Media Sosial; Tentang Presiden dan Rakyatnya yang Sedang Kecewa

- Editor

Minggu, 28 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

”Sebagai Presiden, saya berat untuk tandatangani UU (Pilkada) ini karena merebut hak rakyat dan berpotensi konflik dengan produk hukum lain, spt UU Pemda. *SBY*”, begitu kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui akun Twitter @SBYudhoyono saat sedang melawat ke Amerika Serikat.

Janji SBY untuk tidak menandatangani UU ini ternyata ditanggapi berbeda oleh publik. ”Sudahlah Pak. Enggak mempan” kata akun @alexandermatius. ”Cukup dramanya Pak, mual!” kata akun @rievy_ipy. Akun lain juga memberikan tanggapan senada, bahkan banyak yang di luar batas.

Apa pun yang disampaikan SBY melalui Twitter selalu mendapat cibiran tiada tara dengan terus mengumandangkan tagar #ShameOnYouSBY. Tagar atau hashtag ini dua hari berturutturut memuncaki trending topic Indonesia bahkan dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Energi untuk memprotes SBY seolah mengalir tanpa henti. Dalam catatan Kompas, inilah serangan terburuk dan terlama di media sosial kepada SBY. SBY pernah mendapatkan serangan serupa dengan tagar #PresidenKeMana pada kasus penyelematan Komisi Pemberantasan Korupsi, Oktober 2012.

435e9c0f9bd94ad59f8d7efe15607091Bedanya, pada #PresidenKeMana, SBY mampu menyelesaikannya dengan baik dan masyarakat langsung percaya. Kini, #ShameOnYouSBY benar-benar membuat posisi SBY sulit bertindak karena tensi kemarahan publik sampai puncaknya.

Di Twitter, saat Kompas menganalisis pada Sabtu malam, hanya dibutuhkan waktu satu menit untuk menyebarkan 500 percakapan dengan tagar #ShameOnYouSBY. Hal yang mengejutkan, dalam pengecekan Kompas dari sampel 500 percakapan, tak ada tagar yang dikendalikan oleh robot.

Percakapan yang terjadi di media sosial benar-benar natural ekspresi netizen. Kebanyakan mereka adalah pengguna smartphone (391 pengguna dari 500 sampel) dan sisanya 109 pengguna komputer. Pada hari kedua, percakapan dominan sudah tak lagi dikuasai akun-akun berpengaruh dengan jumlah follower banyak, tetapi sudah merata menjadi gunjingan.

Yoga Aditrisna dengan akun @yogaadh mencoba mengulas tagar #ShameYouOnSBY dari berbagai perspektif, mulai dari politik, antropologi, filsafat, dan masih banyak lagi.

”Di ilmu sastra, #ShameOnYouSBY memiliki diksi yang lebih luas daripada makna denotatifnya. Ketika jutaan orang menuliskannya, syair menjadi syiar. Di ilmu antropologi, #ShameOnYouSBY adalah ekspresi budaya yang timbul dari kemajuan teknologi informasi dan kemunduran demokrasi dari Pemerintah Indonesia sekarang,” kata Yoga.

Analis media sosial yang juga Direktur PoliticaWave,Yose Rizal mengatakan, pada hari pertama, tagar #ShameOnYouSBY mencapai 100.000 kali percakapan, sementara pada hari kedua mencapai 200.000 percakapan. Tagar tersebut, kata Yose, dimotori sejumlah tokoh dari berbagai kalangan seperti dari dunia hiburan, penulis, motivator, dan tokoh politik, antara lain, @jokoanwar, @deelestari, @glenfredly, @pandji, @renecc, @zuhairimisrawi, dan @fadjroel.

Tahukah Anda
Netizen juga menggunakan tagar #RIPDemokrasi yang sempat melejit pada hari pertama sebelum kemudian terkejar oleh @ShameOnYouSBY. Selain itu, kicauan dari akun Twitter Wali Kota Bandung @ridwankamil yang berisi ”Tahukah anda, dgn pilkada tdk langsung ini, nasib seluruh calon pemimpin2 di daerah praktisnya akan diatur oleh elit2 di Jakarta” mendapat 3.836 retweet dan 208 favorite.

Menurut Yose, analisis mesin PoliticaWave dari percakapan di berbagai kanal sosial media menemukan bahwa kurang dari 1 persen atau hanya 0,5 persen yang menyatakan setuju dengan hasil pengesahan UU Pilkada. ”Itu pun kebanyakan datang dari akun-akun partai koalisi seperti PKS dan simpatisannya,” kata Yose.

Sebanyak 99,5 persen netizen menyatakan tidak setuju atas UU Pilkada, terutama mengenai pilkada melalui DPRD. Karena itu, kemarahan rakyat yang spontan bisa dimaklumi. Hasilnya, kurang dari 48 jam, sejak 25 September 2014 menjelang rapat pembahasan hingga 26 September, telah terjadi percakapan dalam jumlah yang sangat besar, yakni 279.619 percakapan yang dihasilkan oleh 89.478 akun.

Jelang tengah malam kemarin, #ShameOnYouSBY hilang dari daftar trending topic di Twitter. Sambil menunggu SBY kembali ke Tanah Air, bersama Abdee Negara ”Slank” mari kita bertanya, #WhereAreYouMrPresident? (Amir Sodikin)

Sumber: Kompas, 28 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:43 WIB

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Anak-anak Sinar

Selasa, 15 Jul 2025 - 08:30 WIB

Fiksi Ilmiah

Kapal yang Ditelan Kuda Laut

Senin, 14 Jul 2025 - 15:17 WIB

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB