Minat Sains Siswa SMA Dikembangkan

- Editor

Jumat, 20 April 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penjaringan siswa SMA yang memiliki bakat dan minat di bidang sains untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional dilakukan berjenjang. Sejak Selasa hingga Kamis (19/4/2018) di semua provinsi dilakukan seleksi untuk mewakili peserta Olimpiade Sains di tingkat nasional.

Kepala Subdirektorat Peserta Didik SMA, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Suharlan, di Jakarta, Kamis (19/4/2018) mengatakan sebanyak 13.525 siswa mengikuti seleksi Olimpiade Sains tingkat provinsi. Mereka melewati tahapan seleksi berjenjang mulai dari tingkat sekolah dan kabupaten/kota, akhirnya terpilihlah para siswa terbaik bidang sains dari seluruh Indonesia. Tingkat finl atau OSN digelar di Padang, Sumatera Barat pada 1 – 7 Juli 2018.

Bidang lomba OSN tingkat SMA ada sembilan yakni Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Komputer, Astronomi, Ekonomi, Kebumian, dan Geografi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

DOKUMENTASI/KEMENDIKBUD–Suasana seleksi siawa SMA di tingkat provinsi untuk terpilih menjadi peserta Olimpiade Sains Nasional 2018.

Suharlan mengatakan di Olimpiade Sains tingkat provinsi tahun ini, Provinsi Jawa Timur menjadi terbanyak yang mengikutkan peserta yaitu 1.149 siswa. Adapun Kalimantan Utara, hanya meloloskan 48 siswanya ke tingkat provinsi.

“Namun, perbandingan ini tidak serta merta menjadi patokan. Sebab, kenyataannya olimpiade sains provini maupun OSN selalu memunculkan kejutan tidak terduga. Semua provinsi memiliki kesempatan dan peluang yang sama,” ujar Suharlan.

–Peserta bidang matematika mengerjakan soal dalam olimpiade matematika dan sains internsional tingkat sekolah dasar ke-13 di Tangerang, Banten, Kamis (10/11/2016). Olimpiade ini diikuti 431 delegasi dari 22 negara.

Sementara itu, Direktur Pembinaan SMA, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Purwadi Sutanto, mengatakan tujuan diadakannya seleksi olimpiade sains ini adalah untuk memfasilitasi dan menjaring siswa SMA yang memiliki potensi, bakat, dan minat dalam bidang sains.

Dalam rangka mendukung suskesnya perhelatan kompetisi sains tahunan ini, seluruh provinsi sudah menyatakan siap untuk menyumbangkan bibit-bibit terbaik. Bibit-bibit masa depan yang akan menjadi motor generasi emas Indonesia di masa mendatang.

“Olimpiade ini kita laksanakan secara berjenjang, harapannya adalah memberi kesempatan yang sama kepada seluruh siswa SMA untuk berkompetisi. Jadi tidak ada batasan, misalnya, hanya sekolah-sekolah bonafit atau tertentu saja yang bisa ikut. Semua punya kesempatan sama, baik itu sekolah yang ada di kota sampai yang di pelosok sana. Jika memang punya kompetensi dan kemampuan yang tinggi, pasti akan mampu melewati seleksi, “ ujar Purwadi.

–Iring-iringan andong yang dinaiki peserta Olimpiade Sains Nasional 2015 melintas di Jalan Cendana, Yogyakarta, Selasa (19/5).

Purwadi menambhkan seleksi berjenjang dengan tingkat kesulitan dan tantangan berbeda-beda secara tidak langsung juga akan menseleksi dan membentuk karakter peserta. Lewat seleksi berjenjang, siswa tidak lantas berpuas diri dengan pencapaian di tingkat sebelumnya. Mereka harus mempersiapkan diri ke level persaingan seleksi berikutnya yang lebih tinggi.

“Siswa dibiasakan untuk terus meningkatkan kualitas diri sehingga tumbuh menjadi sosok yang selalu siap menghadapi segala tantangan di depan. Dalam hal ini, tentunya, siswa juga butuh dukungan banyak pihak,” kata Purwadi.–ESTER LINCE NAPITUPULU

Sumber: Kompas, 19 April 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:43 WIB

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Anak-anak Sinar

Selasa, 15 Jul 2025 - 08:30 WIB

Fiksi Ilmiah

Kapal yang Ditelan Kuda Laut

Senin, 14 Jul 2025 - 15:17 WIB

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB