Media sosial memiliki sisi gelap, menjadi ladang subur tumbuhnya ujaran kebencian dan benih-benih perpecahan. Terlebih menjelang pemilihan umum, polarisasi warganet kian kuat dirasakan. Meski media sosial bersifat maya, panasnya ketegangan di sana bisa menjalar hingga ke realitas keseharian.
Merujuk data dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), sebanyak 5.061 kasus cyber crime atau kejahatan siber ditangani Polri selama 2017. Jumlah tersebut naik 3 persen dari 2016 yang berjumlah 4.931 kasus. Data tersebut menunjukkan betapa riuh jagat dunia maya di Indonesia.
Kreator video dalam proses shooting. Youtube menginisiasi program Youtube Creators for Change untuk melawan pengaruh konten negatif di internet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Akun-akun anonim bertebaran menebar kebencian dan berita palsu yang membingungkan khalayak. Internet dan media sosial membuat semua orang bebas berpendapat tanpa memperhitungkan norma-norma yang berlaku.
Internet yang tiada batas turut membuat perilaku warganet menjadi tak terkendali. Sisi gelap seseorang bisa muncul saat ia tengah berada dalam realitas internet. Dalam realitas itu, ia dimungkinkan untuk tak terlihat secara visual, yang membuatnya merasa seolah menjadi tak dibatasi oleh apa pun (Kompas, 8 Juli 2018).
Beberapa pihak meyakini, sebaran ujaran kebencian dan konten negatif di internet tak bisa dilawan dengan cara biasa. Youtube adalah salah satunya. Laman berbagi video asal California, Amerika Serikat, itu merasa turut bertanggung jawab untuk melawan banalnya konten negatif yang bertebaran di internet. Karena konten negatif tersebar menggunakan internet, maka salah satu cara untuk menangkalnya adalah juga dengan internet.
Youtube kini telah menjadi sumber tontonan terbesar masyarakat Indonesia. Catatan Google Indonesia pada 2017 menyebutkan, tak kurang dari 50 juta orang menonton video-video di Youtube setiap bulannya. ”Basis massa” ini menjadi sasaran Youtube guna menyiarkan konten-konten positif.
KOMPAS/AYU PRATIWI–Tren penggunaan Youtube berdasarkan jam. Garis biru penggunaan pada akhir pekan dan garis merah pada hari kerja.
Menggandeng kreator
Melalui agenda Youtube Creators for Change, laman berbagi video ciptaan Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim ini bermaksud menggandeng kreator-kreator (Youtuber) lokal di Indonesia untuk membuat konten video menarik, tetapi sarat pesan positif.
Youtube Creators for Change sendiri merupakan program global yang didedikasikan untuk melipatgandakan dan memperluas jangkauan suara positif kreator.
KOMPAS/I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA–Salah satu kegiatan lokakarya di ajang Youtube Pop-up Space, Jakarta, 5-7 Juli 2018.
Mereka ditantang membuat konten video yang mempromosikan toleransi dan empati melalui kanal (channel) Youtube masing-masing. Tahun ini, Youtube bekerja sama dengan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) dan agen perubahan sosial Love Frankie.
Kerja sama itu untuk membentuk sebuah kemitraan baru yang akan mengadakan serangkaian boot camp di Australia, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Pada kegiatan boot camp tersebut, kreator lokal akan bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat, otoritas akademik, dan spesialis bidang untuk menciptkan dampak sosial melawan narasi kebencian. Menurut rencana, boot camp akan digelar antara Juni dan November 2018.
Head of Youtube Creator and Artist Development untuk Asia Pasifik Marc Lefkowitz melalui surat elektronik menyampaikan, ia mendorong kreator-kreator lokal untuk memanfaatkan Youtube untuk terus-menerus membagikan pesan perdamaian dan menyebarkan cinta kasih.
Harapannya, melalui Youtube Creators for Change, ujaran kebencian di internet mampu ditekan sehingga akan tercipta dampak sosial yang positif di kawasan Asia Pasifik.
Lima duta
Di Indonesia, Youtube Creators for Change menjadi bagian dari agenda besar Youtube Pop-up Space Jakarta ke-4. Kegiatan itu dihelat pada 5-7 Juli 2018 di Teater Salihara, Jakarta Selatan. Tidak kurang dari 600 kreator lokal berpartisipasi.
Mereka diberi kesempatan untuk mengikuti lokakarya pembuatan konten positif, menjalin koneksi dengan sesama kreator, dan berkreasi. Namun, karena keterbatasan tempat, kreator lokal yang diundang adalah mereka yang telah memiliki jumlah pengikut (subscriber) di atas 1.000 orang.
Selain itu, Youtube juga menunjuk lima duta kreator atau ambassador dari Indonesia. Mereka adalah Gita Devi, FilmMaker Muslim, Cameo Project, Jovi Hunter, dan Duo Harbatah. Para duta akan bekerja bersama dengan LSM lokal dan 24 kreator muda untuk membahas tiga isu, yaitu ujaran kebencian, xenofobia, dan ekstremisme melalui berbagai karya kreatif. Kelima duta turut diminta membuat konten video positif guna melawan ketiga isu tersebut.
Ali Ghifari dari FilmMaker Muslim mengatakan, tantangan membuat konten positif adalah jumlah orang yang menontonnya relatif sedikit. Untuk itu, kreator dituntut kreatif guna menghasilkan konten positif dan menarik.
FilmMaker Muslim berencana menggarap sebuah video dengan judul ”Tukar Agama”. Ali mengatakan, video itu bercerita mengenai seorang Muslim yang hidup bersama pemuka agama Nasrani. Video itu, kata Ali, ingin menyebarkan pesan toleransi dan indahnya keberagaman.
”Melalui video ini, kami ingin agar tidak ada lagi kecurigaan di antara umat beragama,” katanya, Kamis lalu.
Melalui video ini, kami ingin agar tidak ada lagi kecurigaan di antara umat beragama.
Sementara itu, Usama dari Duo Harbatah tengah menyiapkan dua video jenaka untuk menangkal ekstremisme dan hoaks. Namun, Usama belum bersedia berbicara lebih jauh mengenai isi cerita video tersebut. Youtube memberikan tenggat hingga September 2018 bagi para kreator untuk merampungkan video mereka.
Usama mengungkapkan, para kreator lokal biasanya memiliki trik tersendiri untuk membuat video mereka menjadi menarik dan layak ditonton meskipun kontennya merupakan konten positif yang masyarakat belum begitu antusias untuk menontonnya.
”Biasanya kami mengaitkannya (isi cerita) dengan hal-hal yang sedang hits (hangat dibicarakan) di tengah masyarakat saat ini. Setiap kreator punya trik dan cara masing-masing,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Usama sangat optimis, video yang mereka buat akan ditonton oleh banyak orang. Duo Harbatah saat ini memiliki jumlah pengikut sebanyak 694.052 orang. Video karya mereka rata-rata ditonton sebanyak 1 juta kali.
Senior Analyst Public Policy and Government Relations Google Indonesia, Ryan Rahardjo, mengatakan, lima duta itu setidaknya mengemban tiga misi utama. Adapun tiga misi itu adalah membantu mengarahkan kepedulian sosial warganet, membantu kreator-kreator baru berkembang untuk membuat video positif, dan menjalankan proyek-proyek bersama LSM untuk memerangi persebaran konten negatif.
Menurut Ryan, tingkat literasi masyarakat Indonesia tergolong rendah. Oleh sebab itu, penyebaran konten positif melalui media video dirasa akan lebih efektif.
”Kami ingin memunculkan kreator-kreator positif agar kejadian saat Pilkada DKI 2017 tidak terulang kembali,” kata Ryan.
Manager Online Partnership, India, South East Asia, and Australia New Zealand Youtube Rajant Meshram mengatakan, sangat penting bagi Youtube untuk menelurkan konten-konten positif. Sebab, saat ini, peredaran konten negatif kian marak. Kehadiran konten-konten yang mampu membangun persatuan diharapkan dapat melawan dampak buruk konten negatif.
Sangat penting bagi Youtube untuk menelurkan konten-konten positif. Sebab, saat ini, peredaran konten negatif kian marak. Kehadiran konten-konten yang mampu membangun persatuan diharapkan dapat melawan dampak buruk konten negatif.
Patut dinantikan konten-konten positif dari para kreator lokal. Dari Youtube Creators for Change, perlawanan itu dimulai. Karya-karya kreator lokal berisi pesan perdamaian bakal menyeruak dari bilik-bilik kanal Youtube masing-masing.–I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
Sumber: Kompas, 8 Juli 2018