Peta Jalan Masa Depan Bisnis AirAsia

- Editor

Jumat, 9 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suasana kantor pusat maskapai AirAsia, RedQ di Kuala Lumpur, Malaysia, Juat (12/7/2019). AirAsia sedang mengembangkan ragam bisnis berbasis teknologi. AirAsia juga menjadikan Indonesia sebagai sasaran pengembangan bisnis masa depan.

KOMPAS/ZULKARNAINI (AIN)
12-07-2019

FICER DLN

Suasana kantor pusat maskapai AirAsia, RedQ di Kuala Lumpur, Malaysia, Juat (12/7/2019). AirAsia sedang mengembangkan ragam bisnis berbasis teknologi. AirAsia juga menjadikan Indonesia sebagai sasaran pengembangan bisnis masa depan. KOMPAS/ZULKARNAINI (AIN) 12-07-2019 FICER DLN

Sebelas tahun mempertahankan predikat maskapai berbiaya rendah atau LCC terbaik dunia, kini AirAsia ingin tumbuh lebih besar. Suatu masa AirAsia bukan hanya penerbangan, tetapi juga menjadi perusahaan berbasis digital dengan ragam anak usahanya. Inovasi AirAsia 3.0 jadi peta jalan untuk membangun masa depan.

Orang yang baru pertama kali berkunjung ke gedung RedQ, markas besar AirAsia di Kuala Lumpur, Malaysia, tidak merasa itu adalah sebuah kantor. Suasananya seperti sebuah pusat belanja atau gedung publik. Padahal, ini adalah kantor maskapai AirAsia, tempat strategi bisnis AirAsia dirancang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KOMPAS/ZULKARNAINI–Kantor pusat maskapai AirAsia, RedQ di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (12/7/2019). AirAsia sedang mengembangkan ragam bisnis berbasis teknologi. AirAsia juga menjadikan Indonesia sebagai sasaran pengembangan bisnis masa depan.

Wartawan Indonesia diundang AirAsia berkunjung ke RedQ, gedung empat lantai yang dari Bandara Internasional Kuala Lumpur hanya berjarak sekitar 200 meter, Jumat (12/7/2019). Tidak jauh dari RedQ terdapat pusat pelatihan awak penerbangan AirAsia. Di sana calon pilot dan awak kabin digembleng hingga siap ditugaskan.

Bangun ekosistem
Pada masa mendatang, AirAsia tidak ingin hanya dikenal sebagai sebuah perusahaan penerbangan, tetapi juga menjadi sebuah ”dinasti” bisnis yang bertumpu pada teknologi digital. ”Kami sedang membangun sebuah ekosistem bisnis berbasis teknologi. Nantinya penerbangan hanya bagian kecil dari bisnis AirAsia,” kata Group Head Communications AirAsia Audrey Progastama Petriny.

Audrey menuturkan, mereka menyebut inovasi itu AirAsia 3.0. Brand AirAsia tetap yang ditampilkan ke muka sebab sudah kadung punya nama. Namun, sejumlah bisnis lain akan berjalan seiring dan saling menyokong.

Bisnis yang sedang dibangun, selain penerbangan, adalah Ourshop (toko daring), Teleport (jasa logistik), BigPay dan Tune Protect (bank digital dan asuransi), Santan, T&CO, dan Rokki (makanan dan minuman, gaya hidup, dan hiburan).

”Sebenarnya semua unit bisnis ini sudah berjalan, tetapi nantinya akan saling terhubung,” kata Audrey.

Contohnya, brand makanan dan minuman Santan yang kini disajikan di dalam penerbangan AirAsia. Sementara Rokki mendukung akses internet dan hiburan selama penerbangan bagi penumpang.

Pasar Indonesia
AirAsia memandang Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan. Bisnis baru AirAsia yang siap menapaki Indonesia adalah BigPay, keuangan elektronik. ”Saat ini kami sedang mengurus berbagai izin terutama dari Otoritas Jasa Keuangan,” ujar Audrey.

Audrey meyakini, sebagai negara yang sedang berkembang dan jumlah penduduk yang besar, bisnis uang elektronik di Indonesia terbuka lebar. Apalagi, uang elektronik ini memudahkan penumpang AirAsia membayar tiket penerbangan.

”Kami telah menerbangkan lebih dari 500 juta orang. Kami memiliki data konsumen untuk mendukung bisnis kami masa depan,” ujar Audrey. Di samping itu, bisnis penerbangan tetap dikembangkan. Bahkan, tahun ini, AirAsia membuka beberapa rute baru di Indonesia, antara lain Lombok, Semarang, Labuan Bajo, dan Sorong.

Deputy Group CEO Airline Business AirAsia Bo Lingam mengatakan, pihaknya memiliki sejumlah strategi bisnis untuk mempertahankan AirAsia sebagai maskapai biaya rendah terbaik dunia. Salah satunya dengan mengoperasikan satu jenis pesawat saja, yakni Airbus. Dengan demikian, biaya perawatan, pengoperasian, pelatihan teknisi, dan suku cadang lebih efisien. Bo Lingam menyebutkan, AirAsia juga memaksimalkan teknologi dalam melayani konsumen sehingga dapat menekan biaya pengeluaran untuk karyawan.

Asisten Menteri Pariwisata/Kasubbid Transportasi dan Konektivitas Pariwisata Kemenpar Ronald Pantun menuturkan, kontribusi maskapai untuk perkembangan wisata di Tanah Air besar. Setiap tahun penerbangan domestik ada sekitar 100 juta wisatawan yang bepergian menggunakan pesawat. Sementara untuk penerbangan internasional pada 2018 ada sebanyak 10,1 juta wisatawan asing.

Ronald menambahkan, Indonesia sangat fokus membangun wisata sebagai pendongkrak ekonomi. Kehadiran penerbangan mempercepat kemajuan ekonomi di daerah wisata itu, seperti Kabupaten Samosir dengan Danau Toba dan Banyuwangi dengan destinasi Kawah Ijen.

Ronald menuturkan, maskapai akan tertarik membuka rute ke daerah wisata baru jika ada komitmen dari pemerintah bahwa destinasi memiliki daya tarik yang kuat bagi wisatawan. ”Untuk penerbangan domestik, kontribusi AirAsia relatif masih kecil, sekitar 2 persen. Namun, untuk penerbangan internasional, AirAsia Group merupakan kontributor terbesar mendatangkan wisman ke Indonesia, yaitu 25 persen,” kata Ronald.–ZULKARNAINI

Sumber: Kompas, 9 Agustus 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB