Media Digital Ancam Industri Penerbitan

- Editor

Rabu, 17 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perkembangan teknologi informasi mengancam perlindungan hak cipta terhadap industri penerbitan dan percetakan di Indonesia. Hal itu diperparah dengan belum adanya regulasi untuk melindungi penerbit dan pengarang.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengungkapkan, pertumbuhan teknologi yang pesat dalam lima tahun terakhir menghambat laju pertumbuhan industri penerbitan dan percetakan. Menurut Mari, kehadiran buku elektronik (e-book) ilegal di dunia maya memengaruhi minat pengarang untuk berkarya.

”Kita harus mencari cara untuk melindungi penerbit dan pengarang dalam penyebaran e-book. Kehadiran undang-undang pun takkan mampu menyaingi pertumbuhan teknologi informasi yang pesat,” papar Mari dalam seminar internasional bertema ”Legal and Financial Consequences of Copyright and Reproduction Rights Protection in the Digital Era”, di Jakarta, Selasa (16/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dia mengharapkan, sektor penerbitan dan percetakan menemukan model bisnis baru, yang mampu memadukan produk fisik dengan produk digital. Pencarian model bisnis baru itu, menurut dia, akan memengaruhi dinamika kehidupan kreativitas di Tanah Air.

”Pengarang dan penerbit tidak hanya bergantung dari penjualan produk fisik, tetapi mereka juga memanfaatkan internet sebagai media pemasaran dan penjualan,” tutur Mari.

Direktur Eksekutif Pusat Perizinan Hak Cipta Amerika Serikat (Copyright Clearance Center) Michael Healy mengatakan, Pemerintah Indonesia harus mendukung sektor industri untuk mengeluarkan produk digital. Bentuk dukungan itu antara lain mengeluarkan sistem pengawasan untuk mengawasi peredaran produk dan transaksi serta meningkatkan kesadaran hak cipta masyarakat dengan berbagai kampanye di media massa.
Iuran royalti

Untuk menjaga hak cipta pengarang, Indonesia bisa mencontoh Singapura yang memberlakukan iuran per tahun bagi semua siswa di berbagai jenjang pendidikan. Besaran iuran itu mulai dari 2 sen dollar Singapura hingga 13 dollar Singapura. Biaya itu digunakan untuk membayar royalti kepada pengarang.

”Sebagai bentuk penghormatan kami atas hak kekayaan intelektual pengarang, kami mengharamkan siswa menyalin materi buku tanpa izin,” ungkap Paul Wee, Chief Executive Officer Badan Administrasi dan Lisensi Hak Cipta Singapura (The Copyright Licensing and Administration Society of Singapore).

Namun, menurut Kepala Subdirektorat Luar Negeri Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Andrieansjah, untuk mengadopsi sistem itu, Indonesia harus memperbaiki budaya masyarakat yang telah kecanduan menyalin buku.

”Tidak hanya sistem yang disediakan, kita juga harus mengubah budaya masyarakat. Butuh usaha keras dan waktu yang lama untuk mewujudkan itu,” kata Andrieansjah. (A07)

Sumber: Kompas, 17 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 2 Oktober 2025 - 16:30 WIB

Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB