Habitat Macan Tutul Jawa Kian Terdesak

- Editor

Rabu, 25 Juni 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Habitat macan tutul jawa (Panthera pardus melas) di wilayah hutan Jawa Tengah semakin sempit. Setahun terakhir, empat macan tutul keluar dari habitat aslinya ke permukiman warga.

Terakhir, Selasa lalu, seekor macan tutul terperangkap di kandang ayam milik warga Desa Kuta Agung, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap. ”Dengan kejadian itu, sudah empat kali macan tutul jawa keluar dari habitatnya. Kejadian ini dua kali terjadi di Dayeuhluhur. Yang lain di Karanganyar dan Jepara,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah Chrystanto, Rabu (18/6).

Macan yang keluar dari habitatnya kebanyakan masih berusia remaja. Itu diduga kuat karena macan remaja kalah bersaing dengan macan dewasa dalam hal teritori dan kesediaan pakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Saat ini, kata Chrystanto, sebagian besar macan tutul hidup di luar daerah konservasi. Dari catatan BKSDA, populasi macan tutul di Jateng bagian selatan, termasuk Pulau Nusakambangan, masih cukup banyak. Dari pantauan kamera jebak, di Pulau Nusakambangan saja masih ada sekitar 18 macan tutul yang hidup di luar kawasan cagar alam.

Menurut dia, macan tutul yang terjebak di Dayeuhluhur itu hidup di kawasan hutan Perhutani yang berbatasan dengan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Oleh karena itu, BKSDA akan menyurati pihak Perhutani agar berhati-hati dalam melakukan penebangan kayu.

Executive Officer Harimau
Kita Hariyawan Wahyudi mengingatkan masyarakat sekitar hutan agar tak memburu satwa di hutan. Sebab, itu dapat memutus rantai makanan macan tutul yang membuatnya terus terdesak dan mencari wilayah baru.

Di Solo, Jateng, perdagangan satwa yang dilindungi masih ditemukan. Pasar burung berpotensi menjadi salah satu pintu perdagangan ilegal itu.

Kemarin BKSDA Jateng Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Solo mengamankan empat merak hijau dan dua lutung jawa dari pemiliknya di Sukoharjo dan Klaten.

”Lutung itu dibeli di Pasar Burung Depok, Solo, sekitar dua tahun lalu,” ujar Kepala SKW I Solo BKSDA Jateng Johan Setiawan. (GRE/RWN)

Sumber: Kompas, 20 Juni 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB