Penguatan STEM Dukung Pembangunan

- Editor

Sabtu, 22 November 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penguatan ilmu eksakta, terutama di bidang sains, teknologi, rekayasa, dan matematika, memegang peranan penting sebagai kunci sukses bagi pembangunan suatu negara. Dengan pendidikan berbasis sains, teknologi, rekayasa, dan matematika yang kuat, Indonesia memiliki amunisi yang efektif untuk menghadapi berbagai tantangan di bidang infrastruktur, energi, keamanan nasional, serta kesehatan lingkungan.

Nenny Soemawinata, Managing Director Putera Sampoerna Foundation, di Jakarta, Jumat (21/11), mengatakan, fokus pendidikan berbasis sains, teknologi, rekayasa, dan matematika atau STEM (science, technology, engineering, dan mathematics) saat ini berkembang karena dibutuhkan untuk membentuk dan memperkuat karakter siswa yang tangguh dalam memecahkan masalah dengan mengasah pemikiran kritis, keuletan, dan ketekunan. Pendidikan STEM dapat mengasah kemampuan generasi muda Indonesia untuk memahami isu yang lebih kompleks sehingga dapat mencari solusi yang kreatif.

Menurut Neny, siswa Indonesia perlu terus didorong untuk mau menggeluti STEM. Pendidikan STEM ini menjadi salah satu fokus Putera Sampoerna Foundation dalam pengembangan sekolah-sekolah yang dibina serta perguruan tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penguatan STEM ini bagi Indonesia penting, antara lain untuk memperbanyak insinyur yang dibutuhkan dalam pembangunan. Indonesia baru bisa memproduksi 42.000 dari kebutuhan 175.000 insinyur per tahun. Selain itu, kemampuan kompetensi STEM juga semakin dibutuhkan di dunia kerja. Mengutip National Science Foundation, dalam 10 tahun ke depan sekitar 80 persen lapangan pekerjaan akan membutuhkan kemampuan kompetensi STEM yang memadai.

Upaya untuk menarik minat siswa belajar STEM antara lain dilakukan konsultan pendidikan luar negeri SUN Education Group. Kevin Tan, Chief Marketing Officer SUN Education Group, mengatakan, tiap tahun pihaknya menggelar demonstrasi STEM dengan mendatangkan profesor dari perguruan tinggi ternama dan menggelar simulasi STEM yang menarik siswa SMA Indonesia.

”Kami ingin siswa Indonesia punya pikiran yang terbuka untuk juga melirik STEM. Pilihan kariernya berkembang. Jangan kalau memilih kuliah itu terpusat ke bisnis saja,” ujar Kevin. (ELN)

Sumber: Kompas, 22 November 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 14 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB