Pari Tutul Kecil Bukti Kekayaan Indonesia

- Editor

Minggu, 6 April 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia secara resmi mengumumkan penemuan spesies baru ikan pari tutul kecil (Himantura tutul). Temuan itu kian membuktikan perairan Indonesia yang menjadi penyusun utama segitiga terumbu karang dunia menyimpan biodiversitas tinggi yang belum dieksplorasi maksimal.

Pari tutul kecil ini ditemukan di Laut Jawa, selatan Jawa, Selat Sunda, dan utara Bali. ”Di perairan segitiga terumbu karang di antara Samudra Hindia dan Pasifik itu banyak ditemukan spesies baru. Peneliti asing sangat tertarik meneliti di sana,” ungkap Irma Shita Arlyza, peneliti biomolekuler Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI, Kamis (3/4), di Jakarta. Tahun 2013, ia menemukan ikan pari tutul kecil melalui kajian molekuler.

246356_ikan-pari-tutul-kecil--himantura-tutul-_663_382Sebelumnya, pari tutul yang oleh nelayan dikenal sebagai pari macan (bertotol mirip macan tutul) hanya terdiri spesies H leopard, H uarnak, dan H undulate.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pari tutul kecil secara fisik mirip pari macan. Saat mengkaji melalui taksonomi konvensional, tak ada solusi. Baru ketika mengkajinya dengan pendekatan taksonomi molekuler, ia menemukan perbedaan. Analisis genetika dilakukan di LIPI dan Perancis akibat keterbatasan alat.

”Ini baru pertama dilakukan secara internasional,” kata dia. Kajian itu dimuat di jurnal Comptes Rendus Biologies (Juli 2013) yang dikerjakan Irma bersama Philippe Borsa dan Jean Dominique Durand (Institut de Reserche pour le D???èveloppement, Perancis) serta Patrick Berrebi (Institut des Sciences de l’ èvolution ?á Montpellier, Perancis), Kang- Ning Shen (National Taiwan Ocean University), dan Dedy D Solihin (Institut Pertanian Bogor).

Endang Sukara, peneliti senior, mantan Deputi Ilmu Hayati LIPI, mengatakan, temuan spesies baru itu membuktikan Indonesia sangat kaya keanekaragaman hayati. Ini seharusnya menyadarkan negara untuk melindungi ekosistem dan meningkatkan penelitian terhadap manfaat spesies bagi kehidupan manusia.

Pari yang dapat tumbuh hingga 1,5 meter itu adalah makanan favorit di Perancis dan Jepang. Bagi masyarakat pesisir Jawa Tengah, daging pari merupakan bahan utama pembuatan mangut atau ikan asap. Kulitnya bisa untuk aneka perhiasan.

”Jangan sampai ini punah dan belum diketahui manfaatnya,” kata dia. Contohnya, kerusakan ekosistem Ciliwung yang menunjukkan lebih dari 90 persen spesies asli punah karena pencemaran perairan. (ICH)

Oleh: ich

Sumber: Kompas, 5 April 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 15 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB