Kejahatan Siber Bayangi Peningkatan Pengguna Internet

- Editor

Rabu, 21 Februari 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jumlah pengguna internet Indonesia yang meningkat di tahun 2017 dibayangi risiko kejahatan siber. Peningkatan penetrasi internet ternyata berbanding lurus dengan jumlah kasus kejahatan siber. Literasi digital perlu ditingkatkan agar para pengguna lebih bijak mengakses internet.

Pengamat keamanan siber dan Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja di Jakarta, Senin (19/2) menyampaikan, masyarakat harus memiliki literasi digital yang baik untuk mengurangi risiko kejahatan siber yang semakin marak. Ia menjelaskan, kejahatan siber menjadi tinggi karena semuanya semakin terhubung di dunia digital.

Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017, Dari 262 juta penduduk, sebanyak 143,26 juta telah menikmati internet. Jumlah ini meningkat dari tahun 2016, yaitu 132,7 juta jiwa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penetrasi internet yang meningkat ini beriringan dengan jumlah kasus siber yang bertambah. Dari pemberitaan Kompas, Sabtu (30/1), Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal (Pol) Tito Karnavian menyatakan, kejahatan siber selama 2017 meningkat 3 persen dari 2016. Di tahun 2017, Polri menangani 5.061 kasus, sedangkan di tahun 2016 sebanyak 4.931 kasus.

Ardi menyatakan, kejahatan siber tidak mengenal umur dan pendidikan. Ia menjelaskan, meskipun penetrasi terbesar ada di tingkat pendidikan tinggi, tetap saja kejahatan siber meningkat. Oleh karena itu, kesadaran menggunakan internet harus dimiliki oleh setiap pengguna.

MACHRADIN WAHYUDI RITONGA UNTUK KOMPAS–Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Henri Kasyfi memaparkan survey penetrasi penggunaan internet di Indonesia, Jakarta, Senin (19/2)

Pendapat Ardi tergambar dari tingkat pendidikan para pengguna internet di Indonesia. Ternyata, penetrasi internet terbesar berada pada golongan penduduk dengan tingkat pendidikian akhir S2 atau S3, yaitu sebesar 88 persen, lalu S1 atau Diploma sebesar 79,23 persen. Untuk tingkat sekolah menengah, penetrasi internet di tingkat SMA Sederajat mencapai 70,54 persen, dan sekolah menengah pertama atau sederajat berada di angka 48,53 persen.

“Kejahatan siber yang meningkat ini diwaspadai oleh masyarakat. Semakin tinggi perkembangan teknologi digital, kejahatan siber akan semakin kompleks. Jika tidak banyak pengguna paham internet dengan bijak, maka korban akan terus bertambah,” ujarnya.

Berpengaruh
Dalam acara rilis survey yang dilakukan oleh APJII di Jakarta, Senin (19/2), Sekretaris Jenderal APJII Henri Kasyfi menyatakan, perkembangan internet yang semakin pesat akan berpengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat. Ia memaparkan, sebanyak 87 persen pengguna internet menggunakan sosial media dalam gaya hidupnya.

Namun untuk keamanan, tutur Henri, hanya sebanyak 61 persen pengguna internet yang mementingkan kerahasiaan data. Hanya 58, 52 persen pengguna internet memasang anti virus di dalam perangkatnya.

Generasi milenial adalah kelompok umur yang sangat bergantung dengan internet. Henri memaparkan, generasi milenial berumur 19 – 34 tahun mendominasi penggunaan internet di tahun ini, yaitu sebesar 49,52 persen.

Untuk pengguna internet lainnya, penduduk berumur 35-54 tahun memiliki persentase 29,55 persen, 13-18 tahun sebesar 16,68 persen, dan yang berumur lebih dari 54 tahun memiliki persentase terkecil, yaitu 4,24 persen.

Berdasarkan penetrasi internet, generasi milenial berada di posisi kedua, yaitu 74,23 persen. Penetrasi tertinggi ada pada kelompok umur 13-18 tahun, yaitu mencapai 75,5 persen.

Agung (24) membutuhkan internet untuk membantu pekerjaannya. Ia merasa kesulitan jika tidak menemukan akses internet di sela aktivitasnya. Ia dan rekan-rekannya juga saling berkomunikasi menggunakan media sosial untuk mengerjakan tugas-tugasnya.

“Akses internet sangat berpengaruh dalam pekerjaan saya. Kalau tidak ada internet, saya merasa kesulitan untuk mencari informasi dan berkomunikasi dengan kolega saya,” ujarnya. (DD12)

Sumber: Kompas, 20 Februari 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB