Pencegahan Dini Kanker Payudara

- Editor

Minggu, 5 Agustus 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PAYUDARA sangatlah penting bagi perempuan, Mempertahankan dengan baik dan menjaga agar tetap sehat tentunya penting. Utamanya menghindari masalah yang bisa mempengaruhi payudara. Salah satu yang jadi momok adalah munculnya kanker payudara. Di Indonesia, penyakit ini pembunuh perempuan nomor dua setelah kanker leher rahim. Apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari jeratannya?
DR. dr. Selamat Budijitno, M.Si.Med, SpB(K)Onk, dokter mitra spesialis bedah tumor RS Telogorejo Semarang, menyebut, keganasan kanker payudara dimulai dari sel-sel di payudara. Yang perlu mendapat perhatian penyakit ini memang menyerang wanita, tetapi terjadi juga pada pria.

”Biasanya meskipun di tubuhnya tumbuh kanker, penderita tidak merasakan sakit apapun. Tetapi jika ada benjolan pada payudara ataupun berubah bentuk / ukuran, kulit berubah hingga seperti kulit jeruk, perubahan warna kulit hingga kemerahan, hal ini harus jadi perhatian utama,” terangnya.

Biasanya bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit, kulit payudara terasa seperti terbakar dan mengeluarkan darah atau cairan lain, padahal tidak menyusui.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Gejala lain, muncul borok (ulkus) pada payudara dan berbau busuk serta mudah berdarah. Semakin lama borok menjadi semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara,” tambah dr. Selamat yang biasa disapa dr. Uud.

Penyebab
Menurutnya, jika bicara masalah penyebab bisa multi faktor, usia biasanya di atas 30 tahun (sekarang, di bawah 20 tahun juga sudah ditemukan penyakit ini), riwayat keluarga ada yang menderita terutama kanker payudara, haid pertama terlalu muda (sebelum 12 tahun) atau menopause di atas umur 50 tahun.

”Risiko lainnya adalah wanita yang tidak menyusui, hamil anak pertama di atas usia 35 tahun, sering terkena radiasi (ada riwayat pengobatan dengan menggunakan X-ray), pola makan dengan konsumsi lemak berlebihan, kegemukan, konsumsi alkohol berlebihan, merokok, mendapatkan terapi hormonal dalam jangka panjang, stress dan faktor genetik,”terangnya.

Proses pengobatannya, disesuaikan dengan stadium yang ditemukan saat itu, bisa berupa operasi atau pembedahan, kemoterapi, radioterapi, hormonal terapi, targeting terapi, serta imunoterapi. Terapi yang dilakukan merupakan gabungan dari beberapa terapi tersebut sesuai dengan stadium pada saat ditemukan.

Untuk pencegahannya, yang perlu diperhatikan adalah penderita harus dapat mengendalikan faktor-faktor risiko, dan melakukan gaya hidup yang sehat.

Kunci untuk pencegahan kanker adalah mendeteksi kanker payudara sedini mungkin, sebelum kanker tersebut memiliki kesempatan untuk menyebar. Salah satu penyebab kematian yang tinggi akibat penyakit ini disebabkan karena kurangnya kesadaran untuk mendeteksi gejala-gejala yang ada secara dini.

Umumnya setelah sampai pada keluhan-keluhan yang berat, penderita baru berkonsultasi ke dokter yang sering kali sudah dalam stadium lanjut. Sehingga apabila penyakit ini sudah sampai stadium lanjut, akan sulit untuk disembuhkan. ìUntuk itulah pemeriksaan awal untuk mengetahui diagnosis seperti pemeriksaan fisik, USG payudara, mammografi, biopsy ataupun pemeriksaan penunjang lain seperti rontgen dada, USG abdomen, skrining tulang, dan pemeriksaan ”tumor marker” serum darah sangatlah penting dilaksanakan,”terangnya.

Pemeriksaan klinis oleh dokter bedah onkologi secara rutin sangatlah diperlukan untuk dilakukan pemeriksaan penunjang, dan skrining dengan pemeriksaan mammografi, terutama untuk wanita berumur lebih dari 40 tahun dilakukan secara rutin setiap 1-2 tahun, sedangkan untuk umur lebih dari 50 tahun secara rutin sekali/tahun.

”Yang juga tak kalah pentingnya adalah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) Jika dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan pada stadium dini. SADARI dilakukan minimal sekali dalam sebulan. Bagi wanita yang masih menstruasi, dilakukan pada 7-10 hari sesudah hari pertama menstruasi, sedangkan pada wanita yang sudah menopause bisa dilakukan kapan saja secara rutin tiap bulannya,” ungkap dr. Selamat.

Ya, pemeriksaan dini adalah kuncinya. Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat mengunjungi Klinik Spesialis Bedah Tumor Graha Rawat Jalan Lt. 3 RS Telogorejo Semarang (024) 8448448 / 8446000 / 8446444 ext. 6300 / 6319 atau hubungi HOTLINE SERVICE 24 JAM RS Telogorejo 081 6666 340.(Dela)

Sumber: Suara Merdeka, 5 Agustus 2012

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB