Eniya Listiani Dewi Raih BJ Habibie Award 2018

- Editor

Rabu, 11 Juli 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pakar sel bahan bakar atau fuel cell dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Eniya Listiani Dewi (44), menerima Bacharuddin Jusuf Habibie Award 2018. Penghargaan itu diberikan atas prestasinya mengembangkan teknologi sel bahan bakar sejak 2004 hingga menghasilkan 3 paten, 2 hak merek, dan 200 makalah internasional dan nasional.

Kepala BPPT Unggul Priyanto mengemukakan ini dalam acara penyerahan BJ Habibie Technology Award 2018 di Auditorium Gedung 2 BPPT Jakarta, Selasa (10/7/2018). Acara itu dihadiri presiden ketiga RI, BJ Habibie.

Eniya jadi perempuan pertama penerima penghargaan ini dan termuda dari 10 penerima sebelumnya. Eniya yang kini menjabat Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material berhasil mengembangkan teknologi fuel cell dengan metode transfer elektron, memakai bahan baku lokal dan dipasang pada motor serta daya cadangan bagi berbagai alat. ”Produksi gas hidrogen dari biomassa dengan bahan baku limbah kelapa sawit,” kata Unggul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Prof Dr Eng Eniya Listiani Dewi bersama Kepala BPPT Dr Unggul Priyanto memasang papan nama memorabilia BJ Habibie Technology Award di wall of fame, Selasa (10/7/2018). Eniya penerima anugerah BJHTA ke 11. Penganugerahan tahunan yang diadakan BPPT ini dimulai tahun 2008.–KOMPAS/YUNI IKAWATI

Inovasi fuel cell yang dihasilkannya memiliki keunggulan, antara lain, bisa untuk katalis pada baterai, efisiensi energi 65 persen, sebagai server cadangan tak beremisi, dan mudah dirawat. Gas biohidrogen dari limbah biomassa adalah energi terbarukan, bisa dipakai untuk menaikkan efisiensi pembakaran, serta memakai metode hidrogen hijau.

Alat peraga iptek
Selain sel bahan bakar untuk otomotif-pembangkit daya, Eniya juga menciptakan alat peraga ilmu pengetahuan dan teknologi yang disebut edukasi kit Omaf® —peralatan fuel cell berbahan bakar cairan langsung memakai komponen lokal, membran ataupun katalis.

Alat mini ini memberi pemahaman pada siswa tentang perubahan bahan bakar metanol jadi listrik. Pelajar bisa memakai kit itu dan mudah membongkar pasang kit, serta dengan menambahkan metanol 5 persen (air 95 persen), listrik dihasilkan untuk memutar kipas.

Prof Dr Eng Eniya Listiani Dewi medali BJ Habibie Technology Award 2018 yang dikalungkan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Dr Unggul Priyanto, Selasa (10/7/2018)–KOMPAS/YUNI IKAWATI

Di BPPT, ibu dari tiga anak ini menjadi peneliti utama bergelar Profesor Riset Teknologi Proses Elektrokimia. Eniya yang lulusan S-1 hingga S-3 di Universitas Waseda, Jepang, juga jadi Komisaris Utama PT Garam sejak 2017.

Berbagai penghargaan telah diraihnya, antara lain Patent Innovation (Inovasi HKI) Award (2nd) 2010, PII-Engineering Award, Indonesia Young Best Scientist Award XII (Peneliti Muda Terbaik Indonesia Bidang Teknik? dan Rekayasa) 2004, Asia Excellence Award dan 2009, dan ASEAN Outstanding Engineering Achievement Award (1st) 2006.

Eniya juga menjadi Ketua Umum Himpunan Polimer Indonesia 2017-2020, pendiri dan President Association of Fuel Cell and Hydrogen Energy, dan menjabat sebagai Dewan Direksi Asosiasi Energi Hidrogen Internasional.

Meski mengemban jabatan struktural dan organisasi, Eniya masih sempat melaksanakan riset material untuk energi baru hidrogen diantaranya adalah material polimer dan katalis untuk oksigen baterai, fuel cell, produksi biohodrogen dan elektrolisa.

Ia bercita-cita menciptakan Hydrogen City, di mana semua sumber daya energinya untuk kelistrikan dan transportasi berasal dari energi hidrogen. Riset yang dilaksanakan bersama timnya antara lain nano-material polimer elektrolit, nano-katalis pereduksi oksigen, pengembangan teknologi manufaktur fuel cell, dan pengembangan produksi hidrogen.–YUNI IKAWATI

Sumber: Kompas, 11 Juli 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Haroun Tazieff: Sang Legenda Vulkanologi yang Mengubah Cara Kita Memahami Gunung Berapi
BJ Habibie dan Teori Retakan: Warisan Sains Indonesia yang Menggetarkan Dunia Dirgantara
Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Jumat, 13 Juni 2025 - 11:05 WIB

Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer

Jumat, 13 Juni 2025 - 08:07 WIB

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Rabu, 11 Juni 2025 - 20:47 WIB

Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan

Berita Terbaru

Artikel

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Jumat, 13 Jun 2025 - 08:07 WIB