Olimpiade Sains Nasional 2018 yang berlangsung di Kota Padang, Sumatera Barat, 1-7 Juli, diharapkan menghasilkan juara yang bisa mewakili Indonesia di tingkat internasional, sekaligus mendorong rasa cinta anak Indonesia pada sains, matematika, dan teknologi. Ajang ini juga diharapkan bisa mempererat tali persaudaraan dan kebanggsaan di antara sesama peserta.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad menyampaikan hal itu pada acara pembukaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2108 di Auditorium Universitas Negeri Padang, Senin (2/7/2018). Hadir juga dalam acara Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Wali Kota Padang Mahyeldi, Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Burhasman, Kepala Dinas Pendidikan dari sejumlah provinsi di Indonesia, dan kontingen peserta.
OSN 2018 diikuti 1.433 siswa dari 33 provinsi di Indonesia yang terdiri dari 272 siswa SD dan sederajat, 396 SMP dan sederajat, serta 765 SMA dan sederajat. Para peserta akan memperebutkan 420 medali yang terdiri dari 70 emas, 140 perak, dan 210 perunggu. Para juara juga mendapatkan uang pembinaan dan dinominasikan untuk mengikuti olimpiade sains internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA–Para peserta bersama-sama membacakan Janji Peserta pada acara pembukaan Olimpiade Sains Nasional 2018 di Auditorium Universitas Negeri Padang, Kota Padang, Sumatera Barat, Senin (2/7/2018). Olimpiade Sains Nasional 2018 yang diikuti 1.433 peserta mulai tingkat sekolah dasar hingga menengah dan sederajat itu akan berlangsung di Kota Padang pada 1-7 Juli.
Hamid mengatakan, OSN dirancang untuk mendorong agar anak-anak Indonesia mencintai sains, matematika, dan teknologi. ”OSN kami kembangkan sebagai wadah bagi anak-anak kita yang berprestasi di seluruh Indonesia untuk berkompetisi dan berkolaborasi. Kami memilih yang terbaik di antara mereka untuk selanjutnya mewakili Indonesia di tingkat internasional,” kata Hamid.
Sains, matematika, dan teknologi merupakan unsur yang dapat menopang kemajuan bangsa dan negara. Oleh karena itu, menurut Hamid, hampir seluruh negara di dunia berlomba-lomba mengembangkannya.
”Saat ini, kita mengenal istilah STEM atau science, technology, engineering and mathematics. STEM menjadi kunci utama kemajuan. Setiap bangsa dan mereka yang unggul di bidang ini akan menjadi negara besar dan memimpin dunia,” kata Hamid.
Hamid menambahkan, perkembangan sains, matematika, dan teknologi di Indonesia memang satu hal yang perlu mendapatkan perhatian. Berdasarkan survei sejumlah lembaga, di tingkat SD dan SMP, siswa yang menyukai matematika 50 persen, IPA (30 persen), serta sains dan MIPA (20 persen).
”Ketika akan masuk SMA, dari yang kami catat 60-70 persen anak-anak kita berebut masuk IPA. Adapun IPS hanya 35 persen dan bahasa hanya tiga persen. Ketika masuk perguruan tinggi, kondisinya berbalik. Tahun 2014, misalnya, (peminat) jurusan IPA dan teknologi di perguruan tinggi hanya 30-35 persen. Selebihnya jurusan IPS dan bahasa,” kata Hamid.
Menurut Hamid, penyelenggaraan OSN juga bertujuan untuk mengembangkan dan memperkuat integritas, kerja keras, dan kemandirian dari para peserta. Hal-hal itulah yang merupakan karakter dari matematika, ilmu pengetahuan alam, dan teknologi.
Hamid menambahkan, OSN juga diharapkan bisa mempererat tali persaudaraan dan kebangsaan di antara anak bangsa. ”Ini adalah salah satu forum terbesar yang menjadi tempat berkumpulnya anak terbaik dari seluruh Indonesia tanpa memandang suku, agama, golongan, dan sebagainya,” kata Hamid.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA–Para kontingen dari provinsi se-Indonesia berkumpul di depan Auditorium Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Senin (2/7/2018), seusai acara pembukaan Olimpiade Sains Nasional 2018. OSN 2018 diikuti peserta mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA dan sederajat.
Irwan Prayitno juga berharap, OSN tidak hanya memberi manfaat bagi para siswa, tetapi juga guru serta orangtua. Dengan semangat yang sama terhadap matematika, sains, dan teknologi, akan terus lahir anak bangsa potensial di bidang tersebut.
Menurut Burhasman, peserta tingkat SD akan mengikuti bidang lomba, yakni IPA dan matematika. Adapun peserta SMP akan mengikuti bidang lomba matematika, IPA, dan IPS. Adapun SMA mengikuti bidang lomba matematika, fisika, kimia, biologi, geografi, ekonomi, kebumian, astronomi, dan komputer.–ISMAIL ZAKARIA
Sumber: Kompas, 3 Juli 2018