Parkinson Ganggu Kualitas Hidup

- Editor

Kamis, 19 Maret 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penyakit parkinson dapat mengganggu kualitas hidup. Namun, perhatian masyarakat terhadap penyakit itu masih kurang.

“Parkinson akan membuat penderita susah bergerak, seperti berjalan dan menulis, sehingga tidak bisa beraktivitas,” kata dokter spesialis saraf dari Siloam Hospital, Kebon Jeruk, Frandy Susatia, Rabu (18/3), di Jakarta.

Penyakit parkinson adalah gangguan sistem gerak yang disebabkan faktor genetik, lingkungan, dan degeneratif, yakni penuaan. Penyakit itu menyerang otak. Gejala utama parkinson berupa gangguan gerakan yang disebabkan oleh berkurangnya produksi dopamin, zat pengirim sinyal pada saraf otak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Frandy, pengetahuan masyarakat terhadap parkinson masih kurang. “Padahal, di Indonesia terdapat 300.000 penderita parkinson setiap tahun,” katanya.

Mayoritas penderita parkinson adalah orang berusia di atas 60 tahun. “Tapi, ini bukan hanya penyakit orang tua,” ujar Frandy. Sebanyak 10 persen kasus parkinson muncul di bawah usia 40 tahun. Distribusi jenis kelamin penderita parkinson adalah 3 : 2 untuk laki-laki dan perempuan.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Amin Husni memaparkan, gejala parkinson antara lain gemetar pada lengan, tangan, kaki, muka dan rahang, kekakuan sendi, kelambanan gerak, dan gangguan keseimbangan (postural impaired). “Jika tiga gejala sudah dirasakan, itu jelas menderita parkinson dan harus segera diobati,” ujarnya.

Selain gejala motorik, parkinson juga mempunyai gejala non-motorik, seperti depresi dan perubahan emosi, kesulitan mengunyah, menelan, dan berbicara, gangguan tidur, gangguan kulit, serta konstipasi dan gangguan berkemih. “Gejala non-motorik sering diabaikan sebagai gangguan biasa. Padahal, itu awal mula parkinson. Jika gejala sudah terasa, sebaiknya memeriksa diri ke dokter saraf. Olahraga juga penting,” kata Amin.

Meski parkinson belum bisa disembuhkan, gejalanya dapat dihilangkan. Hingga kini, pengobatan parkinson dilakukan dengan cara meminum obat, terapi, dan operasi.

Menurut laman National Institute of Neurological Disorders and Stroke dari National Institutes of Health, Amerika Serikat, sejumlah obat bisa mengurangi gejala parkinson secara dramatis. Umumnya penderita diberi levodopa dikombinasikan dengan carbidopa. Carbidopa menunda konversi levodopa menjadi dopamin sampai obat itu mencapai otak.

Pada beberapa kasus, operasi menjadi solusi jika penderita tidak merespons obat dengan baik. Selain itu, suatu terapi yang disebut stimulasi otak dalam (deep brain stimulation/DBS) kini telah diizinkan oleh otoritas pengawas obat dan makanan AS (FDA). Pada terapi ini, sejumlah elektroda ditanam dalam otak dan dihubungkan dengan sebuah alat elektris kecil yang disebut generator nadi yang bisa diprogram dari luar. DBS dapat mengurangi kebutuhan levodopa dan obat-obat lain.(B05)

Sumber: Kompas Siang | 18 Maret 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB