Kementerian Kesehatan memberi penghargaan khusus kepada Tim Identifikasi Korban Bencana Kepolisian Daerah Jawa Timur yang sukses mengidentifikasi jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 dengan baik dan cepat.
Penghargaan diberikan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek di Markas Polda Jatim di Surabaya, Rabu (17/6). Pihak-pihak yang turut berperan dalam penanganan musibah itu diberi penghargaan, yaitu Polda Jatim, Pemprov Jatim, dan Pemkot Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya mengapresiasi semua pihak yang bekerja keras menanggulangi krisis pasca insiden AirAsia,” kata Nila. Ia menekankan solidnya kerja sama parapihak dalam pencarian pesawat, evakuasi korban, identifikasi, dan pendampingan keluarga.
Menurut Nila, koordinasi yang baik antarpihak dalam penanggulangan bencana sangat mutlak diperlukan karena tantangan kian berat. Penyebab kematian tertinggi saat ini salah satunya kecelakaan transportasi.
Sejak hilang kontak 28 Desember 2014, pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 yang melibatkan banyak pihak, termasuk dari luar negeri, langsung dilakukan bertahap. Di Bandar Udara Juanda, Pemkot Surabaya membuka posko pendataan keluarga korban.
Tiga hari setelah hilang kontak, pesawat itu ditemukan di perairan Selat Karimata dan proses evakuasi besar-besaran dilakukan. Satu per satu jenazah penumpang ditemukan dan tugas Tim Identifikasi Korban Bencana atau Tim DVI selanjutnya adalah proses identifikasi jenazah.
Proses identifikasi jenazah menemui kendala karena jenazah yang lama tenggelam di air laut sulit teridentifikasi. Namun, tim DVI, dibantu ahli forensik dari beberapa negara, berhasil mengatasi tantangan itu. Atas kerja itu, Tim DVI Polda Jatim juga diberi kehormatan memaparkan pengalaman itu dalam forum interpol di Perancis.
Menurut Ketua Tim DVI Polda Jatim Komisaris Besar Budiyono, pihaknya berhasil mengidentifikasi 115 korban dari 116 tubuh/potongan tubuh yang ditemukan. “Kami berpedoman pada instrumen interpol DVI Airlines karena ada beberapa penumpang asing,” katanya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya turut menangani musibah itu dengan memverifikasi administrasi kependudukan. Itu untuk memudahkan pengurusan administrasi, termasuk asuransi. (DEN)
———————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 Juni 2015, di halaman 14 dengan judul “Apresiasi untuk Tim Identifikasi Jenazah”.