Perusahaan Telekomunikasi Perlu Pahami Perkembangan Industri Digital

- Editor

Rabu, 11 Juli 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perusahaan telekomunikasi di Indonesia perlu memahami perkembangan industri digital. Hal tersebut seiring dengan perubahan arah industri global yang fokus pada penggunaan teknologi digital.

Industri digital sangat erat kaitannya dengan perusahaan telekomunikasi karena keduanya berkaitan dengan teknologi. Untuk dapat berkembang di era industri digital, Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah menyarankan agar perusahaan telekomunikasi dapat melayani seluruh lapisan.

Layanan telekomunikasi harus merata dan dapat menjangkau berbagai wilayah di pelosok Indonesia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO–Telkomsel merayakan ulang tahun ke-23 di Jakarta, Senin (9/7/2018). Dalam perayaan tersebut, mereka berharap dapat meningkatkan kualitas agar dapat merespons perkembangan industri digital di Indonesia dengan baik.

”Layanan telekomunikasi harus merata dan dapat menjangkau berbagai wilayah di pelosok Indonesia,” kata Ririek dalam kata sambutan perayaan Ulang Tahun Ke-23 Telkomsel, Senin (9/7/2018), di Jakarta. Ia menambahkan, perusahaan telekomunikasi juga harus tersistem sehingga dapat membangun kualitas layanan.

KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO–Ririek Adriansyah

Turut hadir dalam acara tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Dalam kata sambutannya, Rudiantara menegaskan perubahan arah industri di dunia dan Indonesia.

”Sekarang arah industri telah berubah. Perusahaan rintisan atau start up berkembang pesat melebihi perusahaan komunikasi di Indonesia,” kata Rudiantara. Ia menjelaskan, internet sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari mencari pekerjaan, mengontrol pergerakan saham, sistem pembayaran daring, hingga transaksi nontunai.

Selain itu, banyak konten digital dari Indonesia yang mendunia dan diakui secara internasional. Hal tersebut menjadi peluang bagi budaya lokal untuk digali lebih dalam sehingga dapat dibawa ke tingkat internasional.

KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO–Rudiantara

Pengaruh teknologi
Dalam dialog yang dipandu oleh Najwa Shihab dan Lies Hartono atau yang dikenal dengan nama panggilan Cak Lontong, juga menghadirkan personalia Youtube (Youtuber), Bayu Eko Moekito, atau yang dikenal dengan nama Bayu Skak dan Co-Founder serta CEO Ruangguru Belva Syah Devara.

Susi mengatakan, perkembangan teknologi digital sangat berpengaruh terhadap perkembangan kelautan di Indonesia, khususnya terkait dengan keterbukaan. Hal tersebut berguna untuk memantau penangkapan ikan secara ilegal.

”Masyarakat dapat melihat pergerakan kapal di laut Indonesia dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dapat secara aktual menginvestigasi,” kata Susi. Ia menambahkan, kapal musuh telah dilengkapi dengan teknologi yang canggih. Oleh karena itu, untuk melawannya juga diperlukan teknologi yang canggih juga.

KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO–Susi Pudjiastuti

Arief menyarankan perbaikan kualitas pada teknologi dan regulasi agar sebuah industri dapat berkembang. Ia menjelaskan pengaruh teknologi digital dalam perkembangan pariwisata di Indonesia. Pada 2017, pariwisata Indonesia tumbuh hingga 26 persen berkat penggunaan teknologi digital.

”Sekitar 70 persen masyarakat mencari informasi terkait wisata dengan menggunakan teknologi digital,” kata Arief. Pada umumnya, masyarakat mencari informasi melalui perusahaan layanan web, seperti Google dan Baidu.

Sekitar 70 persen masyarakat mencari informasi terkait wisata dengan menggunakan teknologi digital

Selain teknologi, regulasi juga berpengaruh pada pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia. Ia mencontohkan, ketika pemerintah memberlakukan bebas visa bagi wisatawan, maka banyak orang akan berbondong-bondong datang ke Indonesia sehingga pemasukan bagi masyarakat Indonesia pun bertambah.

Arief mengatakan, regulasi yang terlampau banyak akan menghambat pertumbuhan industri di Indonesia. Oleh karena itu, jangan merespons sebuah tantangan dengan pemberlakuan regulasi yang terlalu mengikat.

KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO–Arief Yahya

Berkarya
Penggunaan teknolgi digital juga memudahkan setiap orang untuk berkarya dan mengekspresikan dirinya. Bayu misalnya, ia dapat memanfaatkan Youtube untuk membagikan video kreasinya. Dari karyanya tersebut, Bayu dapat meraup keuntungan yang besar.

Ia pun dapat mengekspresikan dirinya dengan menggunakan budaya lokal. Sebagian besar video yang dibuat Bayu menggunakan bahasa Jawa. Namun, Bayu tetap memberikan penjelasan dengan menggunakan bahasa Indonesia agar penonton dapat mengerti maksud dari pesan yang ingin ia sampaikan.

Tujuan dari penggunaan bahasa Jawa tersebut untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya lokal dan membawanya ke tingkat nasional. Meski demikian, kebinekaan harus tetap dijaga.

KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO–Bayu Eko Moekito

Melalui teknologi digital, masyarakat juga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, seperti yang dilakukan Belva. Melalui karyanya, ruangguru.com, ia dapat memiliki murid sebanyak 8,6 juta dan 150.000 guru dalam waktu tiga tahun.

Belva melihat perubahan cara belajar orang pada masa sekarang. Ia menjelaskan, ketika masih kuliah di Amerika Serikat, ia melihat banyak orang belajar menggunakan gawai. Hal tersebut berbanding terbalik dengan situasi di Indonesia.

Ia menemukan banyak guru, bahkan kepala sekolah yang gagap teknologi. Akibatnya, murid-murid di Indonesia pun banyak yang ketinggalan informasi sehingga kalah bersaing dengan orang luar negeri.

KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO–Belva Syah Devara

Melalui teknologi digital, Belva ingin memajukan kualitas pendidikan di Indonesia. ”Setiap orang Indonesia berhak mendapatkan pendidikan. Mereka dapat belajar di mana saja dengan pendampingan guru,” ujar Belva.

Ruangguru yang didirikan oleh Belva memfasilitasi murid agar dapat belajar menggunakan teknologi digital yang sehari-hari dipakai. Melalui gawainya, mereka dapat mengerjakan latihan soal dan menonton video pembelajaran.–PRAYOGI DWI SULISTYO

Sumber: Kompas, 10 Juli 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB