Mengenal Charles Richter yang Namanya Jadi Ukuran Kekuatan Gempa

- Editor

Senin, 6 Agustus 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Skala Richter (SR) selalu disematkan setiap terjadi gempa bumi. Siapakah Richter?

Richter memiliki nama lengkap Charles Francis Richter. Dia merupakan fisikawan asal Amerika Serikat (AS).

Charles Richter lahir pada 26 April 1900 di Ohio, Amerika Serikat. Dia kemudian pindah ke California untuk tinggal bersama kakeknya setelah kedua orang tuanya bercerai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dikutip dari situs Pennsylvania State University, merampungkan studi sarjana fisika di Stanford University pada tahun 1920. Dia meraih gelar PhD dalam teori fisika di California Institute of Technology (Cal Tech) pada tahun 1928. Dari Cal Tech itulah dia mulai tertarik dengan seismologi.

Charles Francis Richter pada tahun 1970. Foto: Caltech photograph via Wikimedia Commons

Setelah lulus dari Cal Tech, Richter bekerja di laboratorium seismologi di Pasadena, California. Akhirnya dia menemukan metode pengukuran kekuatan gempa pada tahun 1930-an bersama dengan partnernya, Gutenberg, yang kemudian disebut dengan Skala Richter.

Richter meninggal dunia pada usia 85 di tahun 1985. Hingga akhir hayatnya, dia terus mendalami tentang seismologi.

Richter sendiri memilih menggunakan kata ‘magnitude’ untuk menyebutkan kekuatan gempa. Namun hingga kini kita lebih sering menggunakan istilah Skala Richter.

Sebelum ada Skala Richter, gempa diukur berdasarkan Skala Mercalli yang ditemukan pada tahun 1902 oleh geolog dari Italia, Giuseppe Mercalli. Skala Mercalli mengukur gempa berdasarkan dampaknya dan seberapa besar dirasakan oleh masyarakat. Skala Mercalli kemudian dimodifikasi pada tahun 1931.–Bagus Prihantoro Nugroho –

Sumber: detikNews, Senin 06 Agustus 2018,

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Berita ini 31 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB