Kesempatan Perempuan di Bidang Sains dan Teknologi Lebih Terbuka

- Editor

Jumat, 19 Oktober 2018 - 09:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kesempatan perempuan untuk bergerak di bidang sains, teknologi, rekayasa, dan matematika lebih terbuka saat ini. Sejumlah industri lebih melihat kemampuan individu daripada latar belakang jender yang dimiliki. Sayangnya, ketertarikan perempuan dalam industri itu masih rendah.

Kepala Departemen Teknik Rel Kereta PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Tengku Alia Sandra menilai, industri yang berbasis sains, teknologi, rekayasa, dan matematika (STEM) lebih terbuka menerima perempuan sebagai karyawannya.

“Seseorang itu kini lebih dinilai dari kemampuan yang dimiliki, bukan pada jender lagi. Kalau nyatanya perempuan lebih mampu, kenapa tidak?” katanya di sela-sela acara diskusi publik yang diselenggarakan Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Kamis (18/10/2018).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada bagian perawatan jalur kereta di PT MRT Jakarta dari 12 pekerja, 8 orang merupakan perempuan. Hal itu menunjukkan perempuan memiliki kemapuan di bidang tersebut sehingga patut mendapatkan kesempatan yang sesuai.

KOMPAS/DEONISIA ARLINTA–Kepala Departemen Teknik Rel Kereta PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Tengku Alia Sandra saat memaparkan pandangannya terkait pekerjaan bidang stem dalam acara diskusi publik yang diselenggarakan Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Kamis (18/10/2018).

Fenny Martha Dwivany, profesor madya dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (ITB) menambahkan, kunci utama agar perempuan bisa bersaing di bidang STEM adalah memperhatikan aspek profesionalitas, kemampuan, dan kepercayaan diri.

“Ketika seseorang, termasuk perempuan, diberikan kesempatan dan secara profesional menjalani bidang itu, maka ia bisa maksimal menjalaninya. Termasuk di bidang STEM,” ujarnya.

Meski demikian, sejumlah tantangan juga dihadapi perempuan yang bergerak di bidang STEM. Dosen dan peneliti senior dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Dwinantika Rika Marthanty, berpendapat, tanpa adanya dukungan dari orang-orang sekitar, perempuan harus bekerja lebih keras.

Menurut Dwinantika, orangtua jadi aspek paling berpengaruh karena mereka yang mendukung untuk bergerak di bidang teknik. Sejak kecil, orangtuanya tak melarang saat Dwinantika tertarik dengan bidang STEM. Namun, ia menyayangkan banyak orang memandang bidang STEM sebagai dunia lelaki dan maskulin, sehingga perempuan tidak tertarik menggeluti dunia STEM.

KOMPAS/KHAERUDIN–Para pekerja PT Freeport Indonesia yang mayoritas perempuan, menjadi operator loader jarak jauh di ruang operator Minegem Tambang deep ore zone (DOZ) di lantai 1 OB 4 CIP MP 72, Tembagapura, Papua, Jumat (17/8/2018).

Sementara Direktur strategi Fifty50, Francessa Maclean menambahkan, dunia STEM seharusnya diperkenalkan sejak dini. Dalam pendidikan, unsur STEM mulai dibiasakan sehingga bisa diterima semua anak, baik anak perempuan maupun lelaki. Pola pembelajaran yang diterima di rumah, sekolah, dan warga berperan penting mengubah persepsi salah terkait bidang STEM.

Selain itu, faktor lain yang berperan adalah ada tokoh sebagai contoh. Sebagian besar orang lebih mengenal tokoh lelaki bidang STEM seperti Bill Gates ataupun Mark Zukenberg. Generasi muda perlu mengenal lebih banyak tokoh perempuan di bidang stem sebagai panutannya. “Untuk itu, mari perempuan-perempuan membuktikan kita bisa dan mampu bekarya di bidang ini (STEM),” ucapnya.–DEONISIA ARLINTA

Sumber: Kompas, 19 Oktober 2018

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB