Kejahatan Siber; Transaksi Nontunai Bisa Terganggu

- Editor

Rabu, 29 April 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kejahatan melalui dunia maya atau kejahatan siber bisa mengganggu program percepatan transaksi nontunai di Indonesia. Padahal, transaksi nontunai diharapkan bisa mengefisiensi anggaran pemerintah dan pengeluaran industri perbankan.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Eni V Panggabean menjelaskan, berbagai upaya terus dilakukan untuk mengantisipasi kejahatan melalui dunia maya. “Kejahatan melalui dunia maya bisa mengurangi kepercayaan masyarakat bertransaksi secara nontunai. Padahal, saat ini, sedang digencarkan upaya mengalihkan transaksi tunai ke transaksi nontunai,” kata Eni, di Jakarta, Selasa (28/4).

Pemerintah dan BI sudah menginisiasi gerakan nasional nontunai pada 2014. Sebelumnya, pemerintah memulai dengan mentransfer secara nontunai seluruh anggaran pemerintah pusat ke daerah. Sekitar 90 persen transaksi pemerintah pusat sudah dilakukan secara nontunai. Sejak akhir 2014, pemerintah juga mulai memberikan bantuan langsung kepada masyarakat penerima secara nontunai. Transaksi nontunai akan mengurangi beban BI dan perbankan mengelola uang tunai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Eni, sistem pembayaran merupakan salah satu incaran pelaku kejahatan dunia maya. Oleh karena itu, sejak 2009 sudah digunakan chip untuk alat pembayaran kartu.

Sejumlah cara dilakukan pelaku kejahatan melalui dunia maya, antara lain menginfeksi situs-situs internet menggunakan virus, membuat situs internet palsu, dan merekam rekening serta nomor identifikasi personal.

Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal Polri Brigadir Jenderal (Pol) Victor Edi Simanjuntak menjelaskan, saat ini sudah ada 101 permintaan penyidikan kasus kejahatan melalui dunia maya. Total kerugian nasabah yang dilaporkan sebesar Rp 40 miliar.

“Data dari identifikasi kondisi global menunjukkan, kasus kejahatan melalui dunia maya itu 79 di antaranya terjadi di sektor perdagangan. Di Indonesia, kira-kira seminggu sekali ada nasabah bank yang mengalami penipuan melalui dunia maya,” kata Victor. Saat ini, Polri menyidik kasus kejahatan melalui dunia maya yang melibatkan 497 tersangka. Dari jumlah itu, 389 adalah warga negara asing..

Menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia Rico Usthavia Frans, kejahatan melalui dunia maya diatasi melalui mitigasi. Dari sistem keamanan, ia menjamin server perbankan, aman. (AHA)
————————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 April 2015, di halaman 20 dengan judul “Transaksi Nontunai Bisa Terganggu”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB