkan rakyat. “Pemikiran founding fathers kita harus jadi pegangan,” ujarnya. (C07)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 Juni 2016, di halaman 4 dengan judul “Ekonomi Kerakyatan Bisa Mencegah Krisis”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:41 WIB

Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial

Berita Terbaru

Profil Ilmuwan

Mengenal Achmad Baiquni, Ahli Nuklir Pertama Indonesia Kelahiran Solo

Selasa, 29 Apr 2025 - 12:44 WIB

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB