Pakar Teknologi Membran Raih Habibie Technology Award

- Editor

Kamis, 22 Agustus 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pakar teknologi membran dari Institut Teknologi Bandung (ITB), I Gede Wenten, meraih BJ Habibie Technology Awards, penghargaan yang diberikan kepada ilmuwan Indonesia yang tak cuma berinovasi, tetapi juga mampu menggerakkan industri lewat inovasinya.

Wenten, demikian biasa disapa, meraih penghargaan pada Rabu (21/8/2013). Penghargaan diberikan bertepatan dengan ulang tahun Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Penyelenggaraan BJ Habibie Technology Awards kali ini merupakan yang keenam.

Peran Wenten sendiri adalah menciptakan membran selektif yang bisa diaplikasikan untuk berbagai macam kebutuhan, seperti penyaringan gas, penyaringan air minum dengan berbagai sumber air, dan untuk memperoleh minyak murni.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Teknologi membran hasil inovasi Wenten telah diaplikasikan dalam beragam alat yang sudah diproduksi massal. Salah satu alatnya adalah pompa tangan bernama IGW Emergency Pump yang mampu memisahkan air dari kekeruhan, bakteri, sedimen, alga, dan spora.

Pompa dengan teknologi inovasi Wenten cukup praktis dan bisa digunakan dalam kondisi apa pun. Membran penyaring pada pompa itu sangat halus. Wenten merupakan satu-satunya ilmuwan di Asia Tenggara yang mengembangkan teknologi ini.

Membran inovasi Wenten saat ini juga diaplikasikan dalam pemurnian minyak kelapa sawit, virgin coconut oil, serta penyaringan air bebas pirogen dalam dunia medis. Membran tersebut juga berpotensi untuk mendukung cuci darah.

Presiden ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie, yang turut hadir dalam acara penghargaan mengatakan bahwa Wenten adalah sosok ilmuwan yang punya peran besar bagi Indonesia. Indonesia perlu lebih banyak orang seperti Wenten agar bisa lebih maju.

Wenten mengatakan, inovasi yang mampu menjawab permasalahan bangsa dan dunia secara global dibutuhkan. Kunci dalam berinovasi adalah penguasaan dasar-dasar keilmuan dan kemampuan menangkap potensinya untuk diaplikasikan.

“Berinovasi tidak sekadar euforia. Orang lain berinovasi lalu kita juga ikut berinovasi. Untuk bisa membuat inovasi, kita harus menguasai dasarnya dan melihat kebutuhan,” kata Wenten. Wenten saat ini terdaftar sebagai pemilik 15 hak paten sejak tahun 1993-2013.

Editor : Yunanto Wiji Utomo

Penulis :Yunanto Wiji Utomo
Sumber: Kompas, Kamis, 22 Agustus 2013 | 12:37 WIB

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB