Pasien Terduga MERS Meninggal

- Editor

Kamis, 8 Mei 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Disiapkan 100 Rumah Sakit Rujukan

Satu pasien terduga terinfeksi virus korona penyebab Sindrom Pernapasan Timur Tengah, AS (50), meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Rabu (7/5), pukul 01.00 Wita. Pihak RSUP Sanglah dan Dinas Kesehatan Bali masih menunggu kepastian hasil uji laboratorium dari Jakarta.

Pasien warga Denpasar itu sempat dirawat intensif di ruang isolasi mulai Selasa (6/5) siang. Dari hasil uji cepat laboratorium Kedokteran Universitas Udayana, kemarin malam, dinyatakan, almarhum negatif terjangkit virus korona penyebab Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Pasien negatif virus MERS. Namun, kami menunggu kepastian dari laboratorium di Jakarta karena lebih akurat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya, kemarin malam. Ketentuan nasional, sampel pemeriksaan semua terduga MERS mesti dikirim ke laboratorium Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Hasil uji cepat, kata Suarjaya, pasien meninggal karena infeksi paru obstruktif kronis. Meski demikian, pihaknya tetap memeriksa kesehatan keluarga pasien terduga yang meninggal.

Berdasarkan riwayat pasien, AS pulang umrah pada 3 April 2014. Sejak itu, AS mengeluh sakit dada dan sesak napas. Empat hari lalu, ia berobat ke RS swasta dan dirujuk ke Sanglah.

Dari Medan, Sumatera Utara, dilaporkan, sudah tiga pasien terduga MERS dirawat di RSUP H Adam Malik. Pasien terakhir adalah SPJ (55), yang masuk ke ruang gawat infeksius RSUP H Adam Malik, Rabu pukul 11.00. SPJ dibawa ke RS dengan keluhan batuk, demam, dan sesak napas. Ia pulang umrah hari Senin lalu.

Diberitakan Kantor Berita Nasional Antara, tiga pasien terduga MERS dirawat di ruang isolasi RSUD Arifin Achmad (2 pasien) dan RS Awal Bros (1 pasien). Ketiganya baru pulang umrah dengan keluhan sesak napas dan demam tinggi.
Ruang isolasi

Di sejumlah daerah, rumah sakit-rumah sakit rujukan menyiapkan ruang isolasi dan tim dokter. ”Hingga kini, belum ada pasien terduga terinfeksi virus yang kami tangani. Namun, kami sudah menyiapkan semua,” ujar Kepala Humas RSUD dr Soetomo Surabaya dr Urip Murtedjo.

Ruang isolasi yang disiapkan memiliki tiga tempat tidur. Ruang itu merupakan ruangan yang khusus disediakan untuk pasien penyakit tertentu, seperti flu burung, SARS, dan MERS.

Di Makassar, Sulawesi Selatan, Direktur Utama RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo, Abdul Kadir, mengatakan, pihaknya punya ruangan khusus infeksi untuk menangani penyakit seperti MERS.

Ruangan itu sebelumnya dipakai untuk menangani pasien flu burung dan flu babi. ”Protokol dan penanganan MERS sama dengan flu burung dan flu babi karena sama-sama berasal dari virus korona,” kata Abdul.

Sementara itu, di RS Hasan Sadikin Bandung, pengelola menyiapkan Ruang Flamboyan untuk merawat pasien terduga MERS. ”Kami siap jika ada terduga terinfeksi MERS. Ruangan Flamboyan kerap digunakan untuk kasus flu burung,” kata Primal Sudjana, Kepala Departemen Ilmu Penyakit di RSHS.

Secara nasional, 100 RS rujukan siap menangani pasien terduga MERS. Ke-100 RS itu yang dulu ditunjuk menangani pasien sindrom pernapasan akut parah (SARS) dan flu burung.

Terkait tata laksana, Kepala Balitbangkes Kemenkes Tjandra Yoga Aditama menambahkan, pihaknya telah mengirim edaran terkait pengambilan sampel dan perawatan pasien pada unit isolasi kepada semua RS rujukan.

Dokter spesialis paru RSUP Persahabatan, Jakarta, Sardikin Dwiputro, menyatakan, petugas di unit isolasi perlu diingatkan lagi tentang bagaimana menangani pasien di ruang isolasi. ”Mungkin sudah lupa, perlu diingatkan lagi,” ujar dia.

Antisipasi lain, semua penyelenggara perjalanan umrah diminta memahami MERS supaya anggota rombongan menghindari penularan virus yang bermula di Arab Saudi itu. Selain itu, pihak bandara juga menyiapkan alat pengukur suhu tubuh di pintu kedatangan internasional. ”Alat itu hanya untuk penumpang yang datang dari Arab Saudi,” kata Kepala Humas PT Angkasa Pura II Achmad Syahir. (NIK/ANS/ENG/WSI/WER/AYS/JUM/CHE/ARN/ADH)

Sumber: Kompas, 8 Mei 2014

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB