Penghargaan untuk Para Pengembang Web Masih Minim

- Editor

Jumat, 9 Februari 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perkembangan dunia digital yang mengandalkan peran situs website dinilai belum cukup memberikan penghargaan kepada para pengembang situs atau web developer. Meski demikian, web developer Indonesia dianggap mampu menjawab tantangan zaman dengan membuat website yang ringan dan mudah digunakan.

Berdasarkan data Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi), website dengan nama domain tertinggi di Indonesia (.ID) terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Jumlahnya mencapai 102.097 pada Desember 2013; 123.960 pada Desember 2014; 155.609 pada Desember 2015; 242.699 pada Desember 2016; dan 252.112 pada Desember 2017.

Head of Program of Game Application Technology Universitas Bina Nusantara Andry Chowanda di Jakarta, Kamis (8/2), mengatakan, meski jumlah website semakin banyak, penghargaan terhadap para web developer masih minim. Selama belasan tahun industri digital berkembang, belum ada ajang penghargaan yang digelar untuk mengapresiasi karya mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KURNIA YUNITA RAHAYU–Para peraih penghargaan Indonesia Website Awards (IWA) 2017 di Jakarta, Kamis (8/2).

Ia menambahkan, untuk membuat sebuah website, web developer perlu menguasai berbagai bahasa pemrograman yang dirangkai dalam satu algoritme. Setiap fungsi yang dijalankan di website membutuhkan serangkaian rumusan kode (coding) yang berbeda satu sama lain. Waktu yang dibutuhkan untuk menciptakan rumusan kode yang dapat berfungsi dengan tepat pun tidak sebentar.

Agus Arianto (25), web developer sekaligus pemilik webnesia.co.id, mengatakan, membutuhkan waktu lima tahun untuk menciptakan template website e-dagang. Sejak 2011, saat masih menempuh studi sarjana, ia membuat rumusan tersebut dan baru saat ini rumusannya telah mapan. Kini, template e-dagang tersebut bisa jual. “Di balik sebuah website yang digunakan masyarakat dengan mudah, ada ribuan kode yang harus kami buat dengan susah payah,” kata Agus.

KURNIA YUNITA RAHAYU–Agus Arianto (25), web developer sekaligus pemilik webnesia.co.id di Jakarta, Kamis (8/2).

Menurut Andry, para web developer yang sudah berkiprah sejak lima hingga enam tahun lalu harus berjibaku dengan rumusan kode yang rumit. Fokus kerja mereka adalah membuat rumusan untuk setiap fungsi yang berbeda.

Misalnya, untuk membuat fungsi masuk (login), mereka perlu membuat pangkalan data (database) dengan rumusan kode yang menghubungkan pengguna, rancangan tampilan, dan mekanisme pemberitahuan jika login gagal dan berhasil.

Namun, saat ini, telah berkembang framework gratis untuk berbagai fungsi, antara lain fungsi pembuat login dan fungsi pembuat menu. Dengan beragam framework gratis tersebut, kata Andry, tugas web developer menjadi lebih sederhana. Mereka hanya perlu memahami bagaimana cara menempelkan framework tersebut ke dalam sistem manajemen konten (CMS) yang tengah dibangun.

“Fokus tugas web developer sudah bergeser. Dari memikirkan rumusan kode untuk menjalankan sebuah fungsi menjadi konsep pengalaman pengguna (user experience),” ujar Andry.

Ia melanjutkan, saat ini web developer perlu memosisikan diri sebagai pengguna untuk mewujudkan rancangan website yang ideal. Oleh karena itu, mereka harus memiliki kepekaan terhadap cara berpikir mayoritas masyarakat dan mewujudkannya dalam alur kerja website . “Jadi pekerjaannya sudah selangkah lebih maju, tidak hanya memikirkan bagaimana menjalankan fungsi, tetapi sudah harus terkait dengan kenyamanan pengguna,” kata Andry.

KURNIA YUNITA RAHAYU–Head of Program of Gaming Technology Universitas Bina Nusantara Andry Chowanda di Jakarta, Kamis (8/2).

Lebih fleksibel
Di tengah perubahan pola pembuatan website tersebut, web developer Indonesia mampu membuat terobosan. Pendiri Website Analytics Consultants Association (WACA) Toshi Oriji mengatakan, website-website produksi Indonesia lebih mudah diakses di berbagai perangkat. Baik versi desktop maupun mobile, seluruhnya bisa ditampilkan secara utuh.

Berbeda dengan di negara asalnya, Jepang, website hanya dibuat untuk versi desktop. Jika membukanya melalui telepon genggam, tampilan huruf menjadi lebih kecil Pengguna pun kesulitan untuk mencari bagian menu. “Saya pikir, website di Indonesia itu sudah smart dan mudah digunakan,” kata Oriji.

Menurut Andry, web developer Indonesia cermat dalam membaca kebiasaan masyarakat. Masyarakat lebih aktif menggunakan telepon genggam ketimbang komputer desktop. Dengan begitu, pembuatan website pun dioptimalkan dengan cara membuat rumusan yang berbeda antara versi desktop dan versi mobile.

Selain itu, tambahnya, Indonesia mendapat keuntungan baru mengenal pembuatan website secara masif sejak berkembangnya teknologi framework gratis. Oleh karena itu, web developer Indonesia tidak memiliki budaya untuk membuat website secara metodis, yaitu mewajibkan dirinya untuk membuat setiap fungsi.

Penghargaan
Penghargaan pertama untuk web developer Indonesia diberikan oleh Exabytes Indonesia. Country Manager Exabytes Indonesia Indra Hartawan, mengatakan, peran web developer kurang disadari oleh masyarakat. “Ketika mengunjungi sebuah website, kita kerap lupa bahwa ada orang di belakang layar yang membuat website itu menarik dan mudah dipahami,” kata Indra di sela-sela penganugerahan Indonesia Website Awards (IWA) 2017.

Country Manager Exabytes Indonesia Indra Hartawan.

Ajang IWA 2017 memberikan penghargaan kepada web developer pada tiga kategori website, yaitu perseorangan, komersial (profil perusahaan), dan e-dagang. Seleksi yang dilakukan sejak April-Desember 2017 diikuti oleh lebih dari 600 peserta.

Setiap bulan, dipilih satu website berdasarkan pilihan masyarakat. Dari pemenang bulanan tersebut, dipilih satu website pemenang untuk setiap kategori di akhir tahun.

Kategori perseorangan dimenangkan oleh Ridho Nur Wahyu dari ublik.id. Agustian Dwi Cahya dari artforia.com memenangi kategori komersial, dan kategori e-dagang dimenangkan oleh Dewi Liana dari pinkpetals.com.

Adapun penilaian didasarkan pada empat aspek. Aspek-aspek itu adalah, kemudahan website untuk ditemukan atau sistem search engine optimization (SEO) dan kemudahan untuk diakses dari berbagai perangkat. Selain itu, desain dan konten juga menjadi bahan penilaian. (DD01)

Sumber: Kompas, 9 Februari 2018

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB