Kanker Payudara; Deteksi Dini Jadi Kunci Keberhasilan Terapi

- Editor

Sabtu, 17 Oktober 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penanganan kanker payudara di Indonesia belum optimal. Selain baru terdeteksi pada stadium lanjut sehingga terlambat ditangani, banyak penderita memiliki motivasi rendah untuk melanjutkan terapi. Padahal, keberhasilan terapi tinggi jika dideteksi sejak awal.

“Pemeriksaan dini kanker payudara bisa memakai mamografi dan ultrasonografi (USG). Sayangnya, banyak perempuan belum paham,” kata Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Linda Gumelar di sela- sela pelatihan relawan kanker payudara, di Jakarta, Jumat (16/10). Deteksi dini kanker payudara juga terhambat biaya relatif mahal bagi warga kurang mampu.

Pada 2015, YKPI mengadakan pemeriksaan gratis memakai mamografi untuk mendeteksi kanker payudara bagi warga kurang mampu di Jakarta. Hasilnya, dari 1.584 orang, 227 perempuan menderita tumor jinak dan 24 orang diduga terkena kanker stadium awal. “Banyak dari mereka tak tahu jika kena kanker payudara,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Beberapa keadaan harus diperhatikan pada payudara, antara lain ada benjolan, penebalan kulit, perubahan bentuk payudara, dan pengerutan kulit. Gejala lain ialah keluar cairan dari puting, nyeri, lengan atas bengkak, benjolan di ketiak atau leher.

kanker payudaraSelain itu, sebagian pasien memiliki motivasi rendah untuk berjuang dan meneruskan pengobatan sehingga butuh dukungan keluarga dan sahabat. “Saat berobat, pasien kerap merasa sendiri,” kata Rima Melati, artis yang juga penyintas kanker.

Untuk itu, YKPI bersama TUV Reinhald Indonesia, organisasi penerbit sertifikasi standar internasional relawan pendamping, melatih 65 relawan pendamping pasien kanker payudara. Mayoritas relawan ialah penyintas dan tenaga medis.

“Relawan dilatih memotivasi dan membaca karakter pasien,” kata Muhammad Bascharul Asana, Presiden Direktur TUV Reinhald Indonesia. (B09)
———————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Oktober 2015, di halaman 13 dengan judul “Deteksi Dini Jadi Kunci Keberhasilan Terapi”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB